Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Memaknai Separuh Jalan Rio Haryanto

11 Agustus 2016   11:55 Diperbarui: 11 Agustus 2016   23:41 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tersingkirnya Rio sebagai pebalap kedua Manor semakin memperkuat ikatan antara tim asal Inggris tersebut dengan Mercedes. Dua pebalap utama Manor saat ini merupakan jebolan tim asal Jerman itu. Gambar MANOR GRAND PRIX RACING LTD dari Kompas.com.

Setelah separuh jalan mengibarkan Merah Putih di arena Formula One (F1), Rio Haryanto pun terdepak dari kursi utama tim Manor Racing. Seperti sudah tercium sejak awal, kendala finansial yang membelit, memaksa tim asal Inggris itu tak bisa berlama-lama menanti sisa pembayaran 7 juta euro dari total 15 juta euro yang harus dibayar untuk mendampingi Pascal Wehrlein sepanjang musim ini.

Keputusan Manor mencoret Rio bisa dimaklumi. Setoran 8 juta euro untuk 12 kali kesempatan dari total 21 seri semusim ini cukup adil. Walau jumlah setoran jauh lebih banyak dari Pascar-yang hanya membayar 5 juta euro-, dari segi kedekatan, bisnis, kebutuhan dan posisi, tak ada pilihan lain bagi Rio bila ingin mengaspal di ajang jet darat itu.

Rio adalah pendatang baru alias rookieyang tak memiliki riwayat pertemanan dengan Manor. Sementara Pascal merupakan mantan anak didik Mercedes yang merupakan penyuplai mesin untuk Manor musim ini.  Musim lalu, driver asal Jerman itu menjadi pembalap pengembang tim berlogo bintang segi tiga itu.

Sebagai tim medioker yang memiliki keterbatasan finansial, bayaran dari para pebalap walau tak seberapa sedikit menyokong kebutuhan tim untuk bergelut dan bergulat dalam dunia yang membutuhkan investasi luar biasa besar. Musim lalu Manor menghabiskan tak kurang dari 83 juta euro untuk sejumlah kebutuhan utama seperti pengembangan mobil (mulai dari penelitian hingga produksi), biaya operasional, honor kru dan staff.

Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dari besaran uang yang digelontorkan tim-tim besar seperti Mercedes, Ferrari, McLaren-Honda, Williams dan Red Bull Racing. Sebagai contoh. Saat menjadi juara dunia tahun 2012, Red Bull Racing menghabiskan anggaran sekitar Rp 3,54 triliun selama setahun. Artinya, kebutuhan tim asal Austria itu di setiap seri sebesar Rp177,16 miliar (lengkapnya di sini).

Angka kebutuhan tersebut tentu meningkat saban tahun. Sebagai cabang olahraga yang bersekutu dengan teknologi tinggi maka peningkatan budget menjadi lumrah. Bisa dibayangkan berapa besar dana yang dikeluarkan tim sekelas Mercedes yang selalu berambisi untuk menjadi raja di lintasan sehingga giat berinovasi dengan jumlah kru yang kompeten dan komplit untuk mendukung Lewis Hamilton dan Nico Rosberg, dua dari segelintir pembalap paling bersinar saat ini yang masing-masing digaji 25 juta euro dan 13,5 juta euro per tahun.

Meski jumlah pengeluaran Manor selama semusim jauh lebih sedikit dari para raksasa, namun kalkulasi kebutuhan yang tinggi dengan tingkat kontribusi dana pebalap yang tak seberapa membuat posisi Rio yang tengah mengutang menjadi sulit. Ditambah lagi, secara prestasi, performa Rio masih dibelakang Wehrlein.

Rio mengawali debut Fi di Australia dengan hasil kurang mengenakkan. Ia gagal finish akibat kerusakan mobil. Namun di seri berikutnya di Bahrain Rio tampil impresif di antaranya mampu mengungguli sejumlah jagoan untuk kategori fastest lap.

Menjadi yang tercepat dalam satu putaran saja tak cukup. Di semua seri balapan hingga terakhir di GP Jerman, 31 Juli lalu, Rio menjadi langganan urutan belakang. Posisi terbaik pembalap kelahiran Surakarta ini diukir pada seri keenam di Sirkuit Monte Carlo pada 29 Mei. Saat itu, Rio finis di posisi 15.

Alhasil Rio menutup kiprahnya di F1 musim ini dengan tanpa menggondol satu biji poin pun. Hal ini berbeda dengan rekannya Pascal yang hampir selalu finis di depannya. Sejauh ini, pebalap 21 tahun itu sukses “pecah telur” dan mempersembahkan satu poin setelah mengakhiri seri kesembilan di Austria, awal Juli lalu, pada posisi ke-10.

Secara keseluruhan performa Rio tetap diapresiasi Manor. Tawaran untuk menjadi pebalap cadangan untuk Wehrlein dan penggantinya Esteban Ocon (19 tahun) menjadi bukti. Terlepas dari seperti apa keputusan Rio dan manajemennya, bergelut dan berkompetisi di lintasan balap selama 12 seri menjadi pengalaman berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun