Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Praveen Jordan/Melati Daeva Tersingkir, Mari Belajar dari Netizen Malaysia Memperlakukan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying

28 Juli 2021   12:54 Diperbarui: 28 Juli 2021   13:30 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praveen Jordan/Melati Daeva: badmintonindonesia.org

Bagaimana kita sepatutnya bersikap terhadap kegagalan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang baru saja tersingkir di perempat final cabang olah raga bulutangkis Olimpiade Tokyo?

Ucok, sapaan Praveen dan tandemnya, Meli belum mampu merubuhkan tembok kokoh Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Yaqiong. Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Rabu (28/7/2021) pagi belum bisa menjadi panggung pertunjukkan kemampuan maksimal andalan ganda campuran Indonesia itu.

Ucok dan Meli menyerah straight set, 17-21 dan 15-21. Zheng dan Huang begitu digdaya. Status unggulan pertama benar-benar mereka tunjukkan dalam setiap ayunan raket.

Pasangan Negeri Tirai Bambu itu tidak hanya mengamankan satu tempat di semi final sekaligus mendekatkan mereka dengan medali emas. Keduanya pun merontokkan tradisi ganda campuran Indonesia di pesta olahraga antarbangsa itu.

Pasca-Olimpiade Athena 2004, wakil ganda campuran Indonesia tak pernah absen di semi final. Bahkan Indonesia pernah mengirim lebih dari satu pasangan ke empat besar.

Nova Widianto/Lilyana Natsir yang menjadi perempatfinalis di edisi sebelumnya berhasil menemani Flandy Limpele/Vita Marisa ke semi final Olimpiade Beijing 2008. Nova dan Liliyana kemudian harus puas meraih medali perak setelah dikalahkan Lee Yong-dae/Lee Hyu-jung di laga pamungkas.

Setelah lepas dari Nova Widianto, Liliyana berhasil menggerek Tontowi Ahmad hingga semi final Olimpiade London 2012. Empat tahun berselang, di Rio de Janeiro, Brasil, pasangan ini mampu mencapai klimaks. Kemenangan atas, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying asal Malaysia, menjadikan Owi dan Butet sebagai satu-satunya penyumbang medali emas bagi kontingen bulutangkis Indonesia.

Sayangnya, di Tokyo kali ini, Ucok dan Meli belum mampu melanjutkan tradisi semi final para pendahulu mereka. Nasib Ucok dan Meli sebagai salah satu harapan bagi Merah Putih tak jauh berbeda dengan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying bagi rakyat Malaysia.

Lantas, apakah kita pantas memperlakukan Ucok dan Meli seperti warganet tetangga memperlakukan Chan dan Goh?

Pilu Peraih Perak Olimpiade Rio

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun