Mohon tunggu...
Cheryl Otto Koeswara
Cheryl Otto Koeswara Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - seorang siswi yang bersekolah di Penabur

saya memiliki hobi dalam bidang kesenian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hobi dan Minat Mengenai Drama Korea

15 Agustus 2022   19:40 Diperbarui: 15 Agustus 2022   19:45 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Globalisasi yang sedang berlangsung membawa beberapa perubahan dalam kehidupan antar negara. Saat ini drama korea digemari banyak orang dari penjuru dunia. Hiburan asal korea ini berhasil menarik perhatian dari berbagai kalangan usia. Salah satunya saya, saya pertama kali menonton drama korea ketika tahun 2018. 

Sejak saat itu, saya sering menonton drama korea hingga sekarang. Mungkin bagi beberapa orang menonton film atau series korea hanyalah membuang-buang waktu. Tetapi ada manfaat yang dapat diambil yaitu untuk mengedukasi dan sebagai inspirasi (dalam hal positif). Misalnya drama korea “Start Up” yang menceritakan tentang perjalanan orang-orang untuk merintis usaha atau Start Up hingga berkembang.

Drama korea pertama kali ditayangkan pada tahun 1962 berjudul “Backstreet of Seoul” di saluran televisi KBS. Namun pada saat itu, penayangan drama Korea masih sangat diatur oleh pemerintah militer.  Sehingga tidak semua orang bisa membeli televisi karena televisi masih dianggap sebagai barang mewah. 

Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat membeli televisi misalnya kalangan atas atau bangsawan. Oleh karena itu, kebanyakan drama ditayangkan sebagai persuasi politik bukan sebagai hiburan.  Tujuannya untuk mendidik masyarakat dan menggalang dukungan untuk pemerintah militer.

Seiring berjalannya waktu, teknologi semakin berkembang sehingga meluasnya media yang digunakan seperti media sosial, kualitas resolusi drama menjadi lebih bagus, dan investasi terhadap drama korea terus bermunculan. ketika tahun 2000-an, kepopuleran drama korea meningkat drastis di dunia internasional. 

Menjelang tahun 2010 hingga sekarang banyak permintaan konsumen terhadap drama korea sehingga perusahaan streaming online seperti Netflix, WeTV, Disney+ Hotstar, dan lain-lain bersaing secara sengit untuk menarik perhatian konsumen.

Kebijakan pemerintah di tahun 1980-an mengatur mengenai pertumbuhan budaya korea agar memajukan perekonomian dalam system politik otoriter. Industri hiburan juga dibatasi secara ketat sehingga memmpengaruhi kebebasan berekspresi bagi pembuat film. terdapat drama korea yang membahas mengenai unsur politik sehingga secara perlahan bisa memahami permasalahan yang terjadi.

Perkembangan budaya Korea juga membawa pengaruh besar dalam bidang ekonomi. Pemerintah Korea cerdas untuk mengenalkan budayanya melalui drama korea sehingga mayoritas penggemar tertarik untuk mengikuti tren yang terdapat di budaya tersebut. Dalam drama korea sendiri, sering menayangkan adegan kuliner khas korea seperti tteobokki. 

Hal ini membuat pengusaha di indonesia berinisiatif untuk menjual kuliner khas korea. Contohnya tokopedia yang mengalami peningkatan karena produk korea. Di saat pandemi, tokopedia mencatat penjualan makanan khas korea meningkat 6x lipat. 

Kini di supermarket terdekat, makanan khas korea mudah ditemukan dan banyak konsumen yang membeli. Selain itu, brand atau perusahaan indonesia mencoba untuk merekrut artis korea menjadi brand ambassador mereka karena di Indonesia penggemarnya yang banyak sehingga kemungkinan besar produk semakin dikenal.

Contohnya Brand Ambassador Scarlett Whitening yaitu Song Joong Ki

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun