Namun, kemenangan ini jelas bukan kerja tunggal seorang pemain. Ada Lingard dan De Gea yang patut mendapat kredit. De Gea terakhir kali melakukan penyelamatan penalti pada April 2016 seperti menunjukkan kembali keunggulannya.
Tidak hanya mereka bertiga. Ada pemain-pemain lain yang patut disebut. Tidak terkecuali, Ole Gunnar Solskjaer, sang arsitek yang sempat diragukan independensinya saat harus mengomandoi Ronaldo, mantan rekannya di lapangan pertandingan.
Terjerembab di zona degradasi
Itulah yang terjadi dengan Juventus saat ini. Beberapa jam setelah Ronaldo ikut mengantar United memetik poin sempurna, mantan timnya justru hanya bisa meraih satu poin. Bila United kini bersaing di papan atas dengan 13 poin dari lima laga, Bianconeri justru terpuruk di papan bawah.
Dua kekalahan yang diderita setelah Ronaldo hengkang, membuat Juventus kini terjerembab di zona degradasi. Raihan dua poin dari empat laga menempatkan Juventus dua tingkat di depan Cagliari dan tim promosi, Selernitana di dasar klasemen.
Nyonya Besar tak kuasa memetik kemenangan saat menjamu AC Milan di Allianz Stadium, Senin (20/9/2021) dini hari WIB. Hasil seri 1-1 menutup laga itu.
Juventus lebih dulu memimpin di menit keempat. Berawal dari skema serangan balik cepat, Alvaro Morata berhasil memenangi duel dengan Theo Hernandez sebelum menggetarkan gawang Mike Maignan.
Sayangnya, keunggulan itu hanya bertahan hingga menit ke-76. Berawal dari sepak pojok yang dilepaskan Sandro Tonali, Ante Rebic berhasil menyambutnya dengan tandukan mematikan tanpa bisa digagalkan Wojciech Szczesny.
Juventus tak bisa menambah gol hingga wasit meniup peluit panjang. Hasil imbang yang mengantar mereka ke zona merah membuat Juve menjadi sasaran kritik, tidak hanya datang dari penggemar kesayangannya, tetapi juga fan Manchester United.
Kepergian Ronaldo berikut pergantian manajer dari Andrea Pirlo kepada Massimiliano Allegri menjadi topik pembicaraan.