Mohon tunggu...
chitania sari
chitania sari Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

suka nulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pers Harusnya Mendamaikan, Bukan Memperkeruh

5 Februari 2020   03:00 Diperbarui: 5 Februari 2020   03:05 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa minggu terakhir ini kita membaca soal ancaman virus korona yang telah memakan korban ratusan orang di China. Virus ini amat menakutkan karena cepat menular dan sudah ribuan orang dinyatakan terinfeksi dan belasan ribu orang lain dinyatakan menunjukkan gejala sakit.

Virus ini juga mengancam sekitar 20 lebih negara lainnya. Di negara seperti Amerika Serikat (AS), HongKong, Macau, Singapura, Malaysia dll sudah didapati penderita penyakit ini. Di Filipina malah ada penderita yang meninggal karena penyakit ini. Ini adalah penderita pertama yang meninggal di luar China.

Banyak berita dan visual yang beredar di masyarakat, baik lewat media sosial maupun grup-grup wa. Visual itu ada yang wajar karena secara riel menunjukkan keadaan China dan penderitanya. Tapi ada yang terasa berlebihan dan mengada-ada.

Banyak visual yang menunjukkan keadaan rumah sakit yang penuh pasien, tempat tidur yang kadang harus dikeluarkan karena penderita hanya harus sendiri dalam satu ruangan. Ada juga visual petugas medis dan paramedic yang tidur sembarangan di lorong-lorong rumah sakit karena kelelahan. 

Lalu calon penderita yang terlantar atau antre berjubel karena seuruh rumah sakit penuh. Ada juga visual lucu yang menunjukkan banyak orang memasukkan kepalanya pada gallon air karena kehabisan masker dan lain sebagainya.

Visual-visual ini ada yang membuat orang terharu, ada yang membuat trenyuh, sekaligus ada yang membuat jengkel karena nyata dibuat-buat dengan tujuan tertentu seperti membuat lelucon yang tidak lucu. Tapi visual-visual yang terlihat di luar akal sehat itu terus menerus disebar oleh orang yang kurang bertanggungjawab.

Dalam keadaan demikian sudah seharusnya media massa dalam hal ini media mainstream (pers) mengambil peranan sebagai penenang atau pendamai bagi perasaan jutaan orang yang mungkin melihat tayangan itu. Tayangan riel memang penting, tapi harapannya bukan tayangan yang memperkeruh suasana seperti membuat banyak orang resah bahkan tidak bisa melakukan hal lain kecuali memikirkan itu.

Ini nyata bagi orang-orang yang punya keluarga yang berada di kota Wuhan, tempat asal virus Corona. Bayangkan saja seorang ibu akan resah dan bahkan tidak bisa bekerja dengan baik karena anaknya ada yang berkuliah di sana. Begitu juga ayahnya dan saudara-saudara mahasiswa itu karena mengkhawatirkan nyawa saudaranya.

Pers seharusnya memberikan gambaran obyektif atas keadaan di sana dan bukan subyektif dengan tujuan menghasilkan efek drama yang akhirnya mengejar rating, mengklik beritanya atau membeli korannya. Karena dampaknya bisa jauh lebih besar yaitu orang menjadi resah dan tidak fokus pada kewajiban-kewajibannya.  Pers seharusnya bisa memberikan ketenangan bukan memperkeruh suasana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun