Mohon tunggu...
Chandra Wahyu
Chandra Wahyu Mohon Tunggu... Administrasi - lahir dan besar di purworejo, kuliah di semarang-jakarta-jogja, pernah kerja di padang sekarang di jogja

tukang ngumpulin data di Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semangat Senin

30 Oktober 2017   10:31 Diperbarui: 30 Oktober 2017   10:39 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak seperti biasanya, Senin pagi ini menjadi hari yang menyenangkan. Biasanya senin pagi menjadi hari yang berat, setidaknya buatku. 

Jarak dari rumah ke tempat kerja yang hanya 13 km dengan 9 titik lampu merah dan 1 titik belok kiri jalan terus itu butuh waktu hampir 45 menit untuk menempuhnya, lama sekali untuk ukuran Jogja yang bukan kota metropolitan.

Tidak berlebihan kiranya, minimal dari eye estimate menyusuri jalan arteri Adi Sucipto-Blok O-JEC-Gedong Kuning-Kusumanegara-Sultan Agung-Brigjend Katamso selama 10 tahun terakhir , 7 tahun ke arah bantul dan 3 tahun terakhir ini sedikit mendekat ke Kota Jogja. Tapi entahlah, hari ini perjalanan lancar jaya. Padahal start dari rumah juga sama, jam 06.15, mampir dulu ke sekolah anak mbarep yang kebetulan satu jalur dengan rute berangkat ke kantor. Ah bukannya dulu nyari sekolahnya memang yang sejalur biar praktis ? hehehe

Selepas libur dua hari, bagi yang 5 hari kerja atau 5 hari sekolah, hari senin menjadi awal rutinitas yang butuh kesabaran lebih, dimulai dari jalan raya. Lalu lintas di hari senin, tapi tidak senin di pagi cerah ini, dijalur yang saya lalui biasanya begitu ramai dengan kendaraan yang mengarah ke Kota jogja baik roda dua atau empat. 

Kenapa bisa begitu ya ? pernah pertanyaan itu saya ajukan ke temen-temen di kantor, jawabannya beragam. Tapi satu yang menarik adalah, anak sekolah, anak kuliahan, karyawan dari luar kota yang biasanya kost atau tinggal di asrama hari senin pagi itu berangkat dari rumah masing-masing jadi jalanan lebih ramai. Bisa jadi sih.....

Lalu lintas Jogja hari ini sangat jauh berbeda dengan 20 tahun yang lalu, disaat sepeda onthel masih banyak digunakan masyarakat untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Para karyawan toko berangkat kerja, pedagang berangkat ke pasar, pekerja kantoran, murid sekolah baik SLTP maupun SLTA, anak kuliahan masih banyak yang menggunakan sepeda onthel untuk menuju tempat aktivitasnya masing-masing.

Masih ingat guyonan kala itu, kalau lihat orang dengan pipi kanan lebih gelap dibandingkan pipi yang kiri bisa diduga itu orang yang tinggal di selatan Jogja dan aktivitas kesehariannya di Kota Jogja. 

Koq bisa gitu ? Katanya si, karena saudara-saudara kita yang dari wilayah Selatan sana kalau berangkat kerja ke jogja ngonthel sepeda maka pipi kanan terpapar sinar matahari pagi. Begitu juga ketika pada sore hari pulang kembali ke rumahnya, pipi kanan juga terpapar sinar matahari dari arah barat..... Tetapi guyonan itu sekarang sudah jarang terdengar. 

Lho bukannya sekarang rute mereka masih sama ? Matahari masih terbit di timur dan terbenam di barat ? dan Kota Jogja juga masih di sebelah utara ? Kan sekarang udah pakai helm sama penutup muka sehingga tidak terkena paparan sinar matahari pagi atau sore hari, itu makanya sekarang lalu lintas makin ramai dari segala penjuru menuju Kota Jogja Berhati Nyaman

kopi mana kopiiiiii.......

Senin pagi, Akhir okt 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun