Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Jelang Duel Klasik Piala Sudirman: Axelsen Sebut Denmark Tim Rumit dan 5 Faktor Ini Justru Unggulkan Indonesia

29 September 2021   07:58 Diperbarui: 29 September 2021   11:17 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viktor Axelsen dan Anthony Ginting akan membuat pertandingan perebutan juara Grup C, Rabu (29/9/2021) kian sengit: badmintonindonesia.org

Keempat, secara matematis dengan mengunci kemenangan di tiga nomor di atas, Indonesia sudah bisa mengklaim kemenangan. Apakah dengan demikian di dua nomor lainnya, yakni tunggal putra dan tunggal putri, Indonesia akan menyerahkan kemenangan begitu saja kepada Denmark? Sekali lagi, tidak.

Ginting berpeluang besar menghadapi Axelsen di panggung beregu campuran ini. Medali perunggu yang Ginting raih di Olimpiade akan melipatgandakan semangatnya untuk menumbangkan Axelsen. Axelsen boleh saja jemawa ketika bertemu para pemain lainnya. Tetapi tidak halnya dengan Ginting. Di hadapan Ginting, Axelsen bisa mendapat mimpi buruk.

Denmark bisa juga membuat kejutan. Alih-alih menurunkan Axelsen, Tim Dinamit justru memasukan nama Anders Antonsen. 

Sektor lainnya, Denmark memiliki dua pilihan di tunggal putri. Ada Mia Blichfeldt dan Line Christophersen. Kedua pemain ini bergantian tampil di dua pertandingan sebelumnya.

Untuk menghadapi Indonesia, Denmark tentu akan menurunkan pilihan utama yakni Mia, ketimbang Line yang baru berusia 21 tahun dan masih minim pengalaman.

Mia kini berada di lingkaran 12 besar dunia. Posisinya jauh di atas tunggal putri terbaik Tanah Air, Gregoria Mariska Tunjung. Walau begitu, Jorji tetap berpeluang menang bila mampu bermain tenang dan taktis.

Apakah tim Indonesia akan menurunkan Jorji? Atau justru memberi tempat kepada Putri KW yang belum mendapat kesempatan?

Kelima, selain faktor teknis di atas, Indonesia juga bisa mengambil untung dari faktor non-teknis. Pengalaman Greysia dan Hendra/Ahsan menjadi katalis untuk mempertebal semangat dan keyakinan para pemain yang lebih muda.

Bagi ketiga pemain senior itu, edisi Piala Sudirman ini adalah yang terakhir. Mereka tentu tidak ingin gantung raket dengan melepaskan peluang melengkapi lemari prestasi mereka dengan trofi beregu campuran ini.

Faktor lainnya adalah strategi. Denmark memilih menurunkan tim lapis kedua di pertandingan pembuka menghadapi Kanada. Sementara di laga kedua versus Rusia, Denmark menurunkan hampir semua pemain terbaik, kecuali sedikit bongkar pasang di ganda putra.

Sementara itu, Indonesia, menurunkan tim terbaik, kecuali ganda putri di pertandingan pertama dan memberikan kesempatan kepada para pemain muda dan para pemain pelapis di pertandingan kedua. Greys dan Apri baru dimainkan di laga kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun