Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jokowi, Anemia, dan Rantai Kemiskinan di NTT

26 Februari 2021   17:02 Diperbarui: 26 Februari 2021   17:08 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi saat meresmikan lumbung pangan di Sumba  Tengah: Kementerian PUPR

Sumber: Dinas Kesehatan NTT
Sumber: Dinas Kesehatan NTT

Stunting memiliki banyak sebab, baik langsung maupun tidak langsung. Water, Sanitation and Hygiene (WASH) sebagai faktor tidak langsung. Serta nutrisi ibu saat hamil, penyakit infeksi, serta nutrisi balita sebagai sebab langsung.

Dr.dr. Diana Sunardi, M.Gizi, SpGK dalam webinar "Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi" coba meringkas siklus stunting. "Berawal dari status gizi yang kurang baik pada remaja putri sehingga saat kehamilan menjadi kurang baik. Akan lahirkan anak dengan Berat Badan Lahir Rendah. Saat balita, gizi tidak dipenuhi maka akan mengalami stunting."

Mata Rantai

Salah satu mata rantai persoalan gizi adalah nutrisi ibu saat hamil, anak balita, hingga remaja. Salah satu nutrisi penting adalah zat besi. Kekurangan zat besi akan menyebabkan anemia defisiensi besi.

Dokter Diana, dokter spesialis klinik gizi dari Indonesian Nutrition Association (INA), memaparkan data Riskesdas (2018) tentang prevalensi kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia. Bukannya mengalami penurunan, prevalensi justru meningkat dari 37,1 persen pada 2013 menjadi 48,9 persen pada 2018. Bagaimana NTT? Sebanyak 46,2% ibu hamil mengalami anemia!

Gambar: Donone Indonesia
Gambar: Donone Indonesia

Mengutip WHO, anemia merupakan rendahnya konsentrasi hemoglobin (Hb) dalam darah. Mengacu pada penjelasan dr.Diana kita bisa mengidentifikasi seseorang terkena anemia atau tidak dengan melihat kadar Hb dalam darah. Namun ada klasifikasi berdasarkan usia, jenis kelamin, dan status seseorang.

Seorang anak bisa dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobin berada di bawah 11-13 gram per desiliter. Sementara itu, seorang pria akan disebut menderita anemia bila kadar Hb kurang dari 14-18 gram per desiliter. Wanita dengan kadar Hb kurang dari 12-16 gram per desiliter dianggap penderita anemia. Bila kadar Hb ibu hamil kurang dari 11 gram per desiliter maka ia menderita anemia.

Sumber: slide presentasi Danone Indonesia
Sumber: slide presentasi Danone Indonesia

Pada kasus anemia defisiensi besi akan berakibat jangka pendek dan panjang. Pertama, anemia pada ibu hamil akan berdampak pada risiko keguguran, pendarahan pascapersalinan, kelahiran Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), hingga kelahiran prematur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun