Mohon tunggu...
Chairil Anwar B.
Chairil Anwar B. Mohon Tunggu... Buruh - Pekerja Kasar

Dilihat dari sisi manapun, rasanya tak ada yang menarik dari diri saya. Karena itu, ada baiknya bila saya abaikan saja bagian ini.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Saya dan Facebook

24 Januari 2023   18:06 Diperbarui: 24 Januari 2023   18:08 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Saya mulai mengunakan Facebook sejak sepuluh tahun lalu, tepat ketika saya kelas dua SMA, dan masih menggunakannya sampai saat ini. Akun pertama saya bernama 'Chairil Anwar', sesuai dengan nama pemberian orang tua saya, hanya minus marga. Namun karena nama itu terkesan formal, saya mengubahnya menjadi 'Anwar Tak Jel*s'.

Awalnya nama itu terdengar keren dan mudah diingat. Saya menyukainya. Saya membacanya berkali-kali, setidaknya setiap kali mengakses Facebook, dan membayangkan bagaimana reaksi teman-teman saya saat membacanya. Saya juga melangkapi data diri semenarik mungkin sebab saya yakin akan ada seseorang yang membacanya secara seksama.

Pada tahun-tahun itu, di antara berbagai hal yang saya sering lakukan setiap kali mengakses Facebook, selain membaca kabar dan melihat foto yang dibagikan oleh teman-teman saya, adalah membuka profil orang lain. Saya tidak tahu mengapa, tetapi saya merasa senang saat mencari tahu, misalnya, tempat dan tanggal lahir seseorang, apa yang ia sukai, bagaimana pandangan politiknya, apa kutipan favoritnya, tempat-tempat mana saja yang pernah ia kunjungi, juga, yang paling penting; apa setatusnya saat ini. Dan, dari sekian banyak teman-teman saya di Facebook, hanya profil perempuan itu yang sering saya lihat -- inilah tujuan saya menggunakan Facebook.

Beberapa waktu kemudian saya baru tahu bahwa para pengguna Facebook dapat mengetahui siapa-siapa saja yang sering mengintip profil mereka. Saya jadi khawatir. Bagaimana kalau perempuan itu tahu bahwa saya sering mengintip profilnya? Maka, untuk mengakalinya, saya kembali mengganti nama Facebook saya -- yang awalnya 'Anwar Tak Jel*s', menjadi 'Anwar Chairil'.

Itu sepuluh tahun yang lalu, ketika Facebook masih berfokus pada pertukaran kabar antara orang-orang yang saling mengenal, di manapun mereka berada. Namun seiring perkembangan media dan teknik pemasaran, Facebook seperti beralih fungsi dari tempat bertukar kabar menjadi pasar modern, di mana seseorang atau lembaga atau instansi atau perusahaan memasarkan barang dan jasa mereka. 

Jika Anda adalah pengguna Facebook dan tidak mempunyai kedua produk itu, atau salah satu dari keduanya, maka bisa dipastikan bahwa Anda adalah target pemasaran. Sebaliknya, jika Anda memiliki salah satu dari dua jenis produk tadi, atau mungkin kedua-duanya, maka Facebook akan sangat berguna sebab Anda dapat memanfaatkannya sebagai tempat pemasaran.

Perubahan-perubahan tadi, bagaimanapun, mempunyai sisi positif dan negatif yang tidak perlu saya persoalkan. Yang jelas, kini dinding Facebook saya dipenuhi iklan, iklan, dan iklan. Terlalu banyak iklan. Sebagian besar iklan tidak relevan, sedang sisanya tidak menarik.

Saya jadi penasaran bagaimana pengalaman anak-anak sekarang, anak-anak yang baru menggunakan Facebook, dalam menyikapi aneka iklan yang muncul di beranda mereka. Saya sendiri sering mengakalinya dengan menggunakan 'mode gratis', sebab tujuan saya mengakses Facebook bukan lagi untuk sekadar melihat foto profil perempuan itu, melainkan untuk membaca tulisan-tulisan dari para penulis yang saya sukai.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun