Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Surat buat Ayah di Kampung Halaman

9 Mei 2021   23:26 Diperbarui: 9 Mei 2021   23:28 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi surat: viva.co.id

Biasanya, hari-hari di bulan seperti ini, aku sudah berada di tengah kalian. Sejak beberapa bulan sebelumnya, kita sudah saling memberi kabar. Banyak hal yang dibicarakan tentang kepulanganku. Tidak hanya jadwal kepulangan, barang apa yang diminta aku bawa serta, tetapi juga rencana yang akan kita tunaikan bersama.

Namun, sudah dua tahun terakhir, tidak ada cerita tentang itu. Kita semua paham situasi sedang tidak mendukung. Pandemi Covid-19 benar-benar tidak mengizinkan kita bertemua, walau cuma beberapa hari.

Jangankan dalam hitungan hari, untuk sekadar membunuh rasa rindu dengan kunjungan ke sanak saudara terdekat pun tak bisa. Pemerintah sudah mengeluarkan instruksi. Surat Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik hari raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Covid-19 sudah beredar.

Sejak 6 Mei hingga sepekan ke depan, pintu-pintu akses dari dan ke Medan Raya, Jabodetabek, Bandung Raya, Semarang Raya, Yogyakarta Raya, Solo Raya, Surabaya Raya, dan Makassar Raya sudah ditutup. Tidak hanya untuk perjalanan jarak jauh. Mudik jarak dekat pun tidak diizinkan.

Kita tentu tidak bisa coba-coba menentang. Larangan itu jelas tidak semata-mata untuk mengurungkan niat puluhan juta orang yang ingin pulang kampung. Tetapi lebih dari itu demi kesehatan dan keselamatan. Nyawa setiap orang menjadi pertimbangan utama. Di atas berbagai kepentingan lain, urusan mati dan hidup jelas paling berharga.

Data dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 hingga Minggu (9/5/2021) menunjukkan bahwa pandemi di tanah air masih belum mereda. Ada penambahan 3.922 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Bila ditotal, jumlah penderita di Indonesia sudah lebih dari 1,7 juta orang.

Jumlah penderita yang terus bertambah, tidak dalam jumlah sedikit, tentu menjadi keprihatinan kita bersama. Sekaligus menjadi awasan bahwa Covid-19 terus mengintai. Ia menunggu saat yang tepat untuk menyerang lebih banyak orang.

Pilihan saat ini ada pada kita. Apakah kita ingin terbilang dalam jumlah penderita yang tak sedikit itu, atau memilih menjadi pribadi yang tetap sehat? Bila opsi kedua yang dipilih, tentu tak ada yang dengan sengaja dan terencana memilih yang pertama, maka kita tidak bisa tidak mematuhi setiap protokol kesehatan.

Pemerintah sudah memberi rambu-rambu agar perjalanan hidup kita tidak melenceng. Negara sudah memberikan awasan agar laku hidup kita tak sampai jatuh dalam bahaya. Sedikit saja kita lengah, Covid-19 akan cepat menerjang.

Beberapa waktu lalu kita diperkenalkan dan diminta untuk patuh pada gerakan 3 M. Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga jarak. Kini, 3 M itu terasa tak lagi memadai. Kita perlu memasukkan Menjauhkan Kerumunan, dan Membatasi Mobilisasi dan Interaksi dalam standar protokol terbaru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun