Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Kiprah Tunggal Putra di Asian Games Mulai Dipertanyakan

1 Agustus 2018   19:24 Diperbarui: 3 Agustus 2018   13:55 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anthony Sinisuka Ginting/KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO

Saat ini perhatian pencinta bulu tangkis dunia sedang tertuju ke Nanjing Olympic Sports Centre. Ya, di tempat yang dulu dieja Nanking itu sedang berlangsung Kejuaraan Dunia 2018. Selama sepekan ini sejak 30 Juli, Jiangsu, ibu kota salah satu provinsi di China menghelat turnamen bulu tangkis level satu.

Para pemain terbaik dunia di setiap nomor bertarung meraih predikat juara dunia di daerah yang terleat di selatan Sungai Yangtze itu. Tak terkecuali Indonesia. Dari sekitar 17 pemain yang dikirim, Indonesia menargetkan sedikitnya satu gelar juara.

Target tersebut tentu tidak ditujukkan kepada sektor tunggal, baik butra maupun putri. Di tunggal putra misalnya, selain sumberdaya yang tak bisa diandalkan, fakta terbaru, para pemain yang dikirim dari pelatnas Cipayung sudah angkat koper. Dua pemain tunggal putra andalan Indonesia, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting rontok di babak awal.

Dimulai dari Jojo, sapaan Jonatan Christie pada Selasa, 31 Juli kemarin. Unggulan 13 ini menyerah dari pemain Malaysia, Daren Liew di babak pertama. Jojo kalah dua game langsung, 12-21 dan 16-21 dalam tempo 34 menit dari pemain non unggulan itu. Kekalahan ini cukup disayangkan. Jojo gagal melanjutkan tren positif di pertemuan pertama di Malaysia Open 2018. Saat itu pemain berperingkat 15 dunia menang 21-18 dan 21-17.

Jonatan Christie/badmintonindonesia.org
Jonatan Christie/badmintonindonesia.org
Nasib buruk Jojo itu gagal ditebus kompatriotnya, Anthony Ginting di babak kedua. Ginting pun kalah straight set dari pemain Jepang, Kanta Tsuneyama, 17-21 dan 13-21. Kedua pemain sudah bertemu dua kali di level junior. Kalah di pertemuan pertama di Kejuaraan Asia U-19 2014, 13-21 dan 15-21, Ginting membalasnya di Kejuaraan Dunia Junior pada tahun yang sama dengan skor lebih telak 21-13 dan 21-5.

Pertemuan terakhir Ginting dan Tsuneyama terjadi di Youth Olympic 2014. Saat itu Anthony menang rubber game, 21-8, 14-21, 21-12. Menariknya, kemenangan di pertemuan terakhir itu terjadi di Nanjing. Ternyata kemenangan di level junior tak menggaransi di tingkat senior.

Head to head Ginting dan Kenta di dua pertemuan awal/www.tournamentsoftware.com
Head to head Ginting dan Kenta di dua pertemuan awal/www.tournamentsoftware.com
Penampilan antiklimaks unggulan 12 ini membuat Indonesia tak memiliki wakil lagi di sektor ini. Beberapa saat kemudian, pemain senior, Tommy Sugiarto juga tak bisa berbuat banyak di babak kedua.

Tommy yang merupakan pemain nonpelatnas takluk dari Hans Kristian Vittinghus. Kemenangan mudah atas Kalle Koljoben dari Finlandia di babak pertama, 21-16 dan 21-14, gagal berlanjut di babak kedua. Tommy yang menjadi unggulan ke-15 kalah 14-21 dan 15-21 dari pemain asal Denmark itu. Ini menjadi kemenagnan pertama pemain 32 tahun itu setelah dalam tiga pertemuan selalu kalah dari putra mantan pebulutangkis nasional, Icuk Sugiarto itu.

Tersingkirnya para pemain Indonesia itu jelas mengecewakan. Di satu sisi ketiganya menyandang status unggulan. Harapan kita mereka bisa berbicara banyak setidaknya bisa sampai babak 16 besar. Di sisi lain, dari hasil undian langkah mereka menuju babak lanjutan terbuka lebar. Sayangnya hasil di lapangan berkata lain.

Nasib mereka tak seperti Ygor Coelho. Pemain dari negara yang tak memiliki tradisi bulu tangkis, Brasil, sukses memberi kejutan. Di babak pertama, pemain berperingkat 39 dunia memulangkan Wong Wi Ki yang memutuskan mundur dalam kedudukan 22-20, 19-21 dan 11-4. Selanjutnya ia membuat unggulan wakil India, Prannoy HS tak berkutik. Unggulan 11 itu takluk 8-21, 21-16 dan 21-15 dari Coelho.

Ygor Coelho / esportes.estadao.com.br dari Alexandre Schneider/ Getty Images
Ygor Coelho / esportes.estadao.com.br dari Alexandre Schneider/ Getty Images
Kekalahan Jojo dan Ginting meninggalkan pekerjaan rumah besar bagi Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) umumnya. Pun secara khusus kepada tim pelatih. Hendry Saputra dan Irwansyah yang masing-masing menyandang status pelatih kepala dan asisten pelatih tim utama harus bekerja keras untuk memperbaiki performa anak asuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun