Mohon tunggu...
chi ucik
chi ucik Mohon Tunggu... Lainnya - apa saja, yang pentingg maju terus...

berfikirlah.. namun... jangan kebanyakan mikir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Serunya Diskusi "Strategy Marketing" bareng Mama Muda Dusun Pojok-Carat

31 Juli 2021   18:00 Diperbarui: 31 Juli 2021   18:04 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dusun Pojok-Carat adalah dusun yang terletak di Desa Putatsari, Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah. Mata pencarian dari Sebagian masyarakat dusun Pojok-Carat ini adalah Petani Jagung, sehingga tidak heran jika produksi jagung di dusun ini sangat melimpah.

 Namun, sayang seribu sayangg.. anugrah yang diberikan Tuhan YME ini belum dimaksimalkan secara maksimal oleh warga sekitar. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dusun Carat, Sutikno. “Mbaa.. warga kene ki yoo mung dadi petani jagung, bar panen yo di dol lan mung didadike brondong” Jelas Kepala Dusun Carat. (Terjemahan : mba, warga dusun carat sebagaian besar jadi petani jagung, pas masa panen tiba, biasanya langsung dijual di pasar, sisanya yang tidak terjual di pasar, ya Cuma dijadikan brondong ajaa”.

Dapat terlihat dari Pernyataan yang disampaikan oleh Kepala Dusun Pojok ini, bahwa masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat dusun pojok-carat ini adalah belum bisa memaksimalkan sumber daya yang mereka memiliki sehingga mereka masih terjebak dalam arus “tradisionalisme” di tengah-tengah era yang serba digital seperti saat ini.

Jika ini terus dibiarkan, maka akan berdampak buruk bagi masyarakat dusun Pojok-Carat itu sendiri. Bagaimana tidak? Mereka yang bisa “survive” di dunia yang serba cepat ini adalah Hanya mereka yang mampu meng-upgrade diri dan potensi yang ada. Jika tetap dibiarkan kondisinya seperti ini, maka kondisi terburuknya, masyarakat mengalami ketertinggalan yang cukup jauh.

Melihat permasalahan seperti ini, kami mencoba menyajikan solusi dengan membuat program kerja, “sharing  dan diskusi mengenai manajemen risiko dan strategi pemasaran”. Dan Ketika kami memaparkan program kerja tersebut, kami mendapatkan respon positif dari Kepala Dusun Pojok-Carat. Dengan cukup antusias beberapa warga dusun pojok-carat berbondong-bondong menghadiri tempat pertemuan yang telah ditentukan.

Antusiasme mama-mama mudda, calon pengusaha ini membuat kami bersemangat dalam memaparkan materi yang berkaitan dengan strategy marketing and risk management. Para mama-mama muda ini mendengarkan dengan seksama materi yang kami paparkan, sesekali mereka “curhat” masalah ekonomi yang sedang sulit ini.

“iyo mbaa, ameh diapake neh jagung e, nek ora digawe brondong yo nek ora bakwan. Mang e iso didodol neng internet yo mbak?”. Ujar salah satu peserta. (terjemahan : iyaa mbak, memangnya olahan jagung bisa dijadiin apa sihh? Paling juga kita sering bikinnya, kalo engga diolah jadi brondong ya bakwn jagung. Emangnya semua itu bisa dijual di internet ya mbak?).

Dengan pertanyaan sederhana ini, dan diskusi kecil yang kami lakukan, setidaknya bisa memberikan gambaran secara umum kepada pelaku bisnis (mama-mama muda) yang ingin memulai bisnisnya. Dan diharapkan, dengan aadanya focus group discussion dapat memberikan pengetahuan baru dan diharapkan dapat menjadi Langkah awal untuk memulai bisnis olahan produk sndiri yang tidak kalah saing dengan produk lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun