Mohon tunggu...
Angga Birawa
Angga Birawa Mohon Tunggu... Konsultan - Content Creator | Pemikir | Penyendiri

Angga Birawa merupakan nama pena saya. Saya menulis disini untuk mencurahkan kegelisahan dan kemarahan mengenai kultur kita yang makin menjauh dari hakekat manusia

Selanjutnya

Tutup

Worklife

[Renungan] S2, Syarat Maju di Dunia Korporasi?

21 Desember 2019   14:16 Diperbarui: 27 Desember 2019   17:44 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

S2 merupakan syarat maju di dunia korporasi? Benarkah? Lalu apakah lulusan SD, SMP, SMA, apalagi S1, sudah tidak punya kesempatan untuk memiliki karir yang cemerlang? Tidak juga. Selama hal - hal yang memenuhi syarat dapat dipenuhi oleh sang karyawan, hal tersebut tidak mustahil. Lalu kira - kira apa saja yang diperlukan untuk naik posisi?

Yang pertama tentu saja, kemampuan sang karyawan atau skill dari karyawan itu sendiri. Kalau tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik tentu saja atasan tidak akan suka pada kita. Yang paling penting, pertama - tama adalah kalian memiliki skill standar untuk melakukan pekerjaan kalian. Sampai sini sudah jelas ya. Banyak sekali artikel dan tulisan yang membahas mengenai hal ini. Dan ini merupakan hard skill sehingga mudah sekali diadaptasi oleh pekerja.

Yang kedua adalah rajin (attitude). Selain memiliki skill tentu saja anda harus rajin dan disiplin. Masuk kerja tepat waktu. Pulang kerja molor waktu. Atasan anda pasti senang. Tentu saja pulang kerja molor waktu ini harus kelihatan kerja, bukan sekedar nongkrong dan ngobrol di kantor. 

Yang ketiga adalah sungguh - sungguh (attitude). Atasan anda harus bisa melihat anda sungguh-sungguh dalam bekerja. Entah itu sungguh-sungguh dari hati, atau hanya kelihatan sungguh-sungguh. Yang paling penting adalah anda mampu menciptakan kesan tersebut dengan sebaik-baiknya agar bisa terlihat oleh atasan. Tidak penting apakah sebetulnya kalian malas-malasan selama atasan anda tidak tahu. Yang penting terlihat kerja dan sungguh-sungguh. Dicatat ya.

Yang keempat, mau belajar (attitude to gain knowledge or skill). Ini harus dilakukan agar skill anda tidak karatan di kantor. Akan ada banyak hal baru yang harus kalian pelajari. Dan kalian akan mendapat mandat dari atasan untuk melakukan training tertentu. Ikuti saja maunya atasan. Yang penting kalian  mengikuti workshop atau training tersebut. Tidak penting apakah anda mendapatkan manfaat dari training tersebut. Apalagi training mengenai framework atau metode tertentu. Karena kalau CEO tidak bersabda, maka hal tersebut tidak akan diimplementasikan di kantor anda. Formalitas memang sangat diperlukan dalam kehidupan berkaryawan.

Yang terakhir, dan yang paling penting adalah, kalian harus memiliki kemampuan menjilat atasan (attitude). Hal ini tidak dapat dinafikan amat sangat penting. Mau kalian seahli apa, serajin apa, punya attitude baik seperti apapun, kalau tidak diikuti dengan menjilat atasan, kalian tidak akan pernah naik kelas. 

Mengenai point terakhir, apakah saya apatis dengan menyampaikan hal tersebut? Tentu tidak menurut pendapat dan pengalaman saya. Tentu saja ini tidak berlaku untuk semua atasan. Hanya atasan sontoloyo yang senang dijilat oleh bawahannya. Tetapi coba kita berhenti dan berpikir sejenak, lebih banyak mana atasan sontoloyo atau atasan ideal?

Nahh, kalau kalian memiliki atasan ideal, kalian sangat beruntung sekali dan bisa fokus terhadap kerjaan kalian saja. Tidak perlu repot-repot memikirkan drama dan politik kantor. Atasan yang sontoloyo biasanya, selain senang dijilat, juga gampang termakan omongan gosip kantor. Bila kalian suka berbicara sembarangan dan tanpa filter, kalian sudah pasti akan stuck di posisi kalian saat ini. 

Solusi terakhir yang bisa saya sarankan kalau kalian memiliki atasan seperti ini adalah : Silahkan kalian cepat resign dari kantor kalian saat ini. Wasalam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun