Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Brasil Menggantung Harapan pada Memori 1959

8 Juni 2016   18:02 Diperbarui: 8 Juni 2016   18:18 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Willian saat menghadapi Ekuador/Getty Images/Dailymail.co.uk

“Kami harus tetap menginjak bumi [saat melawan Haiti]. Kami harus menghormati lawan kami dan tahu bahwa tidak ada yang diberikan kepada kami hanya karena kami adalah Selecao”

Brasil belum juga move on. Asa menebus ‘dosa’ memalukan di rumah sendiri, di Piala Dunia 2014 lalu belum juga kesampaian di Copa America 2015. Harapan untuk menjaga muka di Copa America Centenario pun masih dalam tanda tanya.

Jumpa Ekuador di laga pertama Copa America Centenario beberapa waktu lalu, Selecao hanya mampu bermain imbang tanpa gol. Carlos Dunga belum juga menemukan formula yang pas untuk membangun sebuah orkestra Samba yang memikat.

Dengan hasil itu, Willian dan kolega pun dituntut hasil sempurna saat menghadapi Haiti, Kamis (9/6) pukul 06.30 WIB.  Tak ada kata imbang, apalagi kalah bila asa penebusan ‘dosa’ itu terpenuhi di Amerika Serikat kali ini.

Dengan satu poin, menempati urutan kedua di klasemen sementara Grup B, Tim Samba diharuskan mendulang tiga angka agar bisa menempel Peru yang sudah mendapat tiga poin. Laga beberapa jam setelah itu antara Peru dan Ekuador akan menentukan kontestasi Grup B, termasuk nasib Brasil sendiri.

Bila menang, Peru dipastikan mengantongi tiket perempatfinal. Sementara  Brasil akan melakoni pertandingan sulit, bahkan disebut ‘hidup-mati’ di laga terakhir menghadapi Peru.

Memori  1959

Saking pentingnya pertandingan ini membuat Brasil pantang lengah apalagi remeh. Selain dalam kondisi riskan, peluang Haiti membuat kejutan pun terbuka lebar. Dalam sepak bola segala hal bisa terjadi. Pertandingan pertama Selecao menghadapi Ekuador di Rose Bowl, Pasadena, Kamis (5/6) lalu, sudah membuktikan hal itu.

Menguasai jalannya laga, tak menjadi garansi kemenangan Brasil. Malah Brasil hampir saja tertunduk malu bila tak ‘diselamatkan’ Carlos Astroza. Betapa tidak, berkat acungan bendera asisten wasit itu “blunder” kiper Alisson-tak sempurna menangkap crossing Liller Bolanos- di menit ke-68 itu terselamatkan.

''Itu meragukan. Dia sudah merampok kemenangan kami,'' kecam pelatih Ekuador, Gustavo Quinteros pada Astroza seperti dikutip Associated Press.

Sementara Haiti di laga pertama sukses memberikan perlawanan sengit pada Peru. Selama 2 kali 45 menit Los Incas tak leluasa menguasai laga. Bahkan bila tak ada sang juru selamat yang mencetak gol semata wayang, Paulo Guerrero, bisa jadi Les Grenadiers bakal memaksa hasil imbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun