"Tidak ada yang Lebay dalam cinta, Lebay itu milik logika. Sedangkan cinta adanya dalam hati."
Kata kakakku, "Dih emang dasar generasi micin".
Tingkat kegalauanku bertambah saat hari kenaikan kelas peringkatku menurun sangat jauh. Aku dimarahi ayah dan ibuku. Aku sendiri pun menyesal. Cinta melayang prestasi pun hilang.
Kelas 8 yang membosankan dan memberi luka di hati pun berlalu aku naik kelas 9 SMP, di kelas 9 aku tidak sekelas lagi dengan Rahel. Baiklah biar saja aku berpisah aku harus melupakan dia. Fokus kembali pada pelajaran.Â
Berpisah kelas dengan dia aku pikir akan sangat mudah melupakan, tapi melupakan dia tak semudah melupakan hafalan pelajaran. Ditambah lagi ketika aku melihatnya saat di kantin rasanya perasaanku semakin dalam. Hanya melihatnya aku suka, tanpa dia sadari tanpa dia tahu. Biarlah tetap seperti ini kataku dalam hati.
3
Mau Kenal Tapi Takut
Hari-hariku kelas 9 lebih baik dari pada saat kelas 8. Teman-temanku sekarang lebih asyik. Dan soal cinta? Sudahlah bukan kepandaianku. Tapi tetap jika melihat Rahel aku masih suka, karna "melupakan bukan jurusanku".
Waktu itu para guru sedang mengadakn rapat dan mereka hanya memberi tugas. Jadi kami berbincang dan bercerita ria. Saat mengobrolkan tentang si dianya, Astuti tiba-tiba bertanya padaku,
 "Eh sa, kamu dong cerita. Siapa pacar kamu?"
 "Hah" aku kaget