Mohon tunggu...
Chi Erika
Chi Erika Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Resonansi Halus, Agar Tak Gaduh

8 Februari 2017   19:08 Diperbarui: 8 Februari 2017   19:14 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: themusicsensation.com

Mereka menggenggam data penting - data yang mereka peroleh dari berbagai situs, hasil web-surfing

Kini kumpulan data yang dipertukarkan dalam bentuk kode berupa angka-angka juga karakter tak lazim tersebut, masih berkedip-kedip di layar komputer mereka. 

Dion dan Rosy saling berpandangan.

“Kita harus menyebarkan data ini ke tengah masyarakat koloni Z, agar mereka menyadari apa yang telah terjadi dalam penyelesaian kasus X ini,” ucap Dion bersemangat.

Data yang disebarkan memang jelas-jelas tanpa suara dan nada, namun berdampak dahsyat, mampu membisingkan indra, bahkan berpotensi menimbulkan kegaduhan, pikir Rosy gamang.

Gadis itu menggeleng perlahan, berujar,”Jangan gegabah. Aku khawatir, walau niat awal adalah untuk menyibakkan fakta secara terang benderang, namun dispersi data ini justru akan menimbulkan gejolak baru massa Z secara terstruktur, sistematis dan masif.”

“Gunakan resonansi halus, agar getaran yang ditularkan pun menjadi lebih kecil, dampak gelombang akan otomatis lebih lirih,” sergah Dion dengan yakin.

Keyword-nya adalah tingkat kepekaan. Ambang dari resonansi halus.”

Sambil menekan beberapa tombol sekaligus, Rosy mencoba mengadakan simulasi gelombang nada.

Ia menyimpulkan,”Itu relatif. Karena bisa saja, jika koloni Z berhasil men-tracking kita, dan menemukan portal ini, kita akan dianggap perusuh, penyebar ketidakbenaran.”

Indra yang sedari tadi terdiam, menengahi perdebatan ini,”Jangan khawatir, walau data ini berhasil disebarluaskan, kemungkinan untuk menimbulkan hingar-bingar, hanya sepuluh persen. Karena ada persayaratan utama pada peristiwa resonansi, yakni kesamaan frekuensi dari obyek di dekatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun