Mohon tunggu...
Chelsea Phandinata
Chelsea Phandinata Mohon Tunggu... Freelancer - Sedang menempuh pendidikan S-1

ENFJ-T

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Realita Hidup Sebelum dan Saat Corona Melanda

19 Juni 2020   01:50 Diperbarui: 19 Juni 2020   02:23 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Aduh capek banget, pengen tiduran aja."

"Besok senin ya? Yaelah, weekend cepat banget perginya."

Tidak dipungkiri, kata kata tersebut pasti sering kita ucapkan di kala hari hari normal, sebelum  Covid-19 mampir di negara kita. Dulu sering mengutuk hari hari yang begitu padat dan melelahkan. Terhadap rutinitas yang padat seakan-akan ingin melarikan diri. Ini pun tercermin pada diri saya. Dulu saya ingin sekali berisitirahat lama di rumah. Namun sekarang, betapa dambanya ingin segera keluar rumah seperti biasa.  

Saya ingat hari ketika pihak kampus tempat saya berkuliah memutuskan untuk melaksanakan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) hingga akhir semester. Awalnya, saya juga turut bersukacita atas keputusan ini. Pikir saya, tidak perlu menyusahkan diri untuk datang pagi pagi ke kampus ataupun harusnya ada keringanan, dan sebagainya. 

Namun semua itu hanya angan. Mungkin dari kalangan mahasiswa banyak yang mengeluhkan sistem pembelajaran secara daring in, entah kemampuan dalam memahami materi menjadi berkurang, belum lagi perkara jaringan internet yang lemot, bahkan faktor dari dalam diri sendiri juga turut ambil andil seperti mendadak bad mood. Ayo ngaku kalian, pasti ada yang pernah merasa tiba tiba tidak bergairah dalam melakukan sesuatu. Hehehe...

Saat ini pasti kita rindu untuk kembali berkuliah, bekerja, intinya ingin beraktivitas seperti sedia kala. Betapa diri ini pun menyesali, umpatan-umpatan yang pernah keluar atas hari hari yang dijalani di kala lampau. 

Saat ini, mungkin kita merasa dulu sebelum Corona datang suka ngeluh capek banyak aktivitas di luar. Sekarang, saat Corona masih mengamuk seperti saat sekarang, keluhan pun juga tetap keluar. Serba salah. Namun, semua pihak sangat berharap agar pandemic ini dapat segera berakhir. 

Lihatlah pada waktu ini, akhirnya kita disuruh untuk tetap di rumah. Walaupun sudah ada regulasi protokol kesehatan untuk tatanan kehidupan baru atau new normal,  namun ruang gerak kita akhirnya menjadi terbatas. Mau bagaimanapun, kita harus tetap mematuhinya. Gak mau di rumah mulu kan? Walau akhirnya hanya bisa pergi ke mall atau cafe dekat rumah, tidak apa-apa.

Bagi saya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk merenung. Bagaimana setiap hari hampir tak pernah luput dengan keluhan bahkan semua rencana banyak tertunda hingga menjadi batal karena pandemic  Covid-19 ini. Dalam hal ini, kita perlu belajar untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin, belajar untuk tidak menunda-nunda suatu hal serta perlu belajar bersyukur atas hari hari yang dijalani. 

Mungkin hal ini sulit, namun setidaknya ingat "Wah hari ini, masih punya kesempatan hidup sehari lagi." , "Oh iya, masih bisa hirup oksigen gratis hari ini , makasih Tuhan.". Bersyukur seraya tetap menjaga pikiran tetap positif juga berpengaruh pada kesehatan tubuh loh.

Maka dari itu, mari kita bersama-sama tetap menjaga kesehatan diri masing-masing. Kerjakan semua hal selagi waktunya masih ada, dan sekali lagi jangan lupa bersyukur. Dan semoga, pandemic ini bisa segera berakhir baik di Indonesia dan seluruh dunia. Amin...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun