Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kejuaraan Dunia, Titian Akhir Menuju Asian Games 2018

29 Juli 2018   14:42 Diperbarui: 29 Juli 2018   14:50 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya saat menjuarai Indonesia Open Super1000. Ganda nomor satu dunia ini menjadi harapan Indonesia untuk memenuhi target minimal satu gelar juara di Kejuaraan Dunia/foto dari badmintonindonesia.org

Bila mampu melewati hadangan ini, The Minions akan dihadapkan dengan unggulan lain dari pul bawah. Ada Liu Chen dan Zhang Nan, pasangan China yang berstatus juara bertahan. Performa mereka memang kurang konsiten tahun ini. Namun Zhang memiliki catatan bagus ketika tampil di turnamen utama seperti Kejuaraan Dunia dan Olimpiade sejak 2011.

Tak kalah menakutkan adalah Mathias Boe/Carsten Mogensen dari Denmark, Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin dari Taiwan serta Takuto Inoue/Yuki Kaneko asal Jepang. Boe dan Mogensen mengawali tahun ini dengan baik namun nasib buruk dituai di Malaysia dan Indonesia Open yang mana mereka tersingkir di babak pertama. Tentu pengalaman buruk tersebut memacu mereka untuk menjadi lebih baik.

Nama-nama seperti Lee Jhe-Huei / Lee Yang dari Taiwan, Goh V Shem / Tan Wee Kiong dari Malaysia serta Li Junhui / Liu Yuchen asal China serta pasangan-pasangan yang bisa menjadi kuda hitam seperti Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty dari India; Chris Langridge/Marcus Ellis asal Inggris, dan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi dari Malaysia akan semakin meramaikan persaingan menuju tangga juara dunia.

Secara keseluruhan, selain Jepang, China masih menjadi lawan terberat Indonesia. Li/Liu misalnya memiliki musim yang baik setelah menjadi juara Asia dan membantu China ke final Piala Thomas. Meski pasangan jangkung ini memiliki rekor yang buruk menghadapi The Minions, Negeri Tirai Bambu masih memiliki sejumlah peluru dalam diri Zhang/Liu, Han Chengkai/Zhou Haodong dan He Jiting/Tan Qiang. Yang memenangkan pertarungan ini, dialah yang berpeluang kembali merebut kejayaan di Istoran.

Kepungan Jepang

Jepang adalah negara yang perlahan tetapi pasti menggerus dominasi China di sektor ganda putri saat ini. Negara Samurai Biru memang gagal bersaing dengan China di Kejuaraan Dunia tahun lalu. Dan secara keseluruhan China adalah penguasa nomor ini dengan total 20 gelar dari 21 edisi sejak 1983.

Namun cerita berbeda di turnamen-turnamen lain. Kemunculan ganda putri seperti jamur di musim hujan membuat Jepang mampu mendominasi sebagian besar HSBC BWF World Tour tahun ini. Lebih dari separuh gelar juara menjadi milik Jepang. Tepatnya, delapan dari total 14 turnamen sejauh ini diboyong para pemain Jepang.

Chen dan Jia, juara bertahan akan mempertahankan gelar di hadapan pendukung sendiri/gambar dari bwfworldchampionships.com
Chen dan Jia, juara bertahan akan mempertahankan gelar di hadapan pendukung sendiri/gambar dari bwfworldchampionships.com
Para pemain Jepang hanya kehilangan dua gelar utama yakni All England yang dimenangkan Christina Pedersen dan Kamilla Rytter Juhl dari Denmark serta Toyota Thailand Open yang menjadi milik Greysia dan Apriani. Dominasi di Kejuaraan Asia dan Piala Uber menegaskan superioritas Jepang di sektor ini.

Selain Misaki Matsutomo dan Ayaka Takahashi, Jepang memiliki Yuki Fukushima dan Sayaka Hirota, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, dan Shiho Tanaka dan Koharu Yonemoto. Meski tak lagi menjadi pasangan nomor satu, jawara Olimpiade ini masih menakutkan. Pasangan senior ini tampil cukup konsisten tahun ini dengan meraih podium utama Indonesia Masters dan Malaysia Open, serta dua kali menjadi runner-up yakni Kejuaraan Asia dan Thailand Open.

Bila mampu melewati hadangan di babak awal, mantan pasangan nomor satu dunia ini berpotensi terlibat perang saudara dengan penerusnya, Matsumoto/Nagahara di babak ketiga. Kedua pasangan ini sudah dua kali bertemu, dengan hasil yang mengejutkan.

Sementara Yuki/Sayaka melejit bak meteor sejak awal 2017. Keduanya telah merebut tiga gelar di tahun ini yakni German Open, Kejuaraan Asia dan Indonesia Open Super1000. Shiho Tanaka dan Koharu Yonemoto adalah juara World Superseries Finals tahun lalu. Paceklik gelar tahun ini, termasuk dua kekalahan di babak pertama akan membakar semangat mereka untuk bersaing dengan rekan-rekan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun