Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemulihan Martabat Perempuan Indonesia Zaman Now

8 Juli 2020   03:02 Diperbarui: 16 Agustus 2020   20:58 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kabarbanten.com

         Di era 2000-an penindasan terhadap kaum perempuan tetap saja terjadi. Persoalan ekonomi, cinta, perselingkuhan, membuat nyawa perempuan jadi korban. Ini hanya pembunuhan. Belum lagi pemerkosaan. Sepertinya seks tujuan hidup dan alat kelamin perempuan sebagai santapan. Apa arti sebuah kehidupan? Kehidupan sebagai realitas relasi timbal-balik, dalam ruang lingkup tulisan ini relasi timbal balik yang dimaksud adalah antara laki-laki dan perempuan.


          Pemulihan martabat perempuan di zaman now dapat dilakukan dengan: pertama, penerapan dalam kurikulum pendidikan pengetahuan mengenai gender. Untuk mendidik para generasi milenial kesadaran akan kesamaan martabat kita (laki-laki dan perempuan). Karena kekerasan dan penindasan terhadap kaum perempuan yang sering terjadi adalah di Indonesia itu sendiri. Dibandingkan para wanita Indonesia yang bekerja diluar negeri sebagai TKI. Memang dari segi besarnya kekerasan masih seperti yang dialami wanita yang bekerja diluar negeri.


          Kurikulum mengenai pendidikan ini juga akan membawa kemajuan bagi bangsa ini. Kedua, pembenahan konsep budaya tentang gender. Budaya selama ini yang sering mengasingkan perempuan. Menjadikan perempuan sebagai orang kedua dalam masyarakat. Status perempuan di bawah laki-laki. Contohnya dalam budaya manggarai dalam pemahaman penulis konsep tentang perempuan ini di katakan sebagai ata peang. Perempuan sebagai ata peang berarti mereka orang luar yang tidak memiliki hak atas warisan keluarga. Mereka hanya bertugas untuk melayani laki-laki, cara bersikap harus sopan dihadapan laki-laki dan tidak boleh berargumen dalam pertemuan penting.
Konsep budaya yang masih dianut oleh budaya di Indonesia seperti budaya manggarai ini, membuat status perempuan tidak berubah. Perempuan identik dengan "dapur" pemasak. Rendah bukan martabat perempuan.  Saat laki-laki dan perempuan berbarengan pulang kerja, perempuan sampai rumah masak, sedangkan laki-laki menonton televisi, merokok. Laki-laki menjadi bos dan tuan atas orang yang dicintainya.


           Pada bagian ketiga, gerakan feminisme harus aktif sebagai kesadaran sebagai pribadi yang tertindas. Gerakan feminisme harus bertambah memperjuangkan haknya di negara ini. Tujuannya agar laki-laki tidak bertindak sewenang-wenang atas mereka. Membentuk tim-tim sosialisasi yang membangkit semangat sesama kaum perempuan untuk bersatu melawan kaum laki-laki. Melawan dalam arti kaum laki-laki yang melakukan kekerasan. Jangan takut berargumentasi dihadapan laki-laki. Tidak boleh diam saat laki-laki melakukan kekerasan. Gerakan feminisme dapar membangun kesadaran pada laki-laki sebagai subyek yang sering menjadikan perempuan sebagai obyek kekerasan.


            Tubuh perempuan bukan obyek gabus tempat bertinju. Rumah bukan ring sebagai tempat bertinju. Bukan pula penjara yang mengekang dan membatasi kebebasan. Tetapi tubuh adalah barang berharga yang mahal, rumah sebagai tempat berlindung dan sebagai tempat membangun komunikasi.


               Perempuan Indonesia zaman now telah menujukkan prestasi. Bahkan mereka menjadi tokoh penting dalam memajukan bangsa ini. Wajah-wajah perempuan yang berprestasi ini mewakili kaum perempuan seluruhnya. Jadi bukan hanya laki-laki yang rasional tetapi perempuan juga rasional.

            Kaum perempuan juga bermartabat seperti laki-laki sebagai manusia. Keberadan kaum perempuan sebagai manusia sering tidak diakui. Dan status perempuan sebagai manusia tidak sederajat dengan kaum laki-laki, posisi mereka berada dibawah laki-laki.  Hal ini terbukti dengan penindasan dan kekerasan terhadap kaum perempuan oleh kaum maskulin. Kaum perempuan Indonesia juga derajatnya direndahkan di negeri orang. Kaum perempuan tidak lagi hidup dalam kebebasan dan tidak menikmati hidup sebagai peziarahan mencari kebahagiaan.


          Kekerasan terhadap perempuan ini terpengaruh pandangan atau etika budaya yang memposisikan perempuan setelah laki-laki. Gerakan feminisme di Indonesia setidaknya dapat mengurangi tindakan kekerasan terhadap mereka dan menyadarkan kaum laki-laki akan kodrat mereka sebagai manusia. Gerakan feminisme ini berusaha untuk memulihkan martabat di zaman sekarang. Zaman yang sebenarnya sudah berada pada tataran ter-sadar-kan untuk tidak melakukan kekerasan. Singkat kata, tubuh perempuan bukan obyek seks dan tempat kita berlatih bertinju. Akan tetapi tubuh perempuan adalah tubuh yang memiliki nilai seperti tubuh kita sebagai laki-laki. Hargailah tubuh perempuan itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun