Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menanti Akhir Kisah Segitiga Erik ten Hag, Ajax, dan Manchester United

15 November 2021   22:58 Diperbarui: 16 November 2021   10:53 3080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erik Ten Hag.| Sumber: AFP via Kompas.com

Nama Erik ten Hag kembali ramai dibicarakan belakangan ini. Pria 51 tahun ini dikaitkan dengan sejumlah klub Liga Primer Inggris. Tiga di antaranya adalah Manchester United, Newcastle United, dan Tottenham Hotspur.

Ketiga klub itu memang sedang mencari sosok pelatih ideal yang bisa memberikan mereka kebanggaan. Gambaran akan sosok yang diimpikan itu ada dalam diri Erik.

Ole Gunnar Solskjaer yang menangani Manchester United saat ini kian terpojok setelah hasil memalukan saat berduel dengan tim-tim papan atas seperti Liverpool dan Manchester City sebelum jeda internasional.

Mengapa Erik begitu laris diburu? Pertanyaan ini bisa ditemukan jawabannya pada sepak terjangnya sejak menjadi pelatih Ajax Amsterdam. Sejak mulai bertugas di Johan Cruyff Arena pada 2017 silam, Erik berhasil mengangkat prestasi klub tersebut.

Sekitar empat tahun dikomandoi mantan bek tengah itu, Ajax mampu menunjukkan diri sebagai tim yang sungguh diperhitungkan terutama di pentas domestik. Ajax dua kali menjuarai Eredivisie.

Selain itu, Erik mengangkat derajat Ajax lebih tinggi sehingga cukup bersaing di pentas Liga Champions Eropa, setidaknya lebih baik dibanding beberapa pendahulunya.

Bila kita merunut sejarah klub yang bermarkas di Amsterdam itu, Ajax memang bukan pendatang baru di kancah Eropa. Apalagi di level domestik. Johan Cruyff terang-terangan mengatakan habitat Ajax adalah di Liga Champions. Bila demikian kompetisi lokal terlampaui dengan sendirinya. Predikat sebagai klub paling sukses di Negeri Kincir Angin itu adalah bukti.

Sempat meraih masa keemasan di periode 1970-an saat ditangani Draches Van Stock. Di masa keemasan Cruyff, Ajax tampil merajai Eropa dengan meraih "hat-trick" Liga Champions Eropa secara beruntun pada rentang 1971-1973. Ajax menjadi tim kedua setelah Real Madrid yang mampu meraih tiga gelar beruntun.

Namun, performa Ajax mengalami pasang surut. Ajax hanya sanggup berjaya di dalam negeri. Saat ditangani Frank de Boer, De Godenzonen mampu merebut empat gelar Eredivisie secara berturut-turut sejak 2011 hingga 2014. Sayangnya, kiprah Ajax di pentas Eropa justru berbanding terbalik.

Erik ten Hag: Manchestereveningnews.com
Erik ten Hag: Manchestereveningnews.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun