Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Bulutangkis Indonesia Kian Tertinggal dari Tiongkok, Taufik Hidayat: Sebenarnya Bukan Nggak Bisa, Mau Apa Nggak?

13 Agustus 2021   07:11 Diperbarui: 13 Agustus 2021   07:22 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taufik Hidayat: foto BWF

Keempat, jaminan hidup. Kisah Greysia Polii dan Apriyani Rahayu yang banjir hadiah tentu menggiurkan banyak orang. Bonus miliaran rupiah plus properti dan berbagai investasi lain membuat orang geleng-geleng kepala.

Terlepas dari jumlah dan bentuk apresiasi yang didapat Greys dan Apri, hasil tersebut tentu diraih melalui proses yang tidak mudah. Berapa banyak yang sudah mereka korbankan? Waktu, tenaga, masa muda, hingga pendidikan.

Yang kita lihat adalah Greys dan Apri yang bergelimang puja-puji. Tetapi tidak banyak yang tahu seperti apa pengorbanan yang sudah mereka berikan.


Menurut Taufik, menjadi atlet adalah soal pilihan. Pilihan yang mengandung risiko. Syukur bila investasi panjang itu berhasil. "Bagaimaan kalau tidak jadi (berprestasi)?" tanyanya.

Jalan panjang yang ditempuh setiap atlet (bulutangkis) seharusnya dibarengi dengan jaminan hidup. Salah satu yang disoroti taufik adalah jaminan hari tua.

Bagaimana nasib para atlet yang tidak berprestasi sementara mereka sudah mengorbankan waktu sekian tahun? Begitu juga bagaimana kehidupan para atlet yang sudah memberikan kebanggaan bagi Indonesia?

Jangan sampai seperti pepatah habis manis sepah dibuang. Mestinya, kelangsungan hidup mereka diperhatikan tidak hanya saat masih aktif menjadi pemain, tetapi juga setelah gantung raket.

Perhatian seperti itu, demikian Taufik, akan memotivasi semakin banyak orang untuk mau mendedikasikan diri dan mengambil pilihan menjadi atlet.

Mencontoh Tiongkok

Ada ungkapan klasik, tuntunlah ilmu sampai ke negeri China (Tiongkok). Ungkapan ini sepertinya masih aktual. Termasuk untuk kita terapkan di dunia bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun