Mohon tunggu...
Chairul Fajar
Chairul Fajar Mohon Tunggu... -

hanya warga negara biasa yang ingin negrinya hidup makmur sejahtera,

Selanjutnya

Tutup

Money

Waraskah Kita?

6 Januari 2017   16:14 Diperbarui: 6 Januari 2017   16:36 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sekarang lagi heboh apa-apa naik, tapi yang paling jadi hot news kenaikan PNBP terutama biaya penerbitan STNK dan BPKB, pemerintah pun dianggap kejam dan tidak mengerti kondisi masyarakat, DPR dan DPD buka suara meminta pemerintah membatalkan kenaikan-kenaikan tersebut yang katanya naik hingga 300%.

Banyak yang berpendapat bakal banyak yang menunggak membayar pajak kendaraan karena kenaikan tersebut, padahal dari nama saja sudah jelas PNBP, Pendapatan Negara Bukan Pajak, lalu apa hubungannya dengan pajak?, yang paling dihebohkan adalah kenaikan biaya penerbitan STNK dan BPKB, STNK tidak dibayar setiap tahun, namun 5 tahun sekali jika kendaraan roda dua dikenakan tarif 100rb rupiah, maka hanya perlu menyisihkan 20rb pertahun, apakah memberatkan membayar 20rb pertahun? bahkan angka tersebut lebih murah dari sebungkus rokok merk ternama di tanah air.

Lalu biaya penerbitan BPKB kita ambil biaya termahal yaitu 375rb. BPKB sendiri tidak juga dibayar setiap tahun tetapi hanya saat pembelian kendaraan bermotor, apakah wajar jika seseorang membeli mobil 150 jt tetapi mengeluh membayar 375 rb biaya yg diperlukan untuk membuat dokumen legalitasnya?.

Bagi saya justru kenaikan tersebut masih sangat minim, saya bukan orang kaya, jadi bukan sok kaya jika mendukung kenaikan tarif tersebut, tetapi kita juga nggak bisa munafik, kita bahkan selama ini mengeluarkan biaya yang lebih besar dari pada itu untuk mengurus STNK dan BPKB karena biaya extra diluar biaya legal, lalu untuk apa kita menyinyiri pemerintah jika sebelumnya saja kita mengeluarkan biaya lebih besar dari itu.

Yang perlu dipastikan pemerintah adalah bahwa dana yang diserap masuk kekas negara untuk kembali manfaatnya kepada masyarakat, pemerintah juga harus berbenah, membersihkan pungli di Instansi Negara untuk kepengurusan dokumen, saya selalu berpendapat lebih baik dipatok tarif dan dipajang besar-besar di sektor layanan publik, dari pada nanti petugas mematok sendiri besaran tarif sesuai keinginan mereka, selain ini meminimalisir pungutan liar, menambah pemasukan negara atau daerah, juga memperbaiki mental birokrat yang awalnya senang mempersulit demi adanya pelicin.

Kembali ke STNK dan BPKB jujur menurut saya yang dipatok Pemerintah dengan tarif barunya tidaklah memberatkan, apalagi dikatakan mengganggu perekonomian, kita bisa lihat justru Singapura menggunakan kedua instrument tersebut guna mengerem laju pertumbuhan kendaraan pribadi, Dan mendorong orang-orang beralih ke Kendaraan Umum, Biaya penerbitan BPKB bisa mencapai setara harga kendaraan tersebut.

Tentu Indonesia bukanlah Singapura, tetapi tidak ada salahnya bukan mencontoh tetangga yang pandai mengurus rumah tangganya, Indonesia bisa menerapkan Biaya Penerbitan STNK, BPKB dan bahkan Pajak kendaraan bermotor per suatu wilayah, biaya setiap daerah berbeda-beda tergantung dari populasi kendaraan pribadi, rasio populasi, dan luas wilayah, sehingga semakin padat kendaraan pribadi suatu wilayah semakin tinggi biaya yang dikenakan. tentu sekali lagi harus ada solusi pemerintah yaitu kendaraan umum yang murah dan aman dan menjangkau ke setiap area.

Jadi menurut saya saat ini kebanyakan kita terkena virus Lebay, YLKI, Anggota DPR, Anggota DPD, bahkan pemerintah sendiri yang seakan panik karena disudutkan sana-sini. Saya selalu merasa aneh, kita selalu meributkan hal yang kecil, seperti kenaikan biaya STNK dan BPKB ini padahal kemarin hasil riset menunjukan Beras dan Rokok menjadi penyebab kemiskinan di Indonesia, lalu kenapa kita malah meributkan STNK dan BPKB? yang nggak akan membuat anda miskin sekejap karena membayarnya, kenapa kita tak meributkan soal stabilisasi harga beras, kenapa kita tidak meributkan soal rokok yang bukan hanya menjadi penyebab kematian tetapi juga kemiskinan di negri ini, padahal pengusaha-pengusaha rokok justru bertengger menjadi orang-orang terkaya negeri ini, mari sedikit berfikir sejenak.. masih waras kah kita?

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun