Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Pelajaran Berharga dari China dan Hikmah di Balik Kegagalan Indonesia ke FIBA World Cup 2023

20 Juli 2022   11:21 Diperbarui: 20 Juli 2022   16:31 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pebasket China, Rui Zhao beraksi saat menghadapi tuan rumah Indonesia pada laga playoff FIBA Asia Cup 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Senin (18/7/2022): KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Ia pun sukses membuktikan diri dan menjawab kepercayaan tuan rumah. Jebolan NBA G League bersama Salt Like City Stars belum bisa ditopang secara memadai oleh rekan-rekannya. Brando Jawato hanya mampu menyumbang 10 angka.

Di posisi berikutnya, Abraham Damar Grahita, Andakara Praswtawa dan Arki Dikania Wisnu hanya bisa mencetak enam angka.

Jumlah tersebut jelas tak mampu mengimbangi laju poin China yang diperoleh karena keunggulan banyak faktor, teknik, pengalaman, hingga fisik. Akurasi umpan dan tembakan para pemain China jauh lebih tinggi dari Indonesia.

Hikmah

Kegagalan ini tentu mendatangkan kekecewaan. Namun, hasil tersebut tetap patut diapresiasi. Usai mengukir sejarah merebut medali emas SEA Games 2021 Vietnam dengan meruntuhkan dominasi Filipina kemudian tembus ke babak perempat final level Asia adalah pencapaian yang tak bisa dipandang remeh.

Hasil yang layak disyukuri. Pengalaman tampil menghadapi tim-tim kuat di tingkat Asia sungguh berharga.

Di sisi lain, penting mengendalikan ekspektasi ikut berlaga di Piala Dunia tahun depan secara realistis. Seperti diakui Milos Pejic, tim putra Indonesia baru mulai belajar bersaing di level Asia. Sebagai pendatang baru yang membutuhkan jam terbang lebih tinggi untuk bisa pentas di tingkat dunia.

Sulit membayangkan akan seperti apa nasib Indonesia bila pada akhirnya lolos ke Piala Dunia. Bukan tidak mungkin kita bakal menjadi bulan-bulanan tim-tim unggulan.

Karena itu, hasil ini menjadi tolak ukur untuk terus memperbaiki diri. Mulai dari sumber daya pemain, fasilitas, kompetisi bola basket di Tanah Air, hingga dukungan dari berbagai pihak.

Kita beruntung memiliki sejumlah pemain naturalisasi seperti Bolden yang mampu merepotkan dan mendapat pujian dari China. Begitu juga Derrick Michael.  Kehadiran mereka bisa melengkapi sejumlah talenta lokal yang digembleng dalam waktu tak lebih dari satu tahun.

Bisa dibayangkan bila lebih banyak pemain potensial yang lahir dari kompetisi domestik yang teratur dengan level yang semakin tinggi, disokong oleh pemain-pemain berdarah Indonesia yang tampil konsisten di mancanegara, maka hasilnya bakal lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun