Mohon tunggu...
Nindya Chitra
Nindya Chitra Mohon Tunggu... Novelis - Pengarang dan Editor Paruh Waktu

Hubungi saya di Instagram atau Twitter @chitradyaries

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Tip dan Cara Kreatif Membiasakan Menulis

11 September 2019   18:38 Diperbarui: 11 September 2019   19:13 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: https://www.manyagroup.com

Kerjakandengan senang hati

Kita pasti punya hobi. Kalau menulis ini jadi salah satu hobimu, perlakukan dia sebagaimana hobi lainnya. Hobi itu bisa menyegarkan pikiran. Hobi itu memperbaiki suasana hati. Seperti misalkan pebulutangkis. Mustahil mereka bisa sukses, tekun berlatih kalau tidak hobi main bulu tangkis. Mereka yang terus termotivasi adalah mereka yang melakukan pekerjaan dengan senang hati. Beruntung adalah, ketika kamu melakukan hobi dan ada yang mau membayarmu untuk itu. Kerjakan dengan senang hati, uang akan mengikuti.


Jangan menganggap menulis sebagai sebuah seni, anggaplah suatu pekerjaan

Banyak pemula yang fokus pada pembangunan diksi yang indah, kalimat yang bernalar, ide yang mengesankan, sampai-sampai dia lupa bahwa hal terbaik dari apa pun aktivitas adalah tetap melakukannya secara konsisten dan berkesinambungan. Kita tidak akan lancar naik sepeda kalau terus-terusan berpikir bagaimana cara mengayuh dengan indah. Kita akan lancar naik sepeda, kalau rajin mengayuh dan bereksperimen. Banyak penulis-penulis jenius yang berakhir bunuh diri karena mereka merasa tidak bisa menulis lagi. Temukan hobi selain menulis, geluti, kamu bisa lari sejenak kalau merasa jenuh ke hobi lain itu. Kalau kamu memang dilahirkan untuk menulis, sejauh apa pun kamu pergi, hatimu pasti memanggil lagi untuk menuangkan kisah. Atau … dunia yang akan memberikanmu sesuatu untuk dituliskan.

 


Libatkan dunia nyata dalam tulisanmu

Pada dasarnya, ide sefantasi apa pun, berasal dari dunia nyata. Perasaan-perasaannya, manusia-manusianya, sifat-sifanya—pada dasarnya berasal dari hidup nyata itu sendiri. Apa menurutmu, Harry Potter akan selaris itu kalau JK Rowling tidak mengalami kepahitan hidup? Apakah akan jadi sama sebagus itu? Kita tidak pernah tahu. Tapi … penulis yang baik, akan pandai membaca dirinya dan keadaan sekitarnya. Dan dari sana, tergeraklah pikiran, baru kemudian kertas-kertas kosong di depanmu bisa terisi. Kita tidak akan pernah menulis, kalau tidak tahu apa yang ingin kita tuliskan. Kamu harus punya gagasan, walaupun belum tahu satu pun kalimat untuk menuangkannya. 


Petik manfaat yang bisa langsung kamu rasakan

Sebagian manusia mudah bosan. Sebagian lagi hanya ingin melakukan sesuatu kalau manfaatnya ada. Entah itu uang, nama, atau sekadar senyum. Mungkin, sebagian lain bisa bertahan, dengan alasan menyenangkan diri sendiri. Tapi, kalau kamu sudah dewasa dan punya banyak tuntutan, hadirkan manfaat nyata dalam aktivitas menulismu. Coba posting tulisan di media sosialmu, tunjukkan ke teman dekatmu, atau beri hadiah puisi ke orang yang sedang bahagia atau sedih. Inti dari menulis adalah berbagi. Menyembuhkan diri sendiri memang sudah pasti. Tapi menurutku, semua orang pasti ingin menulis untuk dibaca orang lain. Jadi, libatkan orang lain untuk apresiasi. Dan jangan mudah berkecil hati!

 

Bawa buku catatan ke mana-mana!

Aku melakukan ini untuk mengikat kata-kata, entah itu dialog, kutipan, atau sesuatu yang menarik minatku. Kata-kata acak yang kelihatannya tidak berguna ini, sering aku manfaatkan kalau sedang buntu dengan tulisan. Ketika aku tidak tahu lagi mau menulis apa, aku akan ambil kalimat yang menarik dari buku ini (aku menyebutnya bank tulisan) dan menjadikannya kalimat pertama. Seringnya, hasilnya justru akan memuaskan, walaupun sebelumnya sempat buntu. Karena, dari sesuatu yang menarik minat kita, pasti ada gagasan. Dan karena aku menyukainya, aku jadi menulis dengan lebih santai.

 

Manfaatkan ponselmu!

Ini sama manfaatnya dengan catatan di atas. Banyak aplikasi yang bisa digunakan. Kalau aku pakai note bawaan HP karena lebih praktis. Kalau lagi malas buka buku, aku akan mencatat di HP. Sama, isinya kalimat acak yang isinya pikiran-pikiran selintas yang buatku sangat berharga.

 

Jangan malu mengaku sebagai penulis biarpun belum punya nama

Ini yang sering terjadi. Karena belum tenar, malas update di media sosial. Alasannya malu. Padahal, coba kamu tanya ke para penerbit, mereka selalu lebih suka penulis yang sudah punya branding name. Sudah punya identitas. Jadi, jangan malu. Cobalah lebih bebas mengekspresikan diri. Tidak harus lebay dan sering pasang foto. Promosikan karyamu, itu sudah lebih dari cukup.

 

Agar terus termotivasi, kenali nama-nama besar dari bidangmu!

Ini salah satu dari pentingnya membaca. Luaskan pergaulan. Kalau mau jadi bagus, belajarlah dari orang-orang yang memang berbakat di bidangnya.

 

Konsisten dan miliki massa pembaca

Ada penulis yang sebenarnya biasa saja. Tapi karena dia konsisten, dia punya massa pembaca dan tulisannya selalu dinantikan. Ada juga penulis yang merencanakan karya lebih matang, pada akhirnya terbit juga, dinantikan pembacanya juga karena tulisannya memang bagus. Nah, kamu pilih yang mana? Perbedaannya hanya soal waktu. Tapi dua-duanya sama-sama konsisten. Itu yang penting.

 

Jangan mengejar kesempurnaan, tapi juga jangan malas belajar

Nah, tidak ada orang yang sempurna. Begitu juga penulis. Yang kita kejar, bukan untuk menjadi sempurna, tapi untuk menjadi versi diri kita yang terbaik. Jadi, jangan merasa minder. Buatlah dunia menerima pemikiran kamu.

 

Fokuslah pada apa yang kamu miliki!

Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau. Kalau terus-terusan melirik, rumput sendiri jadi lupa disirami.

 

Tidak ada ide yang orisinal, tapi akan selalu ada gagasan yang hanya bisa diberikan oleh kamu. Jangan takut bersuara. Jangan takut salah. Kamu baru akan belajar kalau benar-benar mengalaminya sendiri.


Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun