Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Membicarakan Rosberg, Teringat Lagi Rio Haryanto

29 November 2016   10:58 Diperbarui: 29 November 2016   15:26 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rio Haryanto/kompas.com

Musim formula 1 2016 resmi berakhir pasca seri pamungkas di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Minggu (27/11) lalu. Drama persaingan antara duo Mercedes, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg pun mereda. Meski finis di posisi pertama, di atas podium Hamilton dengan besar hati memeluk dan memberi salam kepada kompatriotnya yang akhirnya keluar sebagai juara dunia.

Sepanjang musim ini Hamilton dan Rosberg bersaing ketat, seakan seri balapan hanya diikuti dua pebalap saja. Sejak seri pertama di Sirkuit Melbourne, Australia  pada pertengahan Maret keduanya hanya kehilangan satu seri. Dari 20 seri, Hamilton 12 kali merebut pole dan 10 kali naik podium utama. Sementara Rosberg meraih sembilan kemenangan dan delapan kali mengawali balapan dari posisi terdepan.

Jarak lima angka yang memisahkan Rosberg dari Hamilton yang mengemas total 380 poin, menunjukkan bahwa persaingan begitu ketat. Meski takdir berkata lain, dalam hati kecil tentu Hamilton kecewa berat, dan dengan penuh sesal bergumam: andai saja selalu konsisten mungkin cerita akan berbeda.

Namun pebalap asal Inggris itu harus mengaku jujur bahwa rekannya jauh lebih konsisten sepanjang musim ini, dengan hanya kehilangan poin di satu seri balapan saja. Itupun terjadi setelah terjadi insiden tabrakan antara keduanya di seri kelima di Sirkuit Catalunya, Barcelona,pertengahan Mei lalu.

Statistik penampilan Rosberg dan Hamilton musim 2016/BBC.com
Statistik penampilan Rosberg dan Hamilton musim 2016/BBC.com
Bagi Rosberg kemenangan ini sungguh istimewa. Dua tahun terakhir pria yang juga membawa nama Finlandia ini selalu berada di belakang Hamilton yang tampil sebagai yang terbaik. Kali ini pebalap kelahiran 27 Juni 31 tahun silam sukses naik ke puncak tertinggi.

Ini adalah puncak pencapaian yang diidam-idamkannya sejak kecil. Sebuah mimpi yang diperammnya sejak berusia enam tahun saat mulai beradu di lintasan balap Karting. Melewati beragam jenjang dan seri balapan,pria bernama lengkap Nicolas Erik Rosberg akhirnya sampai ke jenjang tertinggi balap mobil, bergabung dengan tim Williams pada 2006.

Meski bakat besarnya sudah tercium sejak kecil, dan prospek sebagai pebalap hebat di lintasan jet darat sudah diendus oleh Frank Williams saat berusia 17 tahun usai menjuarai Formula BMW, Rosberg butuh tak kurang dari 10 tahun untuk bisa bersanding dengan Kimi Raikkonen, Fernando Alonso, Sebastian Vettel dan Lewis Hamilton yang lebih dulu merasakan gelar tersebut.

Meski namanya tak semasyur Ayrton Senna atau Juan Manuel Fangio dan gelar juara dunia tak seberapa dibanding Michael Schumacher, pencapaian ini mendatangkan sejarah tersendiri bagi keluarganya. Ia membuat sang ayah Keke Rosberg tersenyum lebar karena bisa memecahkan rekor keluarga Hill. Graham Hill  yang menjadi juara dunia 1962 dan 1968 berhasil mendorong sang anak Damon Hill meraih predikat yang sama pada 1996. Keke dan Nico serta Graham dan Damon adalah ayah-anak yang menjadi juara dunia.

Teringat Rio Haryanto

Bila masa depan Hamilton bersama Mercedes tengah diterpa kabar miring, tidak demikian dengan Rosberg. Seturut kontrak yang ditandatanganinya pada Juli tahun ini, Rosberg masih akan bersama tim yang dibelanya sejak 2010 itu hingga akhir 2018 nanti.

Terkait apakah masih akan memakai nomor enam atau beralih ke nomor satu seperti rumor yang berhembus, tampaknya tidak terlalu penting sama seperti membicarakan rivalitasnya dengan Hamilton yang sudah kembali ke titik normal. Namun setelah juara tampaknya Rosberg sulit berpaling dari nomor enam yang telah menjadi angka keramat sekaligus pembawa berkat. Pasalnya dengan nomor yang sama sang ayah menjadi juara dunia tahun 1982 dan bukan tidak mungkin ia akan kembali mengandalkan nomor yang sama untuk sekali lagi menjadi juara dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun