Mohon tunggu...
Charisma Natalie Putri
Charisma Natalie Putri Mohon Tunggu... Lainnya - mengedukasi pembaca

hai!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Laki-laki Juga Boleh Menangis

4 Januari 2021   14:00 Diperbarui: 4 Januari 2021   14:01 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

“ Jadi cowok kok cengeng banget sih!”

“Cowok nangis?! Lemah banget itu bukan cowok!”

“Cowok harus kuat dan tegas, gak boleh nangis!”

Begitulah kata-kata yang pertama keluar dari mulut banyak orang ketika melihat laki-laki menangis. Tak jarang kita melihat para laki-laki yang sangat dituntut untuk selalu terlihat kuat setiap saat. 

Padahal laki-laki juga mempunyai perasaan sama seperti perempuan dan sama-sama mempunyai kesehatan mental yang perlu dijaga. Sebenarnya hal tersebut tidak boleh terjadi karena termasuk kedalam ciri toxic masculinity. Maka dari itu, banyak laki-laki di luar sana yang memendam perasaanya terutama ketika mereka sedang merasa sedih.

Maskulin & Toxic Masculinity

 Menurut Barker (2001) maskulinitas adalah peran yang ditentukan oleh gender, perilaku, kedudukan, dan bentuk dari kelelakian terhadap suatu individu yang berjenis kelamin laki-laki yang dikaitkan dengan kualitas seksual dan dibentuk oleh kebudayaan (Ratih, 2019). Sedangkan toxic masculinity menurut Ross-Williams adalah suatu perwujudan konstruksi sosial dari tindakan patriarki (mengutamakan laki-laki dalam kelompok sosial) yang mengharuskan laki-laki untuk bertindak secara jantan dan agresif agar mendapatkan kekuasaan dan rasa hormat. Pada fenomena ini banyak masyarakat yang sering kali menekankan dan mewajibkan laki-laki untuk “menjadi laki-laki” dalam unsur tradisional, dari pada mewajibkan untuk menjadi manusia biasa.

Apakah sebenarnya laki-laki boleh menangis? 

            Menangis sendiri didefinisikan sebagai respons alami yang dimiliki setiap manusia dengan tujuan untuk meluapkan emosi, dari rasa frustasi hingga kegembiraan (dr. Gabriella Florencia, 2020).  Seseorang yang menangis bukanlah pertanda mental kita lemah ataupun aneh, tentu hal ini berlaku untuk laki-laki maupun perempuan. Pada dasarnya, menangis digambarkan sebagai tutup botol yang terbuka untuk mengurangi stress dan perasaan yang tertekan. Maka dari itu, jika Anda menahan nangis akan berdampak bagi kesehatan mental seperti mudah terserang kecemasan, mudah marah, dan mengalami gangguan tidur.

            Manfaat Menangis Bagi Tubuh

Bagi orang yang melarang laki-laki untuk menangis, tahukah kalian bahwa ahli biokimia yang bernama William Frey (1985) telah menyatakan bahwa manfaat dari menangis dapat menghilangkan zat beracun yang menumpuk di darah manusia akibat mengalami stress berkepanjangan (Mandy, 2016). Jadi tidak adil bukan, bila kalian melarang laki-laki menangis sehingga memiliki zat beracun yang mengendap ditubuhnya, sedangkan perempuan yang diperbolehkan menangis kapan saja dapat memiliki zat yang baik untuk tubuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun