Sulit membayangkan disposisi batin dan pikiran seorang jawara yang pernah dikagumi dan begitu superior, namun kini harus berjuang mengatasi keterpurukan. Dari bermental pemenang, kini berada di titik nadir. Superioritas itu entah terpental ke mana.
Itulah yang sedang terjadi pada Kento Momota.
Ranking dunianya terus merosot seiring penampilannya di arena pertandingan yang tak lagi memuaskan. Masa-masa keemasannya seperti berarak ke ufuk barat. Tenggelam di balik kedigdayaan Viktor Axelsen dan para pemain muda yang berani unjuk gigi dan mulai bertaji.
Bila kita menengok ranking BWF terbaru, per 11 Oktober 2022, Momota tak lagi berada di papan atas tunggal putra dunia. Tidak ada namanya dalam daftar lima pemain dengan peringkat tertinggi. Posisinya terjun bebas ke urutan sembilan, turun dua peringkat dari sebelumnya.
Jagoan Jepang itu berada di belakang Lakhsya Sen (India/ranking 8), Jonatan Christie (Indonesia/ranking 7), Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia/ranking 6), Loh Kean Yew (Singapura/ ranking 5), Chou Tien Chen (Taiwan/ranking 4), Lee Zii Jia (Malaysia/ranking 3), serta duo Denmark, Anders Antonsen dan Viktor Axelsen di posisi teratas.
Dalam situasi seperti ini, apakah Momota masih berhasrat untuk bangkit? Dalam wawancara degan mantan pebulutangkis putri Jepang, Kimiko Jinnai belum lama ini, Momota mengungkapkan sesuatu yang mengejutkan.
Melansir badmintonplanet.com (12/10/2022), Momota mengatakan badminton di hadapannya tidak seperti sebelumnya. Bila saat diwawancarai sebelumnya, Momota mengakui badminton begitu menyenangkan, tidak demikian saat ini.
"Tidak, sekarang tidak. Itu sangat menyakitkan," tegas Momota.
Pernyataan tersebut cukup menghentak. Tidak hanya sang penanya yang pertama kali mendengarnya. Publik pun merasakan getaran yang sama.