Mohon tunggu...
Ai Nurlaelasari
Ai Nurlaelasari Mohon Tunggu... -

kian hari kian indah penuh berkah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tak Kukenal Si Dia

9 Oktober 2018   08:18 Diperbarui: 9 Oktober 2018   08:29 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

  "Hah, ngapain sore-sore gini ke kebun?"

  " Aku mau ketemuan sama Manan.hehe"

  "Maksudnya Manan cucunya pak Ami?"

  "iyahh"

  "Kamu sekarang pacaran sama dia?"

  " Hehe jangan bilang-bilang orang lain yaa!"

 "Ahh gak mau aku malu nanti pas kamu berduaan aku ngapain coba."

  "Ayolah Sa, kamu kan sahabat terbaikku. Nanti pas aku ngobrol kamu ngumpet aja adakan semak-semak pinggir kebun itu. Kamu cuma nemenin aku di jalan."

  " Ya udah deeh, yuu!"

  Manan dan Aisya asyik mengobrol berdua, aku lihat mereka saling tersenyum dan wajahnya tersipu malu. Hari semakin sore obrolan mereka tak kunjung selesai dibalik semak itu aku menyimak, lama-lama banyak nyamuk mengerumuniku  suara ngeong-ngeongnya makin bising mengganggu pendengaranku. Karna sudah tak tahan lagi aku lantas jongkok, merangkak pelan tapi pasti hendak berpindah tempat persembunyian, namun naas saat di tengah-tengah perjalananku Manan melihatku, kemudian tertawa terbahak-bahak dan bicara pada Aisya, aku tak tahu apa yang dia katakan karna tak terjangkau dengan pendengaranku tapi aku lihat dengan jelas wajah Aisya memerah seperti ikut malu dan mungkin menyesal mengajakku, saat itu aku hanya bisa tersenyum menyedihkan. Ahhaku punmenyesal ikut dengannya.

   Berbicara tentang pacar, hal itu tidak aneh bagiku. Karna Aisya sudah berpacaran sejak kelas 4 SD dan berarti aku sudah sering mendengar kisah pacaran Aisya sejak kelas 3 SD. Saat itu ketika Aisya bercerita tentang pacarnya, Aisya memanggil pacarnya dengan panggilan " Si Dia" eh dan aku rasa kakak dan sepupuku yang sudah remaja juga menyebut pacarnya dengan sebutan "Si Dia"  gak tahu kenapa. Waktu SD itu ketika Aisya bercerita aku tidak paham apa sih pacaran, buat apa pacaran? Tapi yang aku paham kalau kamu punya pacar kamu boleh menulis namamu dan nama si dia mu kemudian diantara nama kalian diberi tanda hati, yang aku ingat dulu seperti " Aisya Manan " . Seiring berjalannya waktu aku lulus SD dan masuk sekolah baru yakni Sekolah Menengah Pertama (SMP) pemahamanku tentang pacaran itu mulai berubah. Pacaran versi anak SMP sebayaku adalah ketika mereka saling menyukai, mereka jadian dan memiliki panggilan khusus masing-masing biasanya seperti Sayaaangg, Yank, bebz, bebebz, Ayah Bunda (padahal belum punya anak), Chabiku, pesekku, dan yang lainnya yang menurutku geli waktu itu. Hari-hari berlalu teman-temanku satu per satu bercerita " Heyyyy aku punya pacar, sekarang." Dan teman yang lain merespon dengan girang pula menurutku tak perlu selebay itu. Teman-temanku asyik bermain dalam asmara " Cinta Monyet " tapi aku saat itu belum tertarik karna menurutku satu SMP masih sangat kecil aku fokus belajar demi orang yang aku sayang yaitu ibu dan ayah ku, aku ingin mereka bangga padaku dengan mendapat prestasi. Tapi lama-lama fokus belajarku mulai buyar setiap harinya temanku bercerita tentang pacarnya sampai panas kupingku mendengarnya. Saat mereka bercerita aku dengarkan dengan baik dan aku balas dengan senyuman manisku saja karna aku tak pandai dalam bercinta. Aku dulu berfikir meskipun masih kecil tapi temanku sudah berpacaran tapi aku belum yaa. Memangnya bagaimana yaa kalau ingin punya pacar? Hah tapi sudahlah aku cukup jadi pendengar saja kala itu. Senyum manis ku lama-lama menjadi masam yang mereka ceritakan itu-itu saja kejadian yang sama tapi diceritakan setiap hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun