Siapa pun yang mengalami kejadian ini pastinya menyisakan kepedihan mendalam. Seperti yang di alami oleh Wenny yang kehilangan kedua anaknya akibat ledakan bom yang terjadi Gereja Santa Maria Tak Becela.
"Pada hari minggu tidak memiliki firasat dan tanda-tanda apa pun.
Seperti biasa pergi ke Gereja diantar paman, untuk mengantar ponakan sama yang kecil untuk Sekolah Minggu. Kebetulan Evan sudah di Baptis, jadi saya sama yang besar saja ke Gereja.
Seperti biasa kalau ke Gereja di drop sama paman dan di turunkan di depan pagar Gereja tepatnya di pos satpam. Setelah melewati pos sedikit saya mendengar ada suara berteriak dan memanggil he.he.. entah itu suara satpam atau siapa saya tidak tahu.
Saya sempat menoleh ke belakang dan melihat ada sepeda motor masuk ke Gereja. Posisinya motor kayak remnya blong dan dalam hitungan dua detik, saya toleh kembali dan saya tidak berpikir kalau itu bom. Saya sempat melihat wajah pelaku yang bawa motor, dalam hitungan detik saya toleh kembali dan akan pinggirkan anak saya.
Dan telinga saya sudah tidak mendengar apa-apa cuma ada asap ternyata bomnya sudah meletus. Selanjutnya saya tidak tahu posisi jatuhnya saya, saya coba bangkit berdiri dan mengatakan apa ini?Â
Saya sudah tidak perhatikan kondisi saya, dan di kepala saya hanya teringat  akan anak -anak saya. Saya hanya berucap Tuhan Yesus kuatkan saya. Akhirnya saya cari  anak - anak saya.
Puji Tuhan anak -anak saya terpental tidak jauh dari saya. Sehingga saya tidak tidak perlu nyari kemana-kemana. Pada waktu itu saya ambil yang kecil dulu. Selajutnya saya taruh di paha kiri saya dan teringat akan kata-katanya.. Mami sakit mami terus saya bilang sabar tunggu Koko dulu.
Ternyata Kokonya ada di sebelahnya sudah terbaring dan tergeletak. Nathan saya taruh di kiri dan saya mencoba menarik dan mengangkat tapi tidak kuat.
Ketika saya angkat darahnya sudah keluar dari mulut Evan. Waktu itu saya sudah tahu bahwa Evan sudah tidak ada. Pada wakt itu hati saya sudah hilang setengah. Sebelumnya saya sempat melihat ponakan yang sudah buka mata dan saya katakan tunggu.
Setelah itu saya minta tolong pamannya, akhirnya turun dari mobil untuk membantunya. Saya pada waktu itu di antar menggunakan mobil pick up menuju Rumah Sakit.