Mohon tunggu...
Chairil Anam M.
Chairil Anam M. Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Life is a Journey

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Lir-ilir, Tembang Sunan Kalijaga

18 Maret 2011   13:35 Diperbarui: 4 April 2017   16:32 8737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sayup adzan maghrib berkumandang, bersahutan dari mushalla dan masjid di sekitar rumahku. Seperti biasa, seusai adzan, para jamaah di mushalla dan masjid itu menembangkan sholawat atau syair-syair dakwah lain. Dan salah satunya adalah Lir-ilir. Tembang ini merupakan tembang dakwah yang mengandung sarat makna filosofis. Dikenal luas merupakan hasil gubahan Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga seperti halnya Sunan-Sunan lain dalam Wali Songo, berdakwah dengan pendekatan yang sangat menghargai kearifan lokal. Gamelan dan Wayang dikenal merupakan beberapa alat dakwah beliau. Banyak gubahan hasil karya beliau, namun yang paling kita kenal mungkin adalah Lir-ilir ini. Ditembangkan dalam bahasa jawa, yang gaya bahasanya sekarang masih dapat ditemui dalam bahasa jawa pesantren tradisional.

Berikut ini adalah lirik Lir-ilir :

Lir-ilir, lir-ilir tandure wis sumilir

Tak ijo royo-royo, tak senggo temanten anyar

Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi

Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro

Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir

Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore

Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane

Yo surako… surak hiyo…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun