Mohon tunggu...
chitania sari
chitania sari Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

suka nulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tinggalkan Sikap Diskriminatif

24 Juli 2018   12:54 Diperbarui: 24 Juli 2018   13:29 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika membaca sejarah, pada saat kemerdekaan Indonesia  beerapa kali tercetus adalah siapa diantara mereka yang berkulit putih. Jika ada, artinya lawan karena saat itu penjajah Indonesia adalah Belanda dan Jepang yang berkulit puth dan kuning.

Banyak orang lupa bahwa kemerdekaan Indonesia diraih tidak lepas dari dukungan orang-orang kulit putih atau semi putih (kuning = cina atau jepang). Tapi sejak awal kita seperti diajari untuk memusuhi orang kulit putih atau kuning. Alasannya mungkin karena masa lalu atau karena dikesankan yang berbeda itu hina.

Kita tahu Indonesia dibangun dari berbagai perbedaan;  suku bangsa, berbagai bahasa daerah, berbagai agama dan keyakinan. Perbedaan itu memperkuat dan menyakini bagi rakyat yang ingin mewujudkan negara Indonesia. Mereka yang berbeda-beda itu berjuang bersama-sama dan akhirnya Indonesia merdeka dan bukan dari hasil pemberian penjajah.

Permusuhan, diskriminasi dan hal-hal yang berbau kebencian seringkali berakar dari perbedaan. Jangankan berbeda agama, pada jaman ini orang yang  berbeda pendapat juga dimusuhi. Seakan berbeda pendapat adalah satu kesalahan elementer dan tidak bisa  diperbaiki lagi.

Apalagi jika berbeda warna kulit dan berbeda agama permusuhannya akan lebih dalam dan lebar. Berbagai alasan akan mereka tunjukkan untuk memperlebar perbedaan itu termasuk menunjukkan ayat-ayat yang tertera di masing-masing agama.

Warna kulit dan kasta juga begitu. Personal yang punya kulit lebih pucat kadang menganggap rendah kulit berwarna. Sampai sampai mereka harus duduk di area yang berbeda. Ini bener-benar terjadi di salah satu kedai kopi bertaraf internasional di kota Philadelphia Amerika Serikat. AS memang sudah merdeka selama ratusan tahun tetapi mereka punya sejarah soal diskriminasi yang cukup panjang dan pahit bagi kulit hitam.

Begitu juga kasta. Sering juga kita lihat orang berkasta yang terlalu diagungkan padahal kontribusinya sangat minim unuk masyarakat. Sebaliknya orang yang dianggap berkasta rendah malah punya kontribusi yang cukup bear bagai kemajuan masyarakat sekitar.

Karena itu mungkin kita bisa melihatnya dengan hati nurani dan yang paling dekat dengan hati nurani adalah agama. Agama (apapun) sebenarnya punya spirit tentang kedamaian dan persatuan. Agama itu mendamaikan sekaligus mempersatukan. Agamatidak mencerai beraikan dan seharusnya tidak menyuut amarah dan tidak mengajak permusuhan. Agama selalu mengajarkan bahwa semua orang adalah sama dan bernilai di mata ALLAH .

Karena itu , hal-hal yang terkait dengan permusuhan , perlawanan , kekerasan dan diskriminasi seharusnya ditinggalkan. Sekali lagi agama mengajarkan saling menyanyangi kedamaian dan persatuan. Maka tinggalkan sikap-sikap bernilai diskriminatif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun