Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Anjing dan Manusia Bisa Begitu Akrab?

13 November 2021   07:11 Diperbarui: 13 Februari 2022   16:34 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pria dan anjing: Shutterstock.com/ bogdanhoda 

Sedekat apapun manusia pada anjing kesayangannya tetap meninggalkan celah pemahaman akan berbagai isyarat yang dikirim makhluk setia itu.

Sulit memahami secara utuh bahasa mereka misalnya apa maksud dari sebuah geraman atau gonggongan. Apakah berarti mengancam atau menyapa?

Lalu bagaimana memahami bila seekor anjing sedang sedih, lelah, takuk, atau sedang meminta pertolongan? Untuk memahaminya kita memang perlu benar-benar masuk ke dalam dunia mereka.

Walau begitu, hampir sulit menemukan hewan dengan tingkat kedekatan dan saling pemahaman seperti seekor anjing.

Lantas, apa yang membuat hubungan manusia dan anjing khususnya bisa sampai sedekat itu? Mengapa manusia dan anjing bisa mudah tercipta kedekatan, berbeda halnya dengan hewan-hewan lain?

Tanda tanya saya kemudian mendapat jawaban dari sebuah tulisan di time.com (20/7/2018). Ditulis oleh Jeffrey Kluger, seorang editor at Large di majalan prestisius itu. Tulisan pendek itu diberi judul persis seperti rasa penasaran saya dan kemudian sedikit digubah menjadi judul tulisan ini: "Why Dogs and Humans Love Each Other More Than Anyone Else"

Dari penulis yang sudah menelurkan lebih dari sepuluh buku itu saya coba menggarisbawahi sejumlah hal.

Pertama, memang sulit memahami situasi dan kehendak seekor anjing yang terpancar dari setiap bahasa tubuhnya. Namun, untuk sedikit sampi ke sana, manusia hanya perlu memahami.

Kedua, relasi manusia dan anjing tidak dibangun pertama-tama atas dasar symbiosis. Misalnya seekor anjing berburu untuk mendapatkan buruan bagi manusia. Sebagai ganjarannya sang empunya anjing itu memberikan perhatian khusus.

Bila demikian, maka model hubungan ini tidak jauh berbeda dengan relasi hiu dan ikan remora. Walau tanpa persetujuan, kedua makhluk itu tanpa perlu diberi aba-aba untuk saling memenuhi kewajiban. Remora akan membersihkan parasit dari kulit hiu. Sebagai bayarannya, sisa-sisa dari mangsa hiu menjadi santapan Remora.

Hubungan hiu dan remora benar-benar transaksional. Saling menguntungkan alias mutualisme. Apakah manusia dan anjing pun berjalan dalam sistem yang sama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun