Mohon tunggu...
Chazali H Situmorang
Chazali H Situmorang Mohon Tunggu... Apoteker - Mantan Ketua DJSN 2011-2015.

Mantan Ketua DJSN 2011-2015. Dosen Kebijakan Publik FISIP UNAS; Direktur Social Security Development Institute, Ketua Dewan Pakar Lembaga Anti Fraud Asuransi Indonesia (LAFAI).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rakyat yang Sedang Terkoyak

15 Agustus 2021   23:18 Diperbarui: 15 Agustus 2021   23:24 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semua orang  saat ini sedang terkoyak, kata lain dari terganggu. Jiwa rakyat ini sedang terganggu selama 1,5 tahun pandemic covid-19. Korbannya luar biasa, bahkan termasuk yang terbesar angka kematiannya pada level dunia. Lebih 100 ribu angka  kematian. Yang jadi sasaran empuk umumnya komorbid dan usia lanjut.

Tapi yang menyedihkan adalah mereka yang berpendidikan tinggi, tenaga medis berjatuhan, tumbang dan meninggal dunia. Demikian  juga mereka yang tidak kita kenal, fakir miskin, kurang gizi, imunitas rendah, juga sasaran empuk virus yang tidak kenal lelah memburu mangsanya.

Rakyat ini juga sudah terganggu dengan ketatnya PPKM Darurat, dilanjutkan dengan level 3 dan 4. Pedagang -- pedagang ada yang sudah menaikkan bendera putih. Rakyat juga sudah terkoyak dengan data BPS yang menyatakan perekonomian kita tumbuh di kuartal II ini 7%. Pada saat rakyat menaikkan bendera putih.

Rakyat mulai terganggu saat pandemi Covid-19 dan  menyabung nyawa, bertebaran baliho sebesar gajah, menampilkan wajah tokoh politik, pejabat negara, dengan senyum gagah dan menawan menyapa rakyatnya. Perdebatan pro dan kontra pun ditampilkan di TV yang memang kerjaannya belakangan ini juga sering membuat rakyat terganggu dan bingung. Mana yang benar, mana yang ngak benar, dan mana yang  waras, dan mana yang hampir waras.

Yang pasti sekarang ini sector riel sedang mengap-mengap. Aku punya teman bengkel mobil suami istri, sudah lebih banyak becanda di bengkelnya. Pengunjung sepi. Sedangkan karyawan tidak sampai hati mereka suruh diam dirumah.

Warung sembako di tetanggaku omzet nya menurun drastis, tapi mereka bertahan berjualan, dengan berharap rejeki datang dari mereka yang berbelanja. Apotik juga yang sebulan lalu booming larisnya, semua vitamin, obat untuk imunitas, obat kerongkongan, masker, betadine kumur-kumur laku keras, sekarang ini daya beli mereka menurun. Bukan lagi obat tidak ada, tetapi mereka sudah menurun daya belinya.

Rakyat sangat terganggu. Ingin beribadah kepada Allah di Masjid, dibatasi. Tidak ada lagi pengajian. Habis sholat maghrib, Isya, langsung meninggalkan tempat, takut virus delta seperti yang di ingatkan pemerintah.

Rakyat yang terganggu ini , cenderung tertekan. Orang yang tertekan imunitas menurun. Disuruh vaksinasi supaya imunitas meningkat, tetapi intake gizi rendah, ya sulit jugalah.

Gubernur, Bupati maupun Walikota mendeklarasikan bahwa di wilayahnya sudah  herd immunity karena lebih 70% dari penduduknya sudah di vaksin. Apakah 70% di vaksin di suatu wilayah administrasi, otomatis herd immunity  terjadi?. Rakyat jadi terganggu lagi mendengar igauan pejabat publik itu. Apa rakyat itu berada di dalam kolam, tidak kemana-mana diluar kolam. Apa virus itu mengenal wilayah administrasi?. Itulah gunanya pakai masker, jaga jarak, mencuci tangan, agar virus itu tidak ikut dengan kita.

Rakyat kini terkoyak perasaannya. Para aktivis sudah terkoyak pikirannya dengan menghadapi kekuasaan di segala lini cabang-cabang kekuasaan negara. 

Rakyat sudah mulai terganggu perasaan, karena penyelenggara negara sudah tidak maksimal menjalankan tugasnya. Ada yang terkena Covid-19, ada yang trauma covid-19, dan ada yang tress karena di swab terus setiap minggu jika masuk kantor. Senjata yang paling ampuh, lapor swab antigen positif, tidak masuk kantor, atasan atau Menterinya tidak berani menyuruh masuk kantor. Isoman. Istilah yang poluler sekarang ini. Isolasi mandiri, sampai sembuh atau tidak sadarkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun