Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Apriyani Rahayu/Siti Fadia Akhiri Puasa 5 Dekade dan 4 Kunci "Rising Star" Ini Berjaya di Malaysia Open 2022

3 Juli 2022   17:56 Diperbarui: 3 Juli 2022   21:26 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti di podium juara Malaysia Open 2022: dok PBSI via Kompas.com

Pertama, patut ditambahkan, kemenangan Apri/Fadia ini tidak hanya menjadi pencapaian pribadi. Mereka menorehkan sejarah tersendiri bagi ganda putri Tanah Air yang lebih dari 50 tahun tak bisa berjaya di Malaysia Open.

Belum ada pasangan ganda putri Merah-Putih yang sanggup menjuarai turnamen itu setelah Retno Koestijah/Minarni melakukannya pada 1967. Penantian sangat panjang lebih dari lima dekade akhirnya dituntaskan Apri/Fadia.

Apri/Fadia adalah pasangan muda yang bisa langsung klik satu sama lain hingga mampu menggemparkan jagad bulu tangkis dunia. Melihat mereka bertanding belakangan ini, kita seperti melihat pasangan yang sudah mapan.

Hal ini tentu tidak lepas dari kemampuan mereka baik sebagai pribadi maupun pasangan. Sebagai nomor yang tidak hanya mengandalkan skill individu, keduanya bisa memadukan bakat dan kecakapan masing-masing dan saling mengisi satu sama lain.

Bakat besar itu diikat oleh spirit yang sama. Melihat bagaimana menghadapi lawan-lawan yang secara ranking dan jam terbang jauh lebih tinggi, mereka sama sekali tidak menempatkan diri dalam posisi inferior.

Mereka justru menunjukkan diri melalui semangat juang tinggi. Dalam beberapa pertandingan, keduanya selalu berada dalam posisi tertinggal, baik di awal gim, maupun di interval.

Menghadapi Jeong/Kim di babak empat besar, keduanya tertinggal 11-16 di gim kedua. Namun, mereka menolak tunduk. Mereka tak mau menyerah. Justru mereka tetap tampil agresif dan berjuang tak kenal lelah untuk membendung serangan lawan, menjangkau kiriman lawan, hingga balas menyerang dengan garang.

Kedua, kualitas Apri sudah jauh lebih teruji. Berpasangan dengan Greysia Polii yang jauh lebih senior, mereka sanggup meraih gelar Olimpiade Tokyo 2020, puncak prestasi dari 14 gelar yang dirah ganda terbaik BWF 2021 itu.

Sementara Fadia adalah pendatang baru. Namun, pemain berusia 21 tahun ini mampu mengakselerasi diri dan bertransformasi menjadi tandem yang setara dengan Apri.

Tentu, dibutuhkan kerelaan untuk bekerja lebih keras dan keterbukaan diri untuk dibimbing di satu sisi. Di sisi berbeda, butuh keberanian untuk mengambil sikap dan risiko.

Ia berani melepas pukulan, melakukan variasi dan manuver dengan raketnya. Ia nekat mengambil keputusan untuk mengirim kok ke sisi-sisi tertentu. Banyak kali, keputusan penuh risiko itu berbuah manis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun