Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Menyoal Kontroversi Atlet Korea Selatan Menyebut Olimpian Iran sebagai Teroris

1 Agustus 2021   13:36 Diperbarui: 1 Agustus 2021   13:46 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Javad Foroughi dan emas Olimpiade Tokyo: YUTAKA/AFLO/Shutterstock

Sebanyak 125 ribu anggota IRGC disinyalir menjadi pasukan komando yang memasok dan melatih militan di sekitar wilayah Iran. Sepak terjang mereka pun dikaitkan dengan sejumlah serangan teror seperti pengeboman di keduataan besar dan barak mariner AS di Beirut pada 1983.

Jin Jong-oh semakin termotivasi untuk melakukan tekanan pada komisi etik IOC setelah organisasi atletik hak asasi manusia Iran, United for Navid, mengeluarkan pernyataan pasca-kemenangan Foroughi.  

"Kami menganggap pemberian Medali Emas Olimpiade kepada penembak jitu Iran Javad Foroughi tidak hanya menjadi bencana bagi olahraga Iran tetapi juga bagi masyarakat internasional, dan terutama reputasi IOC. Saat ini dan dalam waktu yang lama Foroughi yang berusia 41 tahun menjadi anggota dari sebuah organisasi teroris," demikian pernyataan United for Navid.

United for Navid yang dibentuk setelah eksekusi pegulat Iran Navid Afkari karena melakukan protes pada rezim yang berkuasa pun meminta IOC bertindak memastikan latar belakang dan kepantasan Foroughi mendapat medali. Sementara itu berlangsung, medali yang diterima Foroughi diminta ditangguhkan.

Terkait sepak terjang IRGC, United for Navid mengatakan, "IRGC memiliki sejarah kekerasan dan pembunuhan tidak hanya terhadap orang-orang Iran dan pengunjuk rasa di sana, tetapi juga orang-orang yang tidak bersalah di Suriah, Irak dan Lebanon. Ini adalah organisasi teroris asing yang ditunjuk oleh Amerika Serikat."

Perawat

The guardian melaporkan Faroughi pernah bertugas di Suriah sebagai perawat antar 2013 dan 2015.

Dalam sebuah wawancara sebelum Olimpiade, Foroughi mulai mengenal pistol saat menjadi perawat. Ia pertama kali menembak dengan pistol di sebuah aula yang terletak di bawah Gedung rumah sakit tempat ia bekerja.

Sebelum itu ia sama sekali belum pernah melihat pistol. Namun penampilannya di Olimpiade Tokyo begitu luar biasa.

Surat kabar Iran, Javan justru memberinya pujian. "An unexpected medal ... won by a Guards nurse who is at the same time a defender of health and of the shrine."

Merasa absurd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun