Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Pendamping Belajar

Seorang pekerja migran yang beralih profesi menjadi pendamping belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasiana Dan Kompas.com Turut Berperan Aktif Menyuarakan Perjuangan TKI

22 Maret 2012   05:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:38 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13323918631112693594

Menulis. Ya! Dengan menulis kita bisa membuka mata dunia. Bisa bercerita, berbagi, berteman, dan berkesempatan mengungkapkan suatu kebenaran. Satu hal yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Awal dari ketertarikan saya untuk menulis adalah semata-mata ingin memanfaatkan waktu luang di sela-sela kesibukan saya bekerja sebagai PRT di Hong Kong. Iseng-iseng saya mulai menulis artikel-artikel ringan.

Seiring dengan perkembangan berita yang bergulir, baik itu dari mainstream media maupun dari kompasiana itu sendiri, yang banyak mengangkat kisah perjuangan TKI dari berbagai pokok permasalahan, saya juga terusik untuk turut menceritakan tentang perlakuan yang tidak menyenangkan yang saya alami beberapa tahun silam di Bandara Soekarno Hatta seperti yang tertuang di Pemalakan di Bandara Soetta; Nggak Ada Rupiah, Dollar Juga Boleh, Mbak

Sungguh ketika saya menuliskan kisah tersebut, saya tidak pernah menyangka hal ini akan dilirik apalagi direspon oleh publik. Karena menurut saya kejadian pemerasan di Bandara Soekarno Hatta bukanlah barang baru lagi. Semua juga sudah tahu kok! Biar diceritakan berulang-ulang juga percuma! Pihak-pihak yang terkait tak akan melakukan tindakan apapun! Itulah anggapan saya waktu itu.

Tapi ternyata Kompasiana membuatnya berbeda. Dimulai dari kunjungan Bang Iskandar Zulkarnaen ke Hong Kong pada tanggal 11 Maret lalu. Beliau yang berkesempatan mengadakan kopdar dengan kompasianer Hong Kong, pada saat itu menyatakan kesediaannya untuk membuat laporan khusus mengenai permasalahan yang dihadapi TKI ketika mendarat di Bandara. Dan yang menjadi fokusnya adalah Bandara Soekarno Hatta. Tidak menunggu lama, setelah kembali ke tanah air, beliau yang berperan sebagai administrator mengangkat permasalahan ini sebagai topik khusus di Kompasiana. Tepatnya minggu lalu.

Gayung bersambut. Kami para pewarta warga beramai-ramai memberikan kontribusi. Banyak berita yang mengalir yang cukup mendapatkan respon serta mengundang rasa keprihatinan dari berbagai pihak. Saya masih mengira semuanya hanya akan berhenti sampai di situ saja. Lagi-lagi anggapan saya terpentalkan kembali.

Teman saya Dwi pada hari Selasa lalu tiba-tiba mengirimkan sms yang berbunyi "Aul, artikel-mu dimuat di Kompas.com". Saya kaget bukan kepalang. Artikel yang mana? Untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai informasi tersebut, sayapun langsung membuka koneksi internet. Saya awali dari facebook. Ternyata teman-teman facebook sudah ramai membicarakan masalah ini. Dan dapatlah saya artikel "Keangkeran" Bandara Soetta bagi TKI. Pada artikel yang sudah terbaca sekitar 21.676(jumlah angka yang besar juga yaa) dan mendapatkan sekitar 71 komentar itu, saya mendapati tulisan saya dan beberapa kompasianer yang terangkum dalam topik pilihan "Kriminalisasi TKI" minggu lalu telah di bawa ke kompas.com oleh wartawan (Nurullah & Erlangga Djumena) melalui proses hybrid. Luar biasa harunya saya pada saat itu.

Tidak selesai sampai di situ saja. Semalam saya juga dikejutkan oleh dua pemberitaan di Kompas.com. Artikel Angkasa Pura II: Kami Tak Pungut Apa-apa dari TKI dan Angkasa Pura II Janji Tindak Oknum Bandara Yang merupakan respon atas permasalahan yang terjadi di seputar Bandara Soeta. Dalam pemberitaan yang pertama Angkasa Pura berkelit. Pihaknya menyatakan kalau tidak pernah melakukan pungutan apapun terhadap TKI. Namun pada pemberitaan yang kedua Angkasa pura secara tidak langsung telah mengakui adanya tindakan kriminalisasi terhadap TKI. Terbukti dengan ucapan sekretaris perusahaan PT. Angkasa Pura II Hari Cahyono. Berikut beberapa kutipan pernyataan beliau yang saya ambil dari kompas.com.

Hari menerangkan, memang ada beberapa oknum petugas bandara yang tidak bertanggung jawab misalnya pada saat pengambilan bagasi. Terhadap hal itu, AP II pun tidak tinggal diam. Ia mengatakan, AP II akan melakukan tindakan kepada para oknum tersebut. "Mana saja kita tindak tegas. Kita harus membuat jera akan hal itu (pelanggaran oleh petugas)," ujar Hari.

Terhadap biro perjalanan yang sengaja memeras para TKI pun, AP II akan melakukan tindakan. Hal itu, menurut Hari, bisa jadi karena para biro perjalanan ini menganggap para TKI banyak duit. AP II akan memproses oknum yang melakukan tindakan yang tidak menyenangkan itu. "Kalau bertemu orangnya akan kita proses. Setiap hari ada puluhan calo kita tangkap. Bahkan ratusan hingga sekarang," tegas Hari.

Menurut Hari, sebenarnya yang didekati para oknum ini hanya satu-dua orang TKI saja. Maksudnya, tidak semua TKI mendapatkan perlakuan yang buruk. Namun, karena ulah sejumlah oknum ini membuat nama Bandara Soetta tercemar. "Kami berharap bantuan semua pihak untuk mengatasi hal ini," tuturnya.

"Keamanan di dalam terminal itu menjadi tanggung jawab kami. Kami tidak akan main-main dengan hal itu," pungkas Hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun