Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjadi Bunda Tanggap Alergi dengan Gerakan 3K

22 April 2019   17:37 Diperbarui: 3 Mei 2019   14:38 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para narasumber yang hadir/Dokpri

Patut dicatat, risiko alergi akan semakin tinggi apabila terdapat riwayat alergi pada keluarga. Sebanyak 40 persen hingga 60 persen kemungkinan anak mengalami alergi bila kedua orang tua memiliki riwayat alergi. Peluang kemungkinan terjadi alergi semakin besar, di angka 60 persen sampai 80 persen, apabila kedua orang tua memiliki manifestasi sama.

Bagaimana bila saudara kandung memiliki riwayat alergi? Probabilitas mengalami alergi justru semakin kecil, berkisar 25 persen hingga 30 persen. Sementara itu bila orang tua tidak memiliki riwayat alergi maka kemungkinan sang anak mengalami alergi akan jauh lebih kecil (5 persen sampai 15 persen).

Mengenal Alergi Susu Sapi

Apakah anak anda mengalami alergi susu sapi? Berapa banyak anak yang mengalami hal serupa di dunia? Melanjutkan data WAO di atas, dari 10 sampai 40 persen angka prevalensi alergi dari total populasi dunia, sebanyak 7,5 persen di antaranya merupakan anak-anak dengan alergi susu sapi.

Angka di atas menunjukkan bahwa tidak sedikit anak di dunia yang mengalami hal serupa. Apakah para ibu menyadari kondisi sebenarnya dari sang buah hati? Apakah para orang tua sudah memastikan sang anak bukan satu dari sekian juta anak yang mengalami alergi susu sapi?

Mari kita mengenal alergi susu sapi lebih jauh. Menurut Prof. DR. Budi Setiabudiawan, alergi susu sapi diakibatkan oleh respon sistem imun yang tidak normal terhadap protein susu sapi. Jenis protein yang paling sering menyebabkan alergi adalah whey dan kasein. Seorang anak bisa saja mengalami alergi terhadap salah satu atau kedua protein tersebut.

Mengutip hellosehat.com, saat seorang anak mengonsumsi susu yang menyebabkan alergi, maka sistem kekebalan tubuhnya akan menandai atau menanggapi protein yang masuk ke dalam tubuh sebagai zat berbahaya. Saat itu tubuh akan langsung menghasilkan antibodi yang berfungsi menangani alergi yang terjadi pada tubuh. Antibodi tersebut adalah immunoglobulin E (IgE).

IgE lantas mengenali protein tersebut sebagai zat berbahaya dengan mengirimkan sinyal pada tubuh untuk mengeluarkan histamin dan aneka zat kimia lain yang dapat menimbulkan gatal-gatal, kemerahan pada kulit dan gejala-gejala lain seperti mencret, diare, mata berair, flu, batuk, dan sebagainya.

Natasha Rizky (tengah)/dokpri
Natasha Rizky (tengah)/dokpri
Budi Setiawan mengatakan gejala dan tanda bisa muncul dalam berbagai tingkat keparahan. Setiap anak pun bisa berbeda-beda. Meski begitu gejala yang langsung muncul tak lama setelah anak meminum susu adalah muntah. Selain itu, akan muncul rasa gatal yang disertai bengkak dan kemerahan.

Selain gejala dan tanda-tanda tersebut, berikut sejumlah tanda dan gejala umum yang patut diperhatikan:

  • Mencret
  • Diare
  • Kram pada perut
  • Mata berair
  • Flu
  • Batuk
  • Kulit menjadi ruam dan gatal terutama di daerah sekitar mulut
  • Mengalami nyeri atau kolik pada perut.

Seandainya gejala yang muncul sangat parah maka anak bisa mengalami anafilaksis. Secara sederhana anafilaksis diartikan sebagai keadaan di mana anak susah bernapas akibat respon alergi yang terjadi menyumbat dan menghalangi saluran pernapasan. Dalam situasi seperti ini dibutuhkan tindakan dan penanganan yang khusus dan tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun