Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Lee Zii Jia dan Yuta Watanabe Merangsek, Bagaimana Peringkat Pemain Indonesia Pasca-insiden All England?

26 Maret 2021   21:07 Diperbarui: 27 Maret 2021   16:55 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yuta Watabane meraih gelar ganda putra dan ganda campuran dengan pasangan berbeda di All England 2021: https://twitter.com/champ_together

Selain Lee yang kebagian untung naik dua strip, posisi para pebulutangkis di jajaran tujuh besar BWF tidak beranjak. Ginting masih bertakhta di urutan kelima, di depan satu-satunya wakil China di 10 besar, Chen Long. Sementara itu, Momota dan Axelsen yang gagal juara All England masih menempati dua posisi teratas, diikuti Chou Tien Chen di urutan ketiga.

Seandainya, Jojo dan Ginting tak dihalangi bertanding, kita tentu bisa berharap mereka mendapatkan tambahan poin. Setidaknya, jumlah 82.282 poin milik Ginting bisa berubah pekan ini. Demikian juga Jojo yang sukses memetik kemenangan di partai pertama All England atas Kunlavut Vitidsarn, 21-13 24-22. Ternyata semua itu hanya harapan kosong. Tak ada sesuatu yang bisa kita bawa pulang selain kecewa.

Pesona Yuta Watanabe 

Yuta Watanabe mendapat untung dari performa impresifnya di Utilita Arena, Birmingham. Menawan di dua nomor, ganda putra dan ganda campuran, peringkat dunia mereka pun terdongkrak. Bertinggi 1,67 namun bisa berjaya di dua nomor dengan pasangan berbeda. Sungguh mempesona, bukan?

Berpasangan dengan Hiroyuki Endo, seniornya yang terpaut usia lebih dari 10 tahun, keduanya mampu meredam pasangan senior senegara, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, 21-15, 17-21, 21-11. Kemenangan di partai final itu sekaligus membuat mereka sukses pertahankan gelar.

Tahun lalu, pasangan beda generasi itu jadi juara, mengalahkan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, 18-21, 21-12 dan 19-21. Langkah Endo dan Watanabe tahun ini lebih mudah. Keduanya luput dari amukan balas dendam Minions, plus ujian dari pasangan berpengalaman, Hendra Setiawan/Mohamad Ahsan yang sejatinya ditempatkan sebagai unggulan pertama dan kedua.

Walau posisi Endo/Watanabe merangsek naik, Indonesia masih menempatkan dua wakilnya di urutan teratas: bwfbadminton.com
Walau posisi Endo/Watanabe merangsek naik, Indonesia masih menempatkan dua wakilnya di urutan teratas: bwfbadminton.com

Gelar juara itu mengantar Endo/Watanabe ke posisi keempat. Pelan tetapi pasti, mereka menanjak dari posisi keenam. Keduanya mendepak "the twin tower" Tiongkok, Le Jin Hui/Liu Yu Chen dan senior mereka, Kamura/Sonoda, menjadi pasangan nomor satu Jepang saat ini.

Dengan 84,083, pasangan Jepang itu hanya tertinggal tiga ribu poin dari Lee Yang/Wang Chi-Lin, jagoan baru dari Taiwan yang menyapu tiga gelar Super 100 di Thailand awal tahun ini.

Sementara itu, dua urutan teratas masih dikuasai Indonesia. Walau gagal mendapat poin di All England, posisi Minions dan Daddies belum juga tergeser. Minions yang memiliki 106,853 poin masih bisa bernapas lega.

Sehebat apa pun Endo/Watanabe di All England, mereka masih berjarak sebanyak perolehan poin satu gelar juara Super 1000 untuk bisa memuncaki ranking dunia. Perkara ini jelas tidak mudah. Minions dan Daddies tentu tidak tinggal diam. Mereka tak akan membuang kesempatan di turnamen-turnamen selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun