Mohon tunggu...
Chistofel Sanu
Chistofel Sanu Mohon Tunggu... Konsultan - Indonesia Legal and Regulation Consultant On Oil and Gas Industry

Cogito Ergo Sum II Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin II https://www.kompasiana.com/chistofelssanu5218

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Musuh Terbesar Putin Bukan Zelensky, tetapi Kebebasan

18 Juni 2022   22:14 Diperbarui: 18 Juni 2022   22:19 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Carl Court/Getty Images; Setor Foto

Orang-orang Ukraina bertempur dengan sangat ganas karena mereka tidak hanya berjuang untuk kedaulatan tetapi untuk negara yang mereka yakini.

Dalam pertempuran di Ukraina, kita telah mendengar banyak tentang kedaulatan. Presiden Rusia Vladimir Putin,menginvasi Ukraina, untuk menghentikan apa yang dilihatnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Rusia atas NATO dan Barat, sementara Ukraina berjuang mati-matian untuk menjaga kedaulatannya tetap utuh.

Tetapi tidak semua kedaulatan diciptakan sama. Rusia adalah negara berdaulat, tetapi juga kediktatoran brutal yang menyebarkan kebohongan dan memenjarakan para pembangkang. Ukraina juga merupakan negara berdaulat, tetapi ini adalah negara demokrasi yang baru muncul yang putus asa dan ingin lebih dekat ke Eropa dan menjadi lebih Barat.

Itulah yang benar-benar mengancam Putin bukan geografi melainkan nilai. Ukraina telah pergi ke arah lain dari Ibu pertiwi Rusia. Alih-alih melihat ke Timur, malah memilih ke Barat. Bagi orang Ukraina, dibandingkan dengan kesengsaraan yang menindas di Rusia, nilai-nilai Eropa dan Barat adalah sepotong surga.

Ukraina telah pergi ke arah lain dari Ibu Rusia. Alih-alih melihat ke Timur, malah memilih ke Barat.

Orang-orang Ukraina bertempur dengan sangat ganas karena mereka tidak hanya berjuang untuk kedaulatan tetapi untuk negara merdeka yang mereka yakini.

Ada kesalahpahaman bahwa demokrasi tidak menciptakan pejuang yang tangguh.  Seringkali justru sebaliknya. Ketika tentara berjuang untuk sesuatu terutama sesuatu yang tak ternilai dan tak tergantikan seperti kebebasan, mereka melakukan segalanya. Lihat saja Indonesia yang ingin lepas dari cengkraman penjajahan Belanda dan Jepang. Atau Ketika Hongkong memilih menjadi negara merdeka setelah lepas dari imperium Inggris daripada Kembali ke pangkuan neegara Komunis Cina, yang kini ingin merenggut Taiwa.

Sementara itu, apa yang diperjuangkan Putin? Untuk memperluas penderitaannya yang menindas ke negara-negara lain? Seperti apa "nilai" yang memikat itu? Apa untungnya bagi negara bagian lain ini? Dan apa untungnya bagi pasukan Rusia memaksa orang lain untuk bergabung dengan masyarakat represif mereka?

Putin tahu betul bahwa NATO adalah aliansi defensif, bukan aliansi ofensif. Tidak seperti Rusia, NATO tidak menyerang negara. Meskipun tidak ada yang "agresif" tentang NATO, ada segalanya yang agresif tentang Rusia. Negara-negara bebas takut pada Rusia; mereka mendambakan perlindungan dari NATO.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun