Mohon tunggu...
Charles Brahmanta
Charles Brahmanta Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Dengan karya tulis saya akan diingat,melalui sebuah tulisan akan mampu mengungkap tabir kebenaran. Facebook : Charles Sandy Friz Twitter : Charles Friz IG : charlessandyfriz

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Problematika Minyak Jelantah dan Menanti Keseriusan Pemerintah

11 November 2017   01:57 Diperbarui: 11 November 2017   03:06 3002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minyak jelantah, dokpri

Sudah seharusnya Pemerintah menggunakan energi yang lebih ramah lingkungan.

Ketua Umum APJETI Matias, dok APJETI
Ketua Umum APJETI Matias, dok APJETI
Perlu di ketahui polusi di Kota Besar sangat tinggi dengan begitu kalau di biarkan sangat membahayakan bagi kesehatan penduduknya.

Minyak jelantah, dok APJETI
Minyak jelantah, dok APJETI
Seiring meningkatnya jumlah penjualan kendaraan bermotor otomatis menambah pula tingkat polusinya.

Harapannya itu Pemerintah bisa memanfaatkan minyak jelantah menjadi sumber energi baru.

Oleh karena itu melalui APJETI (Asosiasi Pengempul Minyak Jelantah Untuk Energi Baru Terbarukan Indonesia) mencoba dan memberikan Solusi bagi Pemerintah mengenai energi baru.

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan untuk berkomunikasi dengan Ketua Umum APJETI Bapak Matias Tumanggor membahas mengenai permasalahan hingga pemanfaatan minyak jelantah.

Dalam hal ini harusnya minyak jelantah itu jangan langsung di Eksport  tapi yang benar itu di olah dulu.

Berdasarkan fakta di lapangan permintaan minyak jelantah sangat tinggi.

Terbukti beberapa pabrik penampung minyak jelantah kebanjiran pembeli dari Korea,Belanda hingga Spanyol.

Dengan banyaknya permintaan kira - kira siapa yang lebih di untungkan?

Jelas para pelaku eksport karena mereka bisa meraup keuntungan cukup besar.

Oleh karena itu langkah yang tepat mengelolah minyak jelantah  menjadi biodisel baru setelah itu silakan kalau mau di eksport.

Jadi yang di eksport itu sudah berupa biodisel bukan minyak jelantahnya.

Pak Matias juga mempertanyakan dan sedikit sangsi apakah benar di luar  negeri minyak jelantah jadikan biodisel? apakah ada yang sudah  pernah melihat langsung?

Yang di takutkan setelah di eksport minyak jelantah entah di sulap menjadi apa selanjutnya di kirim kembali ke Indonesia.

Untuk itu lah melalui APJETI di harapkan ada perhatian lebih dari Pemerintah untuk mengelolah minyak jelantah.

Dari perbincangan itu bisa di ambil beberapa kesimpulan mengenai permasalahan mengenai minyak jelantah antara lain:

- Mendorong Pemerintah Pusat untuk segera membuat Peraturan Pemerintah.

- Dari segi masyarakat agar lebih peduli terhadap dampak yang di timbulkan oleh minyak jelantah baik dari segi kesehatan maupun dari segi dampak lingkungannya.

- Sedangkan dari sisi pelaku usaha di lapangan bertujuan agar mereka dapat menginduk kepada APJETI sebagai wadah kontrol dan pengawasan serta edukasi.

- Dari segi pelaku eksport agar mereka tidak turun langsung ke lapangan di karenakan potensi ekonominya hanya untuk kalangan usaha kecil.

Oleh karena itu melalui APJETI menghimbau kepada Pemerintah Pusat dan Daerah termasuk Pengusaha Industri Makanan, Hotel,Restaurant,hingga masyarakat agar  dapat mewujudkan Tata Kelola Penanganan Minyak Goreng Bekas atau Jelantahdan itu sangat di butuhkan keseriusannya sebagai wujud dari kepedulian terhadap kesehatan dan lingkungan.

Memang untuk mewujudkan program tersebut tidak lah mudah dibutuhkan waktu.

Dalam hal ini  peran masyarakat sangat di butuhkan agar program tersebut dapat berjalan.

Sekarang kita menunggu kapan Pemerintah mau menertibkan Peraturan Tentang Tata Kelola Penanganan Minyak Goreng Bekas atau Jelantah.

Perlu di ketahui APJETI sudah melaksanakan dan mengembangkan pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan pembakaran sampah melalui program Mikro Industri Sampah Terpadu.

Besar harapan Pemerintah dapat bersinergi bersama APJETI untuk mengelolah minyak jelantah sebagai sumber energi baru yang bebas polusi.

Dengan adanya kerjasama itu otomatis akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.

Apabila semua pelaku usaha yang terlibat mau di atur dan di kontrol oleh APJETI pastinya semua akan makmur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun