Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Juara All England, Lee Zii Jia Bungkam Kritik Publik Malaysia dan Lepas dari Lee Chong Wei

22 Maret 2021   00:35 Diperbarui: 22 Maret 2021   12:35 2132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lee Zii Jia dan trofi All England 2021: https://twitter.com/BA_Malaysia

Rentetan pertanyaan tak berujung sejak dua tahun silam, perlahan-lahan mulai terjawab. Adalah Lee Zii Jia, pemain 22 tahun yang selama itu menanggung beban kebesaran sang senior. Kesuksesannya menjadi jawara All England 2021 adalah kabar gembira bagi bulu tangkis Malaysia.

Lee Zii Jia menjadi yang terbaik di turnamen tertua di dunia setelah melewati hadangan berat. Absennya Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie tak otomatis membuatnya bisa leluasa melenggang. Masih ada para unggulan yang menanti.

Lee mengawali kiprahnya di All England ini dengan kemenangan mudah atas Brian Wang. Kemenangan 21-13 dan 21-10 dalam tempo 28 menit atas pemain Kanada itu mempertemukannya dengan pemain senior Denmark, Hans K Vittinghus. Ternyata, ia hanya butuh sedikit lebih lama, 35 menit, untuk menyudahi pertandingan straight set, 21-13 dan 21-10.

Tantangan sesungguhnya di perempat final. Datang dari tunggal putra nomor satu dunia Kento Momota. Momota yang absen sekitar 14 bulan pasca kecelakaan tragis di Malaysia di awal tahun lalu begitu bersemangat untuk menandai "comeback" dengan manis.

Ternyata, Momota harus mengakui keunggulan Lee Zii Jia. Kekalahan dua game langsung, 21-12 dan 21-13 menunjukkan: unggulan pertama itu bermain tidak lebih baik dari Lee Zii Jia.

Pemain kejutan, debutan semi final Super 1000 asal Belanda, Mark Caljouw berupaya menghadang laju pemain kelahiran Kedah, 29 Maret 1998. Lee yang sedang dalam tren positif tidak membuang peluang untuk memperbaiki pencapaian edisi sebelumnya.

Saat itu, langkahnya terhenti di semi final. Hasil bagus untuk seorang pendatang baru. Viktor Axelsen memenangi pertandingan rubber game, 17-21, 21-13, dan 21-19. Viktor kemudian memenangi laga final dengan mudah atas Chou Tien Chen, 21-13 dan 21-14.

Rupanya kekalahan tahun lalu, plus hasil negatif di World Tour Finals 2020, berhasil dibayar lunas pada Minggu, 21 Maret 2021 malam WIB. Utilita Arena Birmingham menjadi medan pemenuhan segenap hasil minor itu. Lee Zii Jia memperkecil ketertinggalan "head to head" menjadi 2-3 melalui permainan spektakuler.

Kento Momota, unggulan pertama terjungkal di hadapan Lee Zii Jia: bwfworldtour.bwfbadminton.com
Kento Momota, unggulan pertama terjungkal di hadapan Lee Zii Jia: bwfworldtour.bwfbadminton.com

Patut diakui, Lee Zii Jia bermain baik sepanjang turnamen ini. Ia berhasil menjaga konsistensi hingga menggapai klimaks. Pertandingan final tunggal putra menghadapi pemain lebih senior sekaligus juara bertahan benar-benar menghibur. Berkelas. Laga epik menodai final ketujuh beruntun Axelsen. What a match!

Seperti saat mengandaskan Momota, Lee Zii Jia tetap menjaga semangat dan mental bertanding. Bisa jadi kemenangan atas unggulan pertama membuatnya lebih percaya diri saat menghadapi unggulan kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun