Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Beda Nasib Indonesia dan Jepang di Dua Turnamen Super100

29 Juli 2018   17:30 Diperbarui: 29 Juli 2018   17:41 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ihsan Maulana gagal di final Yonex Akita Masters Japan Super100/Foto dari Badminton Association of Thailand

Sayangnya pasangan rangking 95 dunia ini masih memiliki kekurangan yang tidak sedikit. Beberapa dari antaranya adalah soal servis dan pertahanan. Pertahanan keduanya masih mudah ditembus. Belum lagi kemampuan menguasai lapangan yang masih harus diasah. Bila asyik menyerang, terkadang mereka lupa untuk mengamankan area pertahanan.

Namun demikian hasil ini memberikan sinyal positif. Keduanya adalah pasangan masa depan. Selain latihan intensif, hal yang tak kalah penting adalah menambah jam terbang. Setelah bergulat di level Internationan Challenge dan Super100 sepanjang tahun ini tidak salahnya bila mereka mendapat kesempatan lebih baik di level tersebut maupun coba diadu dengan para pemain top di level yang lebih tinggi.

Dari tiga wakil yang bertanding di partai pamungkas, Indonesia harus puas dengan satu gelar. Alfian Eko Prasetya/Angelica Wiratama gagal mencapai klimaks saat menghadapi Kohei Gondo/Ayane Kurihara. Pasangan tuan rumah berhasil memenangkan pertarungan tiga game dengan skor 9-21, 23-21, 17-21.

Alfian dan Angelica sebenarnya diharapkan mampu menginjak podium tertinggi. Pasalnya keduanya mampu menyingkirkan unggulan pertama asal Taiwan di babak semi final. Kemenangan atas Chang Ko Chi/Cheng Chi Ya 21-16, 17-21, 21-14 ternyata tidak berlanjut ketika menghadapi sesama pasangan non unggulan.

Kekalahan ini semoga memotivasi mereka. Sebagai pasangan baru hasil ini jelas menjadi awal yang baik. Alfian yang sebelumnya pernah menjadi juara Vietnam Open GPG 2017 bersama Melati Daeva dan Finnish IC 2018 bersama Gischa diharapkan mampu memotivasi partner barunya untuk sama-sama meningkatkan level permainan. Selain teknik dan mental, komunikasi di antara mereka harus diperbaiki.

Antiklimaks juga terjadi pada Ihsan Maulana. Dijagokan ditempat kedua tak membuat pemain berusia 22 tahun ini meningkatkan ekpektasi menjadi juara. Pemain asal Tasikmalaya ini menyerah straight set dari Sittikhom Thammasin.

Kekalahan 10-21 dan 13-21 dari pemain Thailand itu meninggalkan banyak catatan. Di satu sisi, peringkat Ihsan lebih baik dari lawannya. Ihsan berada di rangking 40 sementara pemain Thailand itu berada 16 strip di belakangnya.

Di sisi lain, mental bermain Ihsan masih menjadi tanda tanya. Kedua pasangan sudah tiga kali bertemu. Sitthikom pernah mengalahkan Ihsan di perempatfinal Kejuaraan Asia Junio 2013 untuk mengunci kemenangan di dua pertemuan. Namun Ihsan mampu meraih kemenangan di pertemuan terakhir di Malaysia Masters 2015.

Setelah tiga pertemuan itu perkembangan Ihsan jauh lebih baik. Ia sukses menjejaki final di empat turnamen mulai dari Dutch GPG 2014, Thailand Open GPG 2015, Macao GPG 2017 dan terakhir di Japan S100. Namun tak satupun yang berbuah gelar juara. Di Dutch GPG ia menyerah dari Ajay Jayaram asal India. Selanjutnya, berturut-turut takluk di hadapan Lee Hyun-il asal Korea, Kento Momota dari Jepang dan terkini Sitthikom.

Kekalahan demi kekalahan ini membuat mental bertanding Ihsan harus dipertebal. Apalagi pemain yang pernah berada satu level dengan dua rekan sepelatnas lainnya, Jonatan Christie dan Anthony Ginting itu bergulat di level bawah. Sementara dua rekan lainnya sudah lebih banyak bermain turnamen level atas.

Harapan ganda putra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun