Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

LRT Palembang Dikritik Prabowo, Bagaimana Masa Depan LRT Jabodebek?

20 Februari 2019   00:21 Diperbarui: 20 Februari 2019   12:15 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
LRT Palembang/ KOMPAS.com/ Aji YK Putra

Penggunaan LRT akan sangat memangkas waktu tempuh yang semula bisa sampai berjam-jam. Sebagai contoh, perjalanan dari Cibubur hingga Dukuh Atas hanya dibutuhkan waktu 39 menit. Perjalanan dari Cawang hingga Dukuh Atas hanya menghabiskan 21 menit.

Untuk menikmati layanan LRT pengguna hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 12.000, setelah disubsidi pemerintah dari angka Rp 40-an ribuan.

Terkait jam operasional, LRT akan beroperasi sejak pukul 04.00 WIB hingga menjelang tengah malam, tepatnya pukul 23.00 WIB. Pengoperasian LRT belum bisa dilakukan selama 24 jam. Butuh waktu khusus untuk pemeliharaan agar penggunaan LRT terhindar dari kendala.

Infografis dari http://lrtjabodebek.com
Infografis dari http://lrtjabodebek.com
Terintegrasi, ramah disabilitas dan lingkungan

Sarana dan prasarana pendukung akan dibuat selengkap mungkin, termasuk mengupayakan agar ramah disabilitas dan kelompok berkebutuhan khusus, mulai dari lift, tangga, hingga fasilitas publik lainnya seperti toilet, ruang laktasi, pun mushola. Stasiun pun didesain ramah lingkungan, laiknya bangunan futuristik. 

Seperti dikatakan Zulfikri, LRT akan diintegrasikan dengan layanan transportasi massal lainnya seperti bus transjakarta dan tersambung dengan Jembatan Penyebrangan Orang (JPO). Stasiun LRT akan menjadi Kawasan Berorientasi Transit (TOD).

Infografis dari http://lrtjabodebek.com
Infografis dari http://lrtjabodebek.com
Makin maju, makin beradab

Sebagaimana kata Zulfikri, kehadiran LRT diharapkan akan membawa warna baru dalam kehidupan masyarakat. Di satu sisi, ia bisa mengubah pola bertransportasi masyarakat ibu kota dari penggunaan kendaraan pribadi kepada moda transportasi massal.

Di sisi lain, kehadirannya akan ikut membentuk budaya masyarakat menjadi lebih disiplin dan teratur. Masyarakat akan lebih menghargai budaya antre dan beralih dari pembayaran tunai ke non-tunai. Tidak sampai di situ, masyarakat diharapkan menjadi lebih menghargai fasilitas publik dengan menjaga dan menjauhkannya dari aksi vandalisme.

Kita masih mendapati orang yang suka serobot di loket karcis, berebutan saat hendak masuk dan turun dari kendaraan atau kereta, hingga sesuka hati mengambil tempat yang khusus diperuntukan bagi lansia, ibu hamil, ibu menyusui, dan kelompok berkebutuhan khusus.

Petunjuk kursi/bangku prioritas di KRL yang masih sering diabaikan/foto change.org
Petunjuk kursi/bangku prioritas di KRL yang masih sering diabaikan/foto change.org
Tentu, seperti kata Jokowi, untuk mencapai situasi yang ideal itu butuh waktu. Kita berharap seiring membaiknya transportasi publik di ibu kota, perilaku dan budaya bertransportasi masyarakat pun berjalan linear.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun