Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Pensiun Sempurna Si Ganteng dan Kaya Prestasi Lee Yong-dae

2 Oktober 2016   22:45 Diperbarui: 3 Oktober 2016   10:28 3381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari @LYDSparkers

Saya masih ingat, hari itu, Jumat, 3 Juni 2016. Saya berkesempatan ke Istora Senayan, Jakarta tempat  berlangsungnya Indonesia Open Super Series Premier. Penonton dari beragam usia membludak. Datang terlambat, jelas, saya kesulitan mendapat tempat strategis untuk menyaksikan pertandingan.

Dengan terpaksa, setelah mencari-cari ruang, akhirnya saya mengambil tempat di salah satu sudut di sisi barat Istora. Ternyata pilihan tempat tersebut membawa berkah. Dari jarak dekat saya melihat aksi ganda nomor satu dunia, Lee Yong-dae/Yoo Yeon Seong. Berada di lapangan tiga, pesona Lee terutama, tak kalah dengan Jonatan Christie, pemain muda Indonesia yang tengah bertanding di lapangan utama yang terletak di tengah (rekaman lengkap di sini).

Meski sebagian besar perhatian lebih tertuju ke lapangan utama, teriakan-teriakan dan histeria terutama dari kaum hawa tak kalah nyaring mengiringi aksi Lee/Yoo di lapangan. Berwajah rupawan, dan piawai di lapangan menjadi nilai lebih para pemain Korea itu. Di Indonesia nama mereka, terutama Lee sudah sangat familiar.

Saya patut bersyukur dengan kesempatan istimewa tersebut. Mungkin saja itu kesempatan pertama dan terakhir melihat keduanya berpasangan di lapangan karena setelah hari ini, hal serupa itu tak pernah terulang lagi.

Lee sudah memutuskan mundur dari tim nasional Korea, tepat setelah turnamen Korea Open Super Series yang berakhir Minggu, (02/10) hari ini. “Pensiun itu pasti dan aku ingin istirahat dari bulu tangkis untuk sementara waktu. Dokumen pensiun sedang dalam proses,”ungkapnya dalam wawancara dengan bwfworldsuperseries.com.

Keputusan bersejarah itu sudah dihembuskan sejak Olimpiade Rio de Janeiro usai. Hasil kurang maksimal di ajang akbar itu disinyalir menjadi pemicu. Ia bersama para pemain senior lainnya, terbanyak dari Tiongkok, ramai-ramai mengungkapkan rencana gantung raket.

Di ajang multievent itu, alih-alih melangkah ke partai puncak unggulan teratas sekaligus favorit juara itu malah kandas di tangan pasangan Malaysia Goh V Shem/Tan Wee Kiong di babak perempatfinal. Keduanya menyerah setelah berjuang selama 86 menit dengan skor 21-17, 18-21 dan 19-21.

Lee berterusterang hasil buruk itu masih menghantuinya hingga saat ini. Dari deretan prestasi luar biasa yang telah diraihnya, kegagalan itu menjadi salah satu penyesalan yang mungkin tak akan pernah dilupakan, selain gagal di Kejuaraan Dunia 2009 di India.

 “Aku merasa paling menyesal tentang Olimpiade terakhir di Rio. Aku terlalu tegang dan merasa terlalu banyak tekanan dari publik. Bila tak seperti itu, saya mungkin akan melakukan jauh lebih baik,”lanjut pria 28 tahun itu.

Meski demikian hasil buruk di Olimpiade itu hanya satu dari beragam alasan ia memilih mundur dari karir internasional yang telah ditekuninya lebih dari seperempat abad. Akun twitter @LYDSparkers, menguak alasan utama Lee mundur, sekaligus jawaban final atas rayuan agar bertahan hingga Olimpiade Tokyo 2020. Tentu rayuan itu bermaksud baik agar ia bisa mengakhiri karir dengan medali emas Olimpiade yang belum menghiasi lemari prestasinya.

“Saya sudah menghabiskan lebih dari 14 tahun dari hidup saya di Perkampungan Atlet, sejak sekarang saya ingin untuk tinggal dan dekat dengan orang tua.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun