Mohon tunggu...
Chamim ThohariMahfudillah
Chamim ThohariMahfudillah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kalo Capek Bilang, Jangan Ngilang

21 Maret 2019   14:55 Diperbarui: 21 Maret 2019   15:13 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Assalamua'alaikum

Cerita bentar yaakkkk

Dulu masih zaman SMA-ku, aku tergolong anak yang rajin ( Hiya Hiya ), berpakaian rapi, menaati aturan, gampangannya aku adalah anak yang bermain di koridor yang aman. Terlambat, disekolahku adalah masalah krusial disekolahku, dari anak berbagai kelas X,XI,XII pasti ada yang terlambat. Karena apa aku juga kurang tau ............. aku gak mengejudge anak pondok-an itu kalo sekolah bangunnya kesiangan tapi khuznudzon ajalahh mungkin mandinya antri, atau yang lain-lain.

Siswa yang terlambat pun tidak sedikit, bahkan jika digabung anak putra putri yang terlambat bisa mencapai 50-an anak, bahkan bisa lebih. Disekolahku masuk pagi jam 07.00, setelah itu berdoa dan masuk kelas, tapi tidak dengan yang terlambat.

BK dan guru piket akan mendata siapa saja dan memberi hukuman yang sangat bervariasi, mulai dengan memberi hukuman dengan membaca alqur'an beberapa juz, atau hukuman yang lain bahkan yang bisa lebih berat.

Sebelum adanya hukuman-hukuman seperti itu, BK disekolahku menerapkan absen berbasis Finger print, yang cara kerjanya menempelkan salah satu jari ke alat tersebut untuk mendata kita bahwa kita sudah ada disekolah. Alat tersebut disetting dengan jadwal pulang juga. Jadi aku datang dan pergi disekolah harus absen dulu ke alat finger tadi. Itu salah satu cara bagaimana mengatasi siswa yang kurang menaati aturan sekolah yang ada.

Waktu terus berlalu, pola pikir siswa juga akan terus berkembang. Meski sudah diterapkan alat tadi, tetap saja ada beberapa siswa yang bandel, dengan datang ke sekolah sepagi mungkin, setelah alat fingernya nyala dia langsung absen, lalu pulang. (ngeriiiiii gaessss). Padahal disekolah kami selain diabsen atau dicek kehadirannya tadi dengan alat finger  , BK juga bekerja sama dengan guru piket untuk mengabsen dengan cara kuno ( guru piket membawa daaftar hadir ), bisa disimpulkan kami dicek kehadirannya 3 kali sehari ( wkwkwkwkkkw kaya ... minum obat aja yakkk ).

Pernah pda saat itu juga aku pernah jadi pengurus kelas, sekretaris. Jadi sekretaris perbulan harus punya rekapan selama satu bulan siapa aja yang gak masuk. Jadi hampir setiap bulan aku ke BK. Bukan apa-apa, tapi untuk mengklarifikasi apakah benar anak ini tidak masuk atau kesalahan dari alat fingernya, jadi aku meski  anak baik-baik, tetap kok BK bukan hal Horor bagiku.

Masalah yang lain lagi, sekolah malarang membawa alat elektronik adalah hal biasa disekolah-sekolah lain. Pernah BK bersama keamanan sekolah menyiduk beberapa anak yang membawa alat elektronik itu, dan kegiatan itu insidental.

Jadi kita gak tau kapan BK keliling bersama keamanan sekolah. kadang-kadang BK dan tim keamanan mendapat alat elektronik yang paling murah sampai yang paling mahal, pernah juga BK dan tim keamanan sekolah sudah bersiap-siap digerbang sekolah untuk memeriksa kedisiplinan peserta didik, tapi ini ada yang beda, memeriksanya pada hari itu dengan alat detector, yang dimana alat itu jika mendeteksi barang elektronik ditubuh kita, maka berbunyilah dengan sangat keras dan lampu yang bewarna merah itu berkedap kedip.

Cerita diatas adalah sedikit cuplikan SMA saya, terimakasih telah membaca

Wassalamualaikum Wr. Wb

#C.T.M

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun