Mohon tunggu...
Ai Nurlaelasari
Ai Nurlaelasari Mohon Tunggu... -

kian hari kian indah penuh berkah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tak Kukenal Si Dia

9 Oktober 2018   08:18 Diperbarui: 9 Oktober 2018   08:29 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Daftar isi

  • Aku
  • Mulai merasakan
  • Mau Kenal Tapi Takut
  • Jatuh, Cinta, dan Luka ( Lagi )
  • Ketika MatakuTerbuka
  • Diaku


                                                                              By Elisa Fauziah

1

Aku

   Namaku El Safa Ziyya, aku lahir di kota Intan Garut tanggal 15 Juli 2000. Aku anak ke-2 dari 4 bersaudara, Aku punya satu kakak perempuan namanya Royalimar, dan dua adik perempuan pula, yang pertama bernama Salimi dan yang kedua namanya Masiro. Umur kami tidak berbeda jauh jarak umur aku dan kakakku terpaut 2 tahun dan jarak dengan adikku yang pertama itu 3 tahun tapi yaa dengan adik bungsu ku perbedaannya 11 tahun. Jadi masa kecilku lebih banyak aku habiskan bermain dengan saudari-saudariku, selain karna umur kami yang tak berbeda jauh dulu saat aku kecil tepatnya saat aku berumur 4 tahun keluargaku pindah rumah yang lokasinya agak jauh dari tetangga dan tidak mengenal banyak orang di lingkungan itu,di rumah kecil sederhana itulah aku bisa mengingat beberapa kenangan masa kecilku, karna saat tinggal di rumah nenekku, aku tidak mengingat banyak hal. Walaupun rumah baru kami tidak mewah dan dipenuhi fasilitas yang memadai, tapi disanalah ada tawa-tawa bahagia kebersamaan, kehangatan keluarga sering aku rasakan, meskipun terkadang ada air mata tapi itulah hidup, penuh proses dan perubahan.

Permainan kami sewaktu kecil sama dengan anak yang lain seperti masak-masakan, bermain boneka tapi boneka kami itu lebih unik dari anak yang lain bolehlah kalian katakan kami itu kreatif karna waktu itu kami tidak memiliki boneka cantik, imut, dan lucu jadi kami menggunakan guling bayi atau dengan selimut yang kami lipat membentuk persegi panjang kemudian kami gulung ukurannya hampir sama dengan guling bayi, agar lebih meyakinkan kami bungkus guling bayi itu dengan selimut bayi. Walaupun dengan segala keterbatasan itu permainan kami tidak kalah menyenangkan, yaa tapi sesekali kamipun suka merengek pada ayah dan ibu untuk dibelikan boneka sungguhan ( mah, pak maafkan kami yang dulu banyak maunya :D)

Umurku sekarang adalah 18 tahun banyak orang bilang tubuhku tinggi kurus(emang dari kecil) lebih tepat nya mereka bilang aku kerempenglah, macam tiang listrik, dansebutan lain yang kurang syahdu terdengar. Tapi menurutku tubuh yang tinggi kurus itu ideal dan cocok untuk menjadi model, hanya saja aku tidak menjadi model karna para model itu seksi alamahoy dan aku sekarang belum sealamahoy itu, gak tahu kalau nanti.Ditambah lagi wajahku bikin malu jika tampil dihalayak ramai, eitts tapi maksudnya bikin malu itu karna mimik wajahku saat malu itu agak kurang imut. Wajahku mungkin tak seburuk itu karna aku cantik kata mereka para lakon dalam cintayang hanya bermodal dusta. (Salam untuk para pemodus, stoplah kalian memuji jika tidak tulus. Karna kami para perempuan memiliki cemin sendiri!).

Hobiku adalah membaca kisah romantik yang menyentuh kalbu, dan cita-cita ku ingin menjadi penulis. Aku ingin menjadi penulis karena menurutku dengan menulis aku bebas menceritakan perasaanku, meluapkan pikiranku tanpa harus merepotkan meminta orang lain untuk mendengarkannya, dan juga aku tipe orang yang tidak mudah percaya pada orang lain, manusia itu pandai dalam bersandiwara di depan mereka bersikap seperti sangat peduli, lain lagi dengan sikapnya di belakang. Jadi karna itu aku tidak terlalu suka dengan keramaian yang dipenuhi oleh orang-orang yang so peduli.Tentang sikapku tak ada yang mengerti bagaimana sebenarnya aku, karna saat aku bersama dengan orang yang baru aku kenal dan orang yang aku hormati aku lebih suka diam di hadapan mereka, jika mereka mengajak bercanda aku hanya tersenyum takku balas gurauan mereka karna takut salah bertingkah dan takut kata-kataku menyinggung karna aku belum tahu bagaimana  tipe candaan mereka, namun jika sudah aku kenal, mereka bercanda aku ladeni. Di hadapan sahabat dan teman-teman dekatku aku suka bercanda bawel dan kadang sangat menyebalkan untuk mereka. Aku yang sebenarnya tidak pendiam seperti saat dengan orang asing dan tidak bawel seperti saat bersama teman-temanku, sikapku seperti itu menurutku hanya untuk menyesuaikan diri dengan siapa aku bersama karna aku tahu setiap orang itu berbeda, aku takut jika salah bertingkah mereka tak mau berteman. Aku yang sebenarnya suka bercanda tapi tidak berlebihan, berbicara secukupnya tapi tidak terlalu banyak diam, aku serius jika sedang bekerja atau mengerjakan tugas, dan tidak bisa banyak bercerita tentang perasaanku, aku kaku dalam hal berbagi perasaan. Terlepas dari semua opiniku tentang sikapku tetap saja orang mengenal aku sebagai orang yang pemalu tapi kadang malu-malu'in. Seperti dulu Aku pernah diminta Aisya sahabat sedari kecilku untuk mengantarnya menemui pacarnya namanya Manan saat itu aku baru kelas 6 SD dan Aisya 1 SMP. Senja itu Aisya mengajakku bermain aku kira main seperti biasanya tapi dia bilang  " Sa mau enggak anter aku?"

  "Anter kemana?" jawabku

  "Mmm, ke kebun belakang rumah pak Ami"

  "Hah, ngapain sore-sore gini ke kebun?"

  " Aku mau ketemuan sama Manan.hehe"

  "Maksudnya Manan cucunya pak Ami?"

  "iyahh"

  "Kamu sekarang pacaran sama dia?"

  " Hehe jangan bilang-bilang orang lain yaa!"

 "Ahh gak mau aku malu nanti pas kamu berduaan aku ngapain coba."

  "Ayolah Sa, kamu kan sahabat terbaikku. Nanti pas aku ngobrol kamu ngumpet aja adakan semak-semak pinggir kebun itu. Kamu cuma nemenin aku di jalan."

  " Ya udah deeh, yuu!"

  Manan dan Aisya asyik mengobrol berdua, aku lihat mereka saling tersenyum dan wajahnya tersipu malu. Hari semakin sore obrolan mereka tak kunjung selesai dibalik semak itu aku menyimak, lama-lama banyak nyamuk mengerumuniku  suara ngeong-ngeongnya makin bising mengganggu pendengaranku. Karna sudah tak tahan lagi aku lantas jongkok, merangkak pelan tapi pasti hendak berpindah tempat persembunyian, namun naas saat di tengah-tengah perjalananku Manan melihatku, kemudian tertawa terbahak-bahak dan bicara pada Aisya, aku tak tahu apa yang dia katakan karna tak terjangkau dengan pendengaranku tapi aku lihat dengan jelas wajah Aisya memerah seperti ikut malu dan mungkin menyesal mengajakku, saat itu aku hanya bisa tersenyum menyedihkan. Ahhaku punmenyesal ikut dengannya.

   Berbicara tentang pacar, hal itu tidak aneh bagiku. Karna Aisya sudah berpacaran sejak kelas 4 SD dan berarti aku sudah sering mendengar kisah pacaran Aisya sejak kelas 3 SD. Saat itu ketika Aisya bercerita tentang pacarnya, Aisya memanggil pacarnya dengan panggilan " Si Dia" eh dan aku rasa kakak dan sepupuku yang sudah remaja juga menyebut pacarnya dengan sebutan "Si Dia"  gak tahu kenapa. Waktu SD itu ketika Aisya bercerita aku tidak paham apa sih pacaran, buat apa pacaran? Tapi yang aku paham kalau kamu punya pacar kamu boleh menulis namamu dan nama si dia mu kemudian diantara nama kalian diberi tanda hati, yang aku ingat dulu seperti " Aisya Manan " . Seiring berjalannya waktu aku lulus SD dan masuk sekolah baru yakni Sekolah Menengah Pertama (SMP) pemahamanku tentang pacaran itu mulai berubah. Pacaran versi anak SMP sebayaku adalah ketika mereka saling menyukai, mereka jadian dan memiliki panggilan khusus masing-masing biasanya seperti Sayaaangg, Yank, bebz, bebebz, Ayah Bunda (padahal belum punya anak), Chabiku, pesekku, dan yang lainnya yang menurutku geli waktu itu. Hari-hari berlalu teman-temanku satu per satu bercerita " Heyyyy aku punya pacar, sekarang." Dan teman yang lain merespon dengan girang pula menurutku tak perlu selebay itu. Teman-temanku asyik bermain dalam asmara " Cinta Monyet " tapi aku saat itu belum tertarik karna menurutku satu SMP masih sangat kecil aku fokus belajar demi orang yang aku sayang yaitu ibu dan ayah ku, aku ingin mereka bangga padaku dengan mendapat prestasi. Tapi lama-lama fokus belajarku mulai buyar setiap harinya temanku bercerita tentang pacarnya sampai panas kupingku mendengarnya. Saat mereka bercerita aku dengarkan dengan baik dan aku balas dengan senyuman manisku saja karna aku tak pandai dalam bercinta. Aku dulu berfikir meskipun masih kecil tapi temanku sudah berpacaran tapi aku belum yaa. Memangnya bagaimana yaa kalau ingin punya pacar? Hah tapi sudahlah aku cukup jadi pendengar saja kala itu. Senyum manis ku lama-lama menjadi masam yang mereka ceritakan itu-itu saja kejadian yang sama tapi diceritakan setiap hari.

2

 Mulai Merasakan

   Hari itu, hari pertama masuksekolah setelah libur panjang kenaikan kelas. Rasanya baru kemarin aku masuk sebagai siswa baru di SMP ini, dan sekarang aku berbaris bersama seluruh siswa kelas 8 dan 9 di Lapangan sekolah untuk menunggu pengumuman pembagian kelas. Setelah pembagian kelas diumumkan aku agak kecewa dan sungguh tak bersemangat, karna aku masuk ke dalam kelas 8A, kelas ini kata teman-temanku dulu adalah kelas favorit siswa yang saat kelas 7nya masuk peringkat 10 besar di masukan ke kelas ini dan kebetulan saat kelas 7 aku mendapat peringkat ke-3. Yang membuatku tak bersemangat masuk kelas ini karna teman-teman dekatku tak ada yang masuk kelas ini, dikelas 8 ini aku kenal orang-orangnya namun aku tidak akrab dengan mereka. Sulitnya adalah aku susah akrab dengan orang baru apalagi saat SMP itu aku sangat pendiam karna aku tidak PD dengan penampilanku, temanku sering menertawakanku karna di pipiku agak banyak tahi lalat. Masuk kelas hari pertama seperti biasa hanya memilih bangku mana yang akan aku tempati dan memilih teman sebangku, waktu itu aku sebangku dengan Tini dia teman sekelasku saat kelas 7 awalnya bersama dia aku ragu karna saat sekelas dulu kami tidak dekat. Setelah aku memutuskan sebangku dengan Tini.Hari-hari belajarpun dimulai, awal-awal suasana kelas menurutku biasa saja. Bel berbunyi masuk kelas belajar, istirahat dan mulai berteman dengan teman-teman baru, istirahat selesai masuk kelas lagi kemudian pulang ke rumah. Tapi hari itu saat pagi-pagi aku baru masuk kelas teman laki-lakiku di kelas itu dan hanya berjumlah 10 orang, mereka melihat ke arahku kemudian tertawa bersama-sama. Aku kebingungan, takutnya ada yang salah dengan penampilanku, aku usap hidungku takutnya ada upil nyempil tapi tak ada, lalu aku raba selaput mataku takutnya ada iler meleler tapi tak ada pula. Aku bergegas saja duduk di tempatku dan bertanya pada Tini, " Tin, penampilanku aneh tidak?"

" Aneh gimana? Enggak ah penampilan kamu biasanya juga gitu menurutku." Jawab Tini,

"Terus kenapa dong mereka kok kayanya ngetawain aku?" tanyaku lagi

"Ah kamu kayak belum kenal mereka aja. Mereka kan emang begitu orangnya suka sembarangan ngetawain orang pada ngerasanya diri mereka paling kece."

Memang benar kata Tini laki-laki di kelas ini memang sangat menyebalkan. Mereka sering mengejek orang lain. Sudahlah aku abaikan saja mereka waktu itu, kemudian hari-hari berikutnya sikap mereka makin aneh tiba-tiba mereka ngata-ngatain aku sama si Rahel salah satu temanku juga di kelas 8A ini mereka bilang,  "Rah, Rah tuh ada istri kamu" mereka menunjuk ke arah ku dan memanggilku.Responsku pada mereka hanya mengangkat bahu yang berarti "Apaan sih masih anak SMP istri-istrian." Dan memasang wajah kesal pertanda tak suka. Awalnya ah aku abaikan saja candaan mereka yang tak berbobot itu. Tapi candaan mereka makin lama makin tak lucu saja setiap hari mereka menjodoh-jodohkan aku dengan Rahel itu, dan saat teman-temannya seperti itu si Rahel cuman senyum-senyum doang tak melawan.

   Sampai suatu pagi aku sudah duduk di kursiku dan berbincang dengan Tini, gerombolan orang menyebalkan itu baru masuk kelas, saat mereka berjalan di sisi mejakusambil bercanda mereka mendorong Rahel ke arahku, lalu karna kaget aku yang sedang duduk terpaku sekejap melihat Rahel yang terdorong ke arahku. Kami berhadapan saat itu, dan  Deg' deg' deg'  rasanya jantungku berdetak sangat kencang saat itu, melihat wajahnya dengan jelas, tidak tahu kenapa kok berbeda yaa. Rahel itu menurutku memang agak tampan tubuhnya tinggi kurus, Hidungnya mancung, rambutnya sedikit bergelombang, dan lumayan putih. Dari kelas 7 aku juga suka dia karna baik dan pintar tapi bukan suka-sukaan yang pake cinta yaa.

   Makin hari aku tak kesal jika mereka mengejekku dengan Rahel, emang malu tapi kok rasanya ah bedalah gak tahu kenapa. Tapi aku tetap dengan sikapku yang seolah tak suka, jika aku berubah sikap akan sangat gengsi rasanya. Setiap malam saat itu ketika aku ingin memejamkan mataku tiba-tiba wajah Rahel selalu terbayang dengan senyumnya yang Alamaa tak tahan aku melihatnya. Akhirnya aku simpulkan mungkin aku suka dia.wkwkw

" aku cinta kamu jangan salahkan aku. Ini salah mereka yang suka jodoh-jodohin orang " ingin ku katakan pada Rahel tapi aku tak bernyali.

   Semenjak itu hariku rasanya berbeda, saat sedang duduk sendiri tiba-tiba aku tersenyum sendiri. Dan sekarang saat teman-temanku bercerita tentang si dianya aku dengar dengan seksama rasanya mulai asyik mendengar cerita cinta monyet mereka. Saat seorang temanku bercerita bagaimana keromantisan dengan si dianya, kok aku bayangin gimana kalau aku sama Rahel seperti itu? Haha ih tapi geli ahh kataku dalam hati.

   Saat belajar sekarang aku menjadi kurang fokus, tidak tahu kenapa kok mataku pengennya liatin si dia ya (bukan si dia resmiku:() mungkin bener ya mata akan mengarah kemana hatinya tertuju. Pernah satu waktu, saat guru sedang menerangkan rasanya tiba-tiba dingin lalu bulu kuduk ku merinding. Pelan-pelan ku lihat ke arah belakang , dan "Aaaaahhhhhhhh" Rahel seperti melihat ke arahku. Bangkunya memang dibelakangku hanya beda barisan. Ku lihat sorot matanya kala itu berbinar-binar Ya allah senang dan girangnya aku. Eh tapi gak tahu siapa yang perisis nya dia pandang karna saat aku menengok di langsung memalingkan pandangannya. Pikirku saat itu bodo amat lah siapa yang sebenarnya dia lihat pokonya aku senang saja titik.

Tak ada yang tahu perasaanku pada Rahel aku cukup mencurahkan perasaanku hanya dalam buku harianku. Sambil terus menulis doa-doa panjang semoga allah perkenankan dia menjadi Si Diaku. Si dia yang bisa aku ceritakan pada kawan-kawanku.

Saat mata pelajaran IPS kami diberi tugas kelompok. Dan sangat girangnya aku kelompok ku bersama Rahel dan semua anggota kelompok sepakat akan mengerjakan tugasnya di rumah ku. Artinya Rahel bakal ikutan dateng (Assyyek) nanti aku kenalin ke ibuku. Biarlah sekarang aku kenalin ke ibu sebagai "Teman sekolah" nanti suatu saat aku kenalin jadi "Teman hidupku".

   Sayangnya saat kerja kelompok di rumahku Rahel tidak bisa datang. Tugas selesai temanku pamit pulang  tiba-tiba Rahel datang bersama Ali (telat ah telat) karna tugasnya juga selesai mereka ikut langsung pulang.

   Beberapa bulan berlalu aku mendengar kabar Rahel menyukai Gita adik kelasku dari kelas 7A. Ya Allahsaat itu kecewa sekali rasanya, pertama kali aku merasakan hatiku sakit, seperti terserang badai dashyat yang menghancurkan. Tolonglah harus bagaimana aku, hilang semua harapanku, semangatku menurun. Semuanya jadi tak Asyik ah hanya karna kabar burung itu.

   Karna terlalu berat memikirkan dia yang tak memperdulikanku, akuterkena penyakit DILGABER (Dillanda Galau Berat). Unggahan foto dan statusku di media sosial penuh dengan kata-kata menyedihkan. Sampai kakakku bilang,

"Status kamu pada lebay ih, kalo lagi sakit hati jangan ditunjukin sama orang apalagi updet-updet lebay gitu!"

Lalu aku jawab saja,

"Tidak ada yang Lebay dalam cinta, Lebay itu milik logika. Sedangkan cinta adanya dalam hati."

Kata kakakku, "Dih emang dasar generasi micin".

   Tingkat kegalauanku bertambah saat hari kenaikan kelas peringkatku menurun sangat jauh. Aku dimarahi ayah dan ibuku. Aku sendiri pun menyesal. Cinta melayang prestasi pun hilang.

Kelas 8 yang membosankan dan memberi luka di hati pun berlalu aku naik kelas 9 SMP, di kelas 9 aku tidak sekelas lagi dengan Rahel. Baiklah biar saja aku berpisah aku harus melupakan dia. Fokus kembali pada pelajaran. Berpisah kelas dengan dia aku pikir akan sangat mudah melupakan, tapi melupakan dia tak semudah melupakan hafalan pelajaran. Ditambah lagi ketika aku melihatnya saat di kantin rasanya perasaanku semakin dalam. Hanya melihatnya aku suka, tanpa dia sadari tanpa dia tahu. Biarlah tetap seperti ini kataku dalam hati.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

Mau Kenal Tapi Takut

Hari-hariku kelas 9 lebih baik dari pada saat kelas 8. Teman-temanku sekarang lebih asyik. Dan soal cinta? Sudahlah bukan kepandaianku. Tapi tetap jika melihat Rahel aku masih suka, karna "melupakan bukan jurusanku".

Waktu itu para guru sedang mengadakn rapat dan mereka hanya memberi tugas. Jadi kami berbincang dan bercerita ria. Saat mengobrolkan tentang si dianya, Astuti tiba-tiba bertanya padaku,

 "Eh sa, kamu dong cerita. Siapa pacar kamu?"

  "Hah" aku kaget

 "Semenjak kita sekelas seingatku kamu jarang banget

cerita sama kami." Sahut temanku yang lain.

 " Mmm, bukan nya aku gak pengen cerita tapi akugak

    punya pacar. "

 " Ah masa sih, kamu bohong ya?"

 " Beneran kok."

" Kalu gituh ceritain mantan kamu aja!" pinta temanku tuti sembari tertawa

 " Mantan pun aku tak punya tut."

 " Jadi kamu belum pernah pacaran?"

 " Yaa, begitulah"

    Setelah perbicangan di kelas tadi, rasanya aku jadi tak nyaman. Aku terus memikirkan kata-kata mereka " Ah masa sih " perkataan itu seolah tersirat bahwa tak mungkin orangtak punya pacar. Tapi semakin ku pikirkan benar juga aku sudah kelas 3, teman-teman sebayaku punya pacar. Apa ada yang salah denganku? Atau wajah ku terlalu jelek?

  Sebenarnya dulu pernah ada beberapa orang yang bilang suka padaku tapi tidak ku terima karna waktu itu rasanya aku takut, dan hatiku sedang terluka karna Rahel,hatiku pun berkata yang aku suka, hanya Rahel.Jadi aku jauhi mereka saja. Agar mereka tidak menyukai ku lagi.

   Suatu hari dering handphone ku berbunyi, kemudian aku buka hp ku ternyata ada Bbm masuk. Aku buka ternyata dari orang namanya Alfin, tak tahu siapa aku tak kenal. Aku buka pesannya, " Ping "

Aku balas, " Iya[1] ? "

"Kamu Safa yang tinggal di sekitar sekolah MA? "

" Iyah, kok kamu tahu? "

" Tahu, soalnya aku pernah liat kamu "

" Hah, kapan?"

" Kemaren waktu kamu mau berangkat sekolah. Terus aku lagi nganterinsaudara aku yang sekolah di MA sana."

" Oh, tapi rasanya aku belum pernah liat kamu? " ( aku tak ingat dan tak tahu siapa dia )

" Mungkin kamu gak sadar pas aku liat kamu "

 " iya kali yaa, eh emangnya kamu orang mana? "

 " Aku tinggal di daerah Bentang Alam"

" Oh, iyah. "

   Chatingan kami berlanjut saat itu. Semakin hari aku dan dia lumayan makin dekat. Niat ku dekat dengannya untuk menambah teman baru saja. Sampai suatu hari dia nanya,

 " Kita ini apa sih? "

Aku agak kaget kenapa dia nanya gitu, lalu ku jawab,

 " Kita kan manusia, masa kamu gak sadar. Haha"

 " Ayolah jangan bercanda aku sedang serius "

 " Yaa apa kitatemen kan? "

" Oh cuman temenan "

" maksudnya? "

" Aku sih berharap kita bisa lebih dari temen."

  Deg' aku kebingungan harus jawab apa, saat membaca pesannya aku rasanya sangat takut. Jantungku berdetak kencang, hatiku gelisah. Rasanya aku ingin menangis, keringat dingin tubuhku. Aku jadi males merespon Alfin ini. Dia baik, perhatian, tapi saat dia ingin menjadi lebih dari sekedar teman denganku, akutiba-tiba tak suka. Saat membalas chatnya lagi aku jadi tak nyaman rasanya sangat-sangat takut tak tahu kenapa.

   Setelah dia menanyakan kejelasan itu, dengan jelas aku jawab " Enggak ah, kita temenan aja " aku tahu jawabanku itu agak jutek dan jahat tapi sengaja karna aku takut dia tetap berharap padaku. Dengan begitu aku harap dia menjauh, tapi tidak dia tetap baik dan perhatian padaku hanya respons ku setelah itu sangat berbeda. Semakin dia mendekat aku rasanya semakin ketakutan tanpa sebab dan alasan. Lama-lama dia menjauh. Hatiku mulai tenang rasanya beban beratku tiba-tiba lenyap.

   Dan beberapa hari kemudian aku lihat profilnya diganti dengan foto wanita, aku lihat dengan seksama ternyata wanita itu sari teman sekolahku.

   Setelah aku pikir-pikir dulu aku selalu mengeluh pada tuhan kenapa aku tidak seperti temaku bisa dicintai dan mencintai, aku minta pada Tuhan umurku sudah beranjak besar aku pun ingin mengenal sidiaku, aku ingin merasakan bagaimana menyayangi dan di sayangi. Tapi saat Allah seperti memberi kesempatan, dia datangkan orang yang ingin padaku tapi aku malah takut untuk menjadikan dia sebagai si diaku, aku malah jauhi dia dan menyia-nyiakan dia. Dan sekarang dia sudah bersama dengan yang lain.

  Setelah kejadian itu ada lagi beberapa laki-laki yang katanya menyukaiku. Seperti biasa awalnya aku responsmereka dengan baik, dan setelah mereka nyatakan cinta aku masih saja ketakutan. Sikapku pada mereka langsung sangat berubah tanpa alasan, aku menjadi sangat jutek, bukannya sombong aku benar-benar ketakutan saat ada yang bilang menyayangiku. Rasanya seperti dikejar hantu. Untuk bernapas saja rasanya menjadi sesak. Untuk menenangkan perasaanku takku respons lagi mereka. Kadang agar hatiku benar-benar tenang aku blok saja kontak mereka, walau punmereka tak bersalah, mereka baik, berbicara sopan. Tapi tetap saja aku takut.  Aku lebih memilih menenangkan hati walau dengan kesendirian. Terkadang aku pun merasakan kesepian, tak ada yang menemani saat sepiku tapi biarlah seperti ini saja. Sekuat apapun aku ingin mencoba mengenali si diaku tapi rasa takutku sangat kuat, dan lebih kuat dari inginku.

  Ya Allah kenapa aku ini. Kenapa rasanya aku sangat aneh. Aku ingin seperti yang lain mampu menerima cinta dengan bahagia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4

Jatuh, Cinta, Dan Luka

(Lagi)

 

Masa SMP-ku  pun berlalu, saatnya ucapkan selamat tinggal pada zaman kegalauanku selama SMP. Aku bersiap membuka lembaran baru hidupku, menanam semangat baru. Kini aku bersiap menyambut masa putih abuku yang kata orang adalah masa-masa terindah saat sekolah. Aku memilih melanjutkan sekolahku di MA yang letaknya sangat dekat dengan rumahku.

Sekolah baru, Suasana baru, dan sahabat baru. Awal masuk sekolah MA ini aku dapat dua sahabat baru, namanya Nura dan Tia.Aku baru mengenal mereka tapi rasanya aku nyaman berteman dengan mereka.Pertama kali aku berani bercerita kepada mereka tentang cintaku yang takbertepuk tangan dan tentang aku yang takut memulai sebuah kisah cinta dengan laki-laki lain. Padahal sebelumnya aku sangat tertutup, aku menyimpan sendiri kisahku dan baru kali ini ada orang lain yang tahu tentang ceritaku.

Hari-hariku sekolahku cukup menyenangkan, dan aku jadi lebih ceria sekarang. Teman-teman sekelasku baik, kecuali satu anak menyebalkan, nakal, sombong, so kegantengan, dan genit lagi. Namanya Buba, penilaianku padanya dari saat pertama kenal pun sudah tidak bagus. Di kelas kami sangat tidak akur, karna anak itu selalu saja mengusikku.

   Tangannya itu tangan-tangan jahil, aku sedang duduk tiba-tiba dia mencubit tanganku, menarik kerudungku, dan yang paling tidakku suka ketika dia mencolek pundak atau pinggangku. Saat aku sedang menggambar di papan tulis dia rusak gambarku yang belum jadi dengan menghapusnya karna kesal aku coret pipinya dengan serbuk bekas kapur, kemudian dia ingin membalasku dengan memegang penghapus papan tulisnya karna takut kotor aku berlari menghindarinya dengan mengelilingi kelas dan dia malah mengejarku. Kemudian dia pernah memaksa meminjam buku tugas bahasa inggrisku, karna tidak kuberikan dia merebutnya dari tanganku dan saat akan ku ambil dia masukan bukuku ke dalam celananya saat itu aku sangat kesal dan hampir ingin menangis jadi dia berikan sendiri padaku. Karna jiji bekas dari dalam celananya aku robek sampul bukuku dan aku sumpalkan kedalam mulutnya, kemudian dengan wajah marah dia menghampiriku. Sebenarnya waktu itu aku agak takut, tapi aku tetap seolah-olah berani, mau apa? Kataku .Lalu dia menggelitiku, aku tertawa karna geli. Aku ingin kabur tapi tanganku dipegang dengan tangan sebelahnya, aku tertawa sampai sakit sangat perutku lalu aku tendang saja dia baru dia berhenti. Halah macam anak SD sajalah aku waktu itu, anehnya banyak orang-orang yang mengaguminya, tapi aku pokoknya sangat-sangat membencinya. Tidak tahu kenapa pokoknya aku sangat tidak suka padanya. Suatu hari, saat jam istirahat aku duduk dikelas sambil bercengkrama bersama Nura dan Tia. Mereka bercerita tentang si dianya masing-masing.

    Setelah mereka bercerita, mereka memintaku bercerita (pertanda mengejek). Mereka memang selalu mengejekku atas kejombloanku, mereka bilang "Coba deh buka hati buat yang lain, agar kamu tidak takut lagi kamu harus berani mencoba!"

" Iya nanti aku coba kalau ada lagi yang mendekatiku. " jawabku saat itu, lalu mereka bilang "Tuh!! Gimana kalau sama dia.Hahaha"

 Kemudian kulihat arah telunjuk mereka ternyata mengarah pada si Buba yang duduk di sebrangku, spontan kujawab,,

"dih, amit-amit ah sama dia mah."

" kamu jangan benci-benci amat sama orang nanti cinta                                    lho" sahut mereka.

   Saat mereka bilang seperti itu kataku sangat tidak mungkin aku menyukai orang menyebalkan seperti dia. Kemudian dia datang menghampiri kami lalu berkata,

"Sa, Minta PinBm kamu!"

"Cie-cie minta Pin." kataku padanya

Eh eh eh kok cie-cie kataku dalam hati, ku lihat Nura dan Tia saling tersenyum. Ku timpa lagi jawabanku,

"Buat apa emang?"

"Enggak cuman buat kalo ada butuh gak susah"

    Tapi benar juga setiap ada tugas kelompok aku selalu satu kelompok dengan dia.

   Setelah itu setiap kali dia tidak bisa sekolah dia memberi tahuku agar tidak di alpakan. Pernah beberapa kali dia membohongiku dia bilang tidak bisa sekolah katanya sakit, kemudian sore harinya kata Diana teman sekelas kami juga dia melihat si Buba main dengan teman-temannya. Emang dasar anak nakal. Kemudian aku mengirim pesan padanya,

" Besok sekolah?"

" Sekolahlah, kenapa kangen yaa? "

"Dih Gr amat, tadinya kalau gak sekolah mau di tanpa keterangan aja. Ngomongnya sakit tapi main kuat"

"Halah ngaku aja orang kaangen tu gitukata siapa aku main? Kapan?"

"kata orang ada yang liat kamu kemarin sore main katanya"

"Enggak aku ini beneran sakit. Kemarin aku gak kemana-mana"

   Tak tahulah siapa yang jujur dan bohong waktu itu. Bukan urusanku. Tapi setelah aku makin mengenalnya dan sering berkomunikasi dengannya ada sisi berbeda dari dirinya.

   Walaupun dia nakal tapi dalam beribadah dia rajin, dan sangat menyayangi adik-adiknya. Dan cukup baik, saat aku sakit tidak bisa masuk sekolah dia mengirim pesan,

"Gimana Sa udah sehat?"

"Lumayan udah mendingan"

"Makan obat!!"

"Udah tadi kok" (padahal belum karna aku tak suka obat)

 saat aku ada masalah aku bercerita padanya kemudian dia memberiku solusi yang masuk akal dan kata-katanya menenangkanku. Saat berbalas pesan dengannya aku sering tersenyum sendiri. Cara dia bercanda tidak membosankan seperti laki-laki lain yang kukenal sebelumnya, walaupun terkadang sikap menyebalkannya selalu ada.

   Hari itu aku sedang berdiri di depan kelas kulihat ke arah depan ada Buba berjalan menuju ke kelas, selintas kulihat wajahnya dan cara berjalannya mirip dengan Rahel. Jantungku berdebar cukup kencang.

   Saat itu setiap harinya aku dekat dengannya, bahkan saat sedang tidak bersama aku teringat padanya. Ah tidak perasaan yang sama saat awal pertama aku menyukai Rahel. Aku berusaha menahan perasaanku, aku tidak mau jatuhkan hatiku padanya orang yang menyebalkan dan bahkan aku benci. Tapi akhirnya aku kalah. Waktu itu ada konflik di keluargaku, aku sakit hati karna selalu dibandingkan dengan kakakku aku merasa kehadiranku di keluargaku tidak penting. Lalu aku tulis PM di akun BBM ku, " Yang nganggap penting ada?" aku menulisnya sambil menangis. Baru saja postinganku terkirim, Si Buba mengomentarinya " Ada Babang :p "

" Haha geli ih babang-babangan" balasku

   Aku tahu dia hanya bercanda, tapi saat aku sedang sedih dia ada dan membuatku tersenyum.

   Tiba saatnya ujian akhir, tempat dudukku berada di depan Buba saat ujian berlangsung kami kompak saling menyontek ( maaf ya Bapak Ibu guru. Saya dikit kok nyonteknya ) yang aku tidak suka, saat ingin mencontek dia memanggilku dengan cara mencolek pundak atau pinggangku, aku kesal " Ishh jangan culak-colek "

" kenapa? Tanganku bersih kok " sambil memperlihatkan sepeluh jari tanggannya.

" Pokoknya jangan! "

 Setelah itu dia mencolekku menggunakan pensilnya, awalnya aku marah tapi melihat mimik wajahnya aku malah ingin tersenyum.

  Ujian berakhir tiba harinya pembagian raport, hari itu Buba tidak sekolah tidak tahu kenapa. Saat pulang sekolah aku buka handphoneku ada pesan dari buba, katanya minta tolong ambilin raportnya abu balas telat aku sudah pulang. Dia balas lagi,

"Oh ya udah gak papa, eh kamu peringkat pertama lagi?"

"Iya, alhamdulillah"

"Congratulation ya dee"

"iya makasih, mau ngasih hadiah gak? Wkwk"

" Okey nanti ya kapan-kapan"

Entah kenapa hari itu aku merasa sikapnya sangat berubah. Lalu dia bilang dia mau pindah sekolah, dulu dia juga sudah bilang akan pindah. Tapi kukira batal, dan hari sebelum pindah dia bilang " nanti sore aku pindah, minta maaf ya kalau aku banyak salah, suka nyebelin. Nanti kita ketemu lagi kalau udah sukses! " ahhh tidak kenapa aku sedih, harusnya senang tidak akan ada lagi orang menyebalkan menggangguku.

   Setelah pamitnya, dia semakin jarang mengabariku. Biasanya setiap hari dia mengabariku. Ku tulis status "Nunggu" akhirnya dia berkomentar,

"Cie Nunggu"

"Nunggu adzan maghrib maksudnya" (waktu itu bulan Romadhon)

"Ah jujur aja, bercinta ih kamu babang dikalahkan"

"Haha apaan si bercinta-bercinta"

   Gitu ya laki-laki suka gak peka!

Setelah itu makin, makin, dan semakin jarang aku berkabar dengannya dan komentar terakhirnya adalah saat aku posting " Buka lembaran baru " niatku melupakan buba, dia bilang,

" Cie buka lembaran baru "

" Iya dong, move on! "

" Move on kemana? "

" Ke hatimu :v"

" Hah kenapa ke  hatiku "

" Tapi bohong"

"Eh kirain"

"Kamu sehat? "

"Alhamdulillah, kenapa emang?"

"Enggak, kok rasanya kamu beda gak kaya dulu." Tanyaku

"Aku emang gini orangnya. Sikapku dulu lagi khilaf!"

   Owhh shitt jadi dia baik, perhatian cuman lagi khilaf? Ya allah terluka lagi hatiku.

"Oh khilaf!" balasku

"Maafkan dan lupakan saja semua yang sudah aku lakukan yaa." jawabnya

    Ahhh bodoh. Kenapa aku ini, seharusnya aku tetapkan rasa benciku padanya. Kenapa dia pergi saat begini disaat hatiku tertulis namanya. Dia pikir mudah melupakan? Oh ya mungkin dia mudah karna hanya mempermainkan. Tapi aku jatuhkan cinta dengan tulus namun lagi-lagi berakhir luka.

Kecewaku saat itu sangat berat, sampai aku mengeluh pada tuhan. Kenapa aku? Setiap kali mencintai selalu begini? Apa salahku? Aku pun ingin mengenal dan menceritakan si diaku seperti yang lain. Kenapa aku tidak seperti yang lain? Apakah aku tidak berhak?

   Akhirnya kami pun berpisah. Perpisahan yang memang tak pernah diawali dengan kebersamaan.

 

5

Ketika Mataku Terbuka

Awalnya aku tidak mau bercerita pada Nura dan Tia tentang perasaanku pada Buba karna aku malu dulu bilang amit-amit sekarang dia begitu imut-imut bagiku. Tapi aku tak tahan menahan perasaan ini, akhirnya aku ceritakan saja tapi tak ku beri tahu pada mereka bahwa orangnya adalah Buba. Sayangnya berdasarkan ceritaku mereka tahu kalau yang ku maksud adalah anak nakal itu.Mereka menertawakanku dan bilang,

"Yah kamu sih malah suka sama dia"

    Mendengar hal itu aku kesal seolah mereka tak peduli perasaanku, tapi apa yang mereka bilang itu benar. Kenapa aku harus suka sama dia.

   Kebiasaanku adalah setelah terluka semangat belajarku turun, untuk sekedar berangkat sekolah pun rasanya sangat berat.

   Tapi di hadapan kawanku aku tetap pura-pura ceria sudah move on dan melupakan Buba padahal waktu itu saat awal masuk kelas 11 aku masih mengingatnya. Aku gengsi jika harus bergalau karna anak nakal yang sering aku cibir itu.

Hari itu ada kakak sepupuku yang menginap di rumah. Malam harinya kami mengobrol, dia bertanya padaku

"Sa memangnya kamu kenapa sih belum pernah pacaran"

Walaupun malu aku jawab,

"Aku takut kak"

"Takut karna apa?"

"Gak tahu pokoknya kalau ada yang bilang suka aku jadi langsung takut"

" Padahal coba aja dulu. Kamu buka hati kamu untuk siapa pun itu. Kalau ada yang deketin kamu kamu respons aja dengan wajar "

" Hehe " aku hanya tersenyum

" Kalau ada yang kamu suka, tapi dia nya punya pacar,"

(Emhh iya bener kataku dalam hati)

" Kamu harus siap buka hati buat yang lain. Buat apa kamu pertahanin perasaan kamu untuk orang yang tidak peduli "

" Haduh berat, gak ada yang ngertiin perasaanku" jawabku

" Kalau gak ada yang ngertiin perasaan kamu coba kamu ngertiin perasaan orang lain. "

" Maksudnya kak? "

" Menurut kakak kamu itu terlalu fokus pada perasaan dan luka kamu sendiri, coba kamu inget perasaan orang lain gimana karna kamu"

   Mendengar kata itu, ribuan kenangan terbayang di kepalaku. Kakakku benar selama ini aku sibuk mengeluh memikirkan cintaku yang terluka padahal Allah datangkan cinta yang lain untukku tapi dengan tak memikirkan perasaan mereka, aku lukai cinta mereka. Mereka salah apa hanya menyukaiku lantas aku takut dan tak suka pada mereka.

   Aku sering mengeluhkan kenapa setiap aku mulai mencintai, sikapnya padaku tiba-tiba berubah. Aku tahu rasanya seperti itu sangat sakit. Tapi kulakukan pada mereka yang tak bersalah hanya karna berkata ingin denganku sikapku langsung tak seperti biasanya. Yah mungkin benar aku sangat banyak melukai orang lain. Tapi fokusku hanya pada lukaku. Aku merasa akulah yang selalu dilukai. Padahal tidak aku pun sering menjadi yang melukai. Pada akhirnya aku pun tersadar bahwa aku pun bersalah.

 


 

6

Diaku

   Perihal dia, dari awal aku mulai merasakan cinta, dari hatiku terisi oleh seseorang yang kemudian berlalu, dari sebuah rasa yang datang dan pergi, dari gelisah sampai saat ini hatikudapat ketenangan, bahkan sampai detik ini aku merangkai kisah iniaku masih belum mengenal siapa diaku nanti. Tapi ada yakin dalam hati yang tertanam kuat, meskipun takku kenali si diaku tapi Allah lebih mengenalnya dan mengenalku. Allah yang akan sangat mengerti kapan aku akan diperkenalkan dengan diaku. Aku yakin telah Allah siapkan waktu yang indah untuk kisah terindahku. Aku yakin telah Allah siapkan calon imam yang baik untuk kehidupanku yang lebih baik. Walaupun entah siapa dia? Dimana dia? Aku tak tahu. Tapi dia ada, entah di ribuan mil jarak antara kita, atau mungkin saja hanya sejengkal jari jarak aku dengan dia. Perihal jodoh siapa yang tahu.

   Jodoh bagiku adalah masa depan, dan masa depan bagiku adalah misteri. Maka jalani saja setiap episode dalam kisah hidupmu. Berjalan menuju masa depan,  ungkap sedikit demi sedikit misteri itu. Perlahan kau temukan jawaban dan perlahan mulai kau kenali  siapa jodohmu nanti itu. Jodoh itu mungkin orang dekatmu, sahabatmu, musuhmu, orang yang baru kau kenal atau siapa pun. Kau takkan mampu menerkannya karna misteri itu penuh kejutan yang tak terduga.

Kini takku keluhkan lagi kerinduan akan diaku, cukup saja dua hati saling mendoakan, semesta meng-aminn-kan, dan Allah mempertemukan.

   Kini takku keluhkan lagi perihal dukaku biarkan saja kisah perih lalu terbawa angin yang tak berarah sampai hilang lenyap, sampai takku ingat dan jangan sampaiku alami lagi.

   Kini tiba saatnya aku jalani hidup yang sesungguhnya, hidup yang tidak melulu memikirkan tentang cinta. Banyak hubungan lain dalam hidup yang lebih bermakna dari cinta.

   Kini aku duduk di bangku kelas 12 MA, fokusku menghadapi ujian yang akan datang. Bukan hanya ujian untuk penentuan kelulusan tetapi juga ujian hidup yang tentunya akan lebih memberatkan.

   Fokusku sekarang untuk menggapai sedikit demi sedikit cita-cita yang selalu aku idamkan.

   Cintaku sekarang Ibu, Ayah, Saudari, dan seluruh keluargaku yang selalu menyayangiku. Kini waktunya aku berjuang dengan sungguh membahagiakan dan memberi sedikit kebanggaan untuk mereka.

   Dengan Ridho Allah, kelak aku ingin mampu menjamin kehidupan orang tuaku. Agar masa tua mereka mendapat kelayakan dan mendapat kebahagiaan.Jangan sampai mereka alami lagi duka sepertiduka saat berjuang membesarkan dan mendidikku.

   Masa depanku masih panjang aku bahkan baru akan memulai segalanya, butuh waktu yang panjang pula untuk mewujudkan segalanya.

  Dengan Alhamdulillah aku ucapkan menuju akhir masa-masa sekolahku serta ku ucapkan Bismillah untuk memulai awal kehidupan dengan pandangan baru.

 

 

[1]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun