Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Bola

Ibrahimovic: Menolak Mapan, Tegar Menjadi Diri

6 Oktober 2015   07:16 Diperbarui: 6 Oktober 2015   07:16 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua tahun bersama klub kampung halamannya, kecemerlangan Zlatan membuat raksasa Belanda, Ajax Amsterdam kepincut.Ajax pun memboyongnya pada 2001. Selama empat tahun bakat Zlatan diasah di negeri kincir angina. Tak hanya itu sifat aslinya yang temperamental pun tak bisa ditutup-tutupi.

Pada 2004, Zlatan melebarkan sayap pengalamannya ke Italia bersama Juventus. Zlatan turut andil mempersembahkan dua gelar scudetto bersama Nyonya Tua. Skandal calciopoli yang memaksa Juve didegradasi membuka jalan bagi Ibra untuk hijrah ke sesama klub Italia, Internazionale.

Petaka bagi Juve menjadi berkah bagi Zlatan. Bersama Inter ia karirnya menanjak. Seperti tubuhnya yang menjulang tinggi, bersama La Beneamata ia turut mengangkat tiga gelar Serie A dan reputasinya sebagai juru gedor handal mulai diakui setelah menjadi pencetak gol terbanyak di musim 2009.

Tiga tahun di Giuseppe Meazza, Ibra melompat ke La Liga bersama Barcelona. Berpindah seragam tak membuat pesonanya pudar. Bersama Blaugrana mereka memenangkan gelar La Liga dan Piala Super. Namun sifat keras kepalanya mengubah jalan karirnya. Perselisihan dengan manajer raksasa Catalan kala itu, Pep Guardiola membuatnya harus angkat kaki sebagai pemain pinjaman AC Milan.

Semusim menjalani masa peminjaman, kontrak Ibrahimovic akhirnya dipermanen Rossoneri pada 2011. Seperti aksi di lapangan yang kadang tak terduga, Ibra pun hijrah ke Prancis bersama PSG. Sejak 2012 Ibra terus berkontribusi bagi tim kaya baru itu.

Usianya boleh bertambah, ketajamannya pun demikian. Bersama Les Parisien ia pernah mencetak 30 gol dalam satu musim dan turut menorehkan sejarah baru bagi klub ibu kota itu dengan memenangkan gelar liga pertama dalam 19 tahun.

I'am Zlatan

Tak hanya berjaya di level klub. Nama besar Ibra juga berkibar bersama timnas. Ia menjadi pencetak gol terbanyak bagi timnas dengan 57 gol. Sebuah harian Swedia bahkan mendapuknya sebagai olahragawan Swedia terbesar sepanjang masa setelah legenda tenis, Björn Borg.

Pemain jangkung yang kerap disandingkan dengan legenda Belanda Marco van Basten ini telah membuktikan ketegarannya. Melanglang buana di sejumlah negara, tak berarti dirinya tak berguna. Klub boleh berganti, tetapi prestasi jalan terus.

Dibandingkan Messi dan Ronaldo sekalipun, sosok Ibrahimovic jauh lebih teruji. Ia telah ditempa di sejumlah kompetisi dan merasakan pahit manis berada bersama berbagai tim dengan beragam situasi dan komposisi.

Sosok yang kini juga berjaya di luar lapangan dengan sejumlah produk dengan merek dagang dan hak paten sendiri telah menolak kemapanan dan nyaman di satu tempat. Sepertinya tak ada kata comfort zone atau zona nyaman dalam kamus hidup Ibra. Justru pengalaman berziarah lintas kompetisi itulah yang membuatnya menjadi sosok yang kuat dan tegar, setegar fisiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun