Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kemilau Gregoria "Jorji" Mariska di Tim Uber yang Belum "Move On"

24 Mei 2018   20:24 Diperbarui: 24 Mei 2018   20:47 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gregoria Mariska/gambar dari badmintonindonesia.org

"Pada saat mereka bisa bermain dengan cukup bagus, itu grafiknya bisa di angka 9 atau 10. Tapi saat mereka tidak bermain bagus, bisa turun sampai di angka 2," ungkap Eng Hian kepada badmintonindonesia.org.

Persoalan utama tidak pada teknik, tetapi mental. Keduanya tak mampu menghadapi tekanan dan mengubah pola permainan. Bisa jadi tekanan besar yang dialami membuat mereka gagal menampilkan permainan terbaik. Ekpektasi besar yang dibebankan kepada mereka justru berakhir petaka.

Di partai penentuan, Ruselli Hartawan belum bisa melewati tantangan Busanan Ongbamrungphan. Ia gagal mengulangi penampilan gemilang seperti  saat menaklukkan Li Xuerui kemarin. Meski telah berjuang "all out", Busanan, berperingkat 22 tahun itu masih terlalu tangguh. Busanan menegaskan diri sebagai salah satu pemain dengan pengalaman dan mental teruji. Ia belum pernah kalah ketika dimainkan sebagai tunggal ketiga di turnamen beregu sejak level junior.

Kemenangan Busanan 9-21 12-21 sekaligus memastikan langkah Thailand ke perempat final menghadapi China. Sekaligus menambah keunggulan dalam rekor pertemuan menjadi 2-0. Di pertemuan pertama di Kejuaraan Dunia Junior 2014, Ruselli menyerah 16-21 dan 13-21.

Kemilau Jorji

Dengan tanpa mengabaikan para pemain lain, nama Gregoria patut disebut. Pemain 18 tahun ini bermain baik sepanjang turnamen. Menghadapi Nichaon hari ini, Jorji menunjukkan semangat juang tinggi. Ia menutup kemenangan dua game langsung dengan aksi ciamik. Pemain kelahiran Wonogiri itu mampu membalikkan bola meski sudah berada dalam posisi sulit. Nichaon hanya bisa melongo tak percaya.

Kemenangan atas Nichaon melengkapi hasil sempurnanya di Piala Uber kali ini. Ia sukses meraih empat kemenangan, termasuk mengalahkan tiga pemain unggulan dengan rangking yang lebih tinggi. Selain Nichaon, Jorji lebih dulu membuat mantan juara dunia, Li Xuerui tak berdaya.

Konsistensi Jorji mengingatkan kita pada An Se Yeong, pemain muda Korea Selatan. Pemain junior kelahiran 2002 itu kembali menjadi penentu kemenangan tim saat menghadapi Kanada. Kemenangan atas Britney Tam, 21-13, 19-21, 21-11 hari ini mengantar negaranya ke semi final.

Selain Jorji, potensi Ruselli pun harus terus dirawat. Selain itu memaksimalkan sektor ganda sebagai harapan menyumbang poin. Susunan pemain hari ini sudah tepat. Itulah "line up" dengan materi terbaik. Semoga skuad Indonesia yang didominasi pemain muda ini terus diasah agar lebih siap menghadapi event akbar selanjutnya yakni Asian Games 2018.

Di atas segalanya, untuk perjuangan mereka hari ini kita patut memberikan apresiasi. Setidaknya kita tidak lagi menjadi bulan-bulanan China, dan mampu merepotkan Thailand. Mengutip pernyataan sastrawan Pramoedia Ananta Toer dalam "Bumi Manusia", mereka "telah melawan...Sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya."

N.B

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun