Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kolombia, Kokain dan Kita

7 Juni 2016   15:34 Diperbarui: 7 Juni 2016   17:55 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Kolombia merayakan gol James Rodriguez ke gawang Uruguay di Piala Dunia 1994/Getty Images/bleacherreport.com

Teka-teki terkait ancaman tersebut sedikit banyak bisa dipahami bila merujuk pada klub tempat Gomez bermain sebelum tampil di Piala Dunia itu. Ia adalah pemain Atletico Nacional dan Millonarios, dua penguasa kompetisi Kolombia, yang salah satunya dikuasai oleh Pablo Escobar.

Dikenal sebagai raja obat bius yang memiliki kartel barang haram itu, Escobar adalah sosok yang sangat berpengaruh dan sangat ditakuti. Periode 1980-an adalah masa jaya pria bernama lengkap Pablo Emilio Escobar Gaviria. Menguasai lebih dari 80% peredaran kokain di Amerika, keturunan Spanyol ini meraup kekayaan tak kurang dari 24 milyar dollar AS. Kala itu majalah Forbes mendudukkannya di urutan ketujuh daftar orang terkaya sejagat.

Dengan dan melalui bisnis itulah ia menancapkan taringnya dan terus memperluas ekspansinya. Berbagai peristiwa pembunuhan, bahkan ancaman terhadap presiden Kolombia, membuatnya menjadi musuh polisi dan pemerintah.

Bisa jadi raja kokain yang meregang nyawa pada 2 Desember 1993 ini menjadi aktor di balik ancaman terhadap timnas dan Gomez, walau Gomez sendiri tak mengenal mereka.

"Tidak, saya tidak pernah bertemu mereka, saya tidak pernah tidur dengan mereka, saya tidak pernah punya apa-apa dengan mereka... Anda bertanya tentang Pablo Escobar, sekitar narkoba, dan saya tidak tahu apa-apa...”

Muasal
Kejadian yang menimpa Gomez pun terus menjadi misteri, dengan tanda tanya sebesar perselingkuhan antara pembunuhan, kokain dan sepak bola di Kolombia. Tak hanya Gomez, peristiwa misterius lain pun terus terjadi.

Seperti pada 1997, Anthony De Avila, mencetak gol untuk membantu Kolombia lolos ke Piala Dunia. Ia berlari ke kamera TV dan mendedikasikan gol tersebut untuk Rodriguez Orejuela dan kelompoknya yang dipenjara karena bisnis narkoba.

Tak lama kemudian, muncul berita sedih. Klub yang dibela De Avila harus menghenginkan cipta selama satu menit, menghormati salah satu anggota keluarganya yang baru saja dibunuh.

Walau menjadi misteri, perselingkuhan tersebut sedikit banyak bisa diurai dengan sejumlah penjelasan. Meski berbeda versi muaranya tak jauh berbeda.

Dari penelitian seorang profesor di Universitas Antioquia, Gonzalo Medina-Perez yang meneliti tentang hubungan sepakbola dan perdagangan narkoba berpendapat bahwa situasi di Kolombia itu bermula dari masa kepemimpinan Julio Cesar Turbaya Ayala yang sangat liberal. Sejak 1980 sang pemimpin memberlakukan kebijakan ekonomi yang memungkinkan legalisasi berbagai kegiatan ilegal seperti penyelundupan narkoba.

"Itu adalah pintu gerbang bagi pengedar narkoba yang mulai menunjukkan kekuatan ekonomi mereka dan menerapkannya di wilayah berbeda termasuk industri, perdagangan, keuangan dan, tentu saja, sepak bola," tuturnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun