"Anak saya memiliki potensi yang tinggi dalam mata pelajaran matematika loh"
Sering kali kita temukan orang tua yang sangat membanggakan atas segala potensi yang dimiliki oleh sang anak. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi seseorang yang memiliki potensi yang sang besar dalam berbagai jenis bidang seperti akademik, seni dan lain sebagainya.
Tahukah kalian apa itu potensi? Makna dari kata potensi juga bisa disama artikan dengan intelegensi. Intelegensi ini juga sudah tidak asing lagi dalam dunia pendidikan dan pembelaaran. Selain orang tua, guru juga memiliki peranan penting dalam mengetahui kemampuan intelegensi anak didiknya. Setiap anak memiliki kemampuan intelegensi yang berbeda-beda sesuai dengan tingkatanya.
Terdapat banyak sekali pendapat dari peneliti-peneliti yang menjelaskan dan berpendapat tentang intelegensi. Dibawah ini ada beberapa pendapat para ahli yang membahas intelegensi (Azwar, 2011), diantaranya: Lewis Madison Terman, berpendapat bahwasannya yang dimaksud dengan intelegensi adalah sebagai suatu kemampuan yang dimiliki sesorang untuk berpikir secara abstrak.
Sedangkan menurut H.H Goddard maksud dari intelegensi adalah suatu tingkatan kemampuan yang dimiliki seseorang dari pengalaman-pengalaman yang dilaluinya yang bertujuan mampu untuk menyelesaikan segala jenis permasalahan yang dihadapi dan guna mengantisipasi masalah-masalah yang akan datang dikemudian hari.
Kemudian, pendapat David Weschler menyatakan bahwasannya definisi dari intelegensi adalah suatu kemampuan dalam bertindak secara terarah dan teratur, dapat berpikir secara rasional, serta dapat menghadapi lingkungan sekitar dengan efektif.
Kesimpulan dari beberapa pendapat dari ahli diatas mengenai pengertian dari intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang sangat melibatkan seseorang untuk berpikir secara rasional, sehingga intelegensi tidak dapat dilihat secara langsung melainkan dapat disimpulkan dengan berbagai tindakan nyata di lingkungan yang termasuk dengan berpikir rasional tersebut.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi intelegensi seseorang diantaranya adalah sebagai berikut:
1.Faktor bawaan atau keturunan, (dari beberapa penelitian membuktikan bahwasannya intelegensi sebagian besar berasal dari faktor bawaan atau keturunan dari orang tuanya.
Contohnya terdapat pada penelitian tes IQ dari anak kembar, bahwasannya korelasi IQ dari satu keluarga sebanyak 0,50 dan diantara anak kembar memiliki korelasi IQ yang paling tinggi yaitu 0,90. Sedangkan korelasi IQ pada anak adopsi adalah sekitar 0,40-0,50 dengan orang tua yang sebenarnya dan sebaliknya pada orang tua angkatnya hanya memiliki korelasi IQ sekitar 0,10-0,20 saja).
2.Faktor lingkungan, (lingkungan sekitar atau lingkungan asing dapat memberikan perubahan-perubahan yang sangat berarti terhadap kemampuan intelegensi seseorang walaupun pada dasarnya intelegensi seseorang sebagian besar berasal dari bawaan lahir atau keturunan).
Maka dari itu, faktor bawaan atau keturunan dan faktor lingkungan sangatlah berperan penting terhadap kemampuan intelegensi seseorang yang dapat membentuk karakteristik dan sifat suatu individu.
Menurut Louis Leon Thurstone dan Thelma Gwinn Thurstone, mereka berpendapat bahwanyanya intelegensi terdiri dari kemampuan mental primer. Kemampuan mental primer terdiri dari beberapa faktor kemampuan, diantanya:
